"Maaf, tante gak bisa ngasih tau kalian."
"Loh, kenapa tan?"
Joo Eun menghela nafas lelah. Jeno dan Haechan datang ke tokonya untuk menanyakan di mana Jaemin. Ia sudah memberi tahu mereka bahwa Jaemin telah pergi ke luar negri untuk melanjutkan pendidikannya, tapi ia tidak bisa menyebutkan di mana tempatnya karna itu permintaan Jaemin.
"Jaemin yang minta"
"Tapi kenapa?" guman Haechan sedih.
"Tante gak tau alesannya karna Jaemin gak bilang. Apa kalian ada masalah?"
"Haechan punya sedikit kesalahan ke Nana yang belum sempet dilurusin. Gak tau deh kalo Jeno."
Jeno menggeleng ribut, "saya gak ngerasa kita ada masalah. Tante kan tau sendiri beberapa hari yang lalu bahkan Nana nginep di tempat saya. Kita gak bertengkar atau apapun itu"
Tepatnya itu empat hari yang lalu sebelum Jaemin pergi. Ia sempat memohon untuk menginap di apartement milik Jeno padahal Jeno saja sudah tidak tinggal di sana. Pemuda Lee itu tentu menuruti sang kekasih, karna ia berpikir mungkin Jaemin merindukan tempat itu. Jeno merasakan perbedaan sikap Jaemin pada saat itu, dari mulai terus menempelinya dan terus menanyakan hal-hal aneh berulang-ulang, seperti 'apa Jeno beneran sayang Nana? Apa Jeno gak akan ninggalin Nana?' Jeno tentu mengiyakan karna itu kenyataannya.
Jeno tiba-tiba mengingat perkataan Jaemin sebelum pemuda manis itu terlelap dalam tidur, 'bohong! Kalo nanti setelah Nana pergi Jeno masih setia nungguin sampe Nana balik lagi, baru Nana bakal percaya!'
Jeno menggit bibir bawahnya pelan, "apa itu kode dari Jaemin?" batinnya.
"Tante please, kasih tau kita dimana Jaemin! Kalo kita belum tau kita gak akan tenang apalagi nomor hp Jaemin udah gak bisa dihubungin." mohon Haechan.
Joo Eun menatap Jeno dan Haechan bergantian, sebenarnya ia merasa kasian tapi ia harus menuruti keinginan sang anak.
"Begini anak-anak. Kalian pasti tau kalo Tante kurang dekat dengan Jaemin, tapi biar bagaimanapun Tante ini ibunya. Tante paham seperti apa anak Tante, saat dia berpesan buat gak ngasih tau kalian, saat itu tante sadar dia memendam sesuatu tentang kalian." ujar Joo Eun lembut. "Percaya deh, nanti juga Jaemin bakal ngehubungin kalian, tapi mungkin gak sekarang-sekarang." imbuhnya.
Haechan menunduk sedih, hatinya terasa perih. "Apa Nana benci Haechan karna waktu itu udah ngomong keterlaluan?"
"Separah apapun masalah kalian, Jaemin gak akan pernah membenci kalian. Untuk saat ini dia cuma belum siap, dia masih menata perasaan."
Jeno meghela nafas dalam, sejak tadi ia tidak membuka suara karna terus memikirkan hal apa yang Jaemin sembunyikan darinya. Apa Jeno membuat kesalahan yang tidak dirinya sadari?
"Kasian Nana pasti dia kesepian sendirian di negri orang." lirih Haechan.
"Jaemin gak sendirian, dia bareng Renjun, mereka juga tinggal bareng." tutur Joo Eun.
Jeno seketika mendongak menatap ibu dari kekasihnya, "Renjun teman Jaemin?"
"Iya. Kalian tau orangnya kan?" Haechan menggeleng begitupun dengan Jeno.
"Jadi kalian belum pernah ketemu Renjun? Padahal dia sering loh bepergian bareng Jaemin, tante kira kalian juga saling kenal."
"Nana beberapa kali mau ngenalin kita, tapi waktunya selalu gak pas" ujar Haechan.
Jeno juga mengalami hal itu, Jaemin sering mengajaknya bertemu Renjun, tapi sama seperti Haechan waktunya selalu tidak pas. Jika bukan ia yang tidak bisa maka Renjun yang tidak bisa menemuinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/262793966-288-k407314.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Okay [Nomin] ✔
FanfictionBook-01 (completed) "Jaemin adalah alasan kematian seseorang" "Jaemin adalah kesialan" Sebenarnya bukan begitu... Jaemin tidak salah, hanya saja Jaemin tidak bisa melawan takdir! ##### Cerita ini perlu direvisi, tapi author belum sempet. Karna ini...