Bagian 5

60 9 0
                                    

Aku yang tak menyadari kehadiran Lani yang sudah bersama Rinda setelah menjemputnya di seberang jalan hanya terdiam. Seketika kedatangan Rinda yang kembali mengunjungi Jakarta hanya kusambut dengan kebingunan tentang diriku.

"Ta?" panggil Rinda

"Hah?" jawabku tampak cemas

"Kamu sakit, Ta?" tanya Lani memerhatikan wajahku

Ketika mendengar pertanyaan Lani, aku tak ingin untuk menjawab apapun. Beberapa saat kemudian aku memilih pergi mendahului mereka.

Setelah tiba di rumah sakit, sepanjang perjalanan yang kutempuh tadi terasa begitu lama. Ketika Rinda berusaha menenangkanku saat aku memberi tahu apa yang terjadi, mereka ikut menemaniku untuk segera mengunjungi dan melihat keadaan Ibu.

Beberapa saat seseorang berjalan menghampiriku. Kulihat, Pak Jaja hanya tertegun di hadapanku. Ketika ia menelepon dan memberi tahuku, aku tak bisa mendengarnya dengan jelas. Sesaat, akhirnya Pak Jaja menceritakan semuanya padaku.

Di balik jendela, aku hanya ingin menyembunyikan diriku dan tak melihat apapun di dalamnya. Ketika aku menyadari keberadaanku saat ini, aku tahu sulit bagiku untuk menerima kenyataan yang begitu pelik.

Tak begitu lama, setelah Pak Jaja menceritakan semuanya padaku, aku langsung masuk ke dalam ruangan dan memeluk tubuh Ibu dengan erat. Tanpa kusadari,  tangisanku semakin pecah hingga kemudian berteriak meminta agar Ibu bangun kembali.

Saat ini, aku tak mampu lagi menahan sesak di dada. Aku ingin meluapkan segalanya hingga tak lagi merasakan apapun. Kubangunkan tubuhku segera setelah menangis tanpa henti. Sejenak, napasku mulai tak beraturan. Seketika itu sisa tangis membuatku tersedu-sedu dan sulit bagiku meredanya.

Secara bersamaan, kulihat seseorang berjalan menghampiriku. Ketika aku mencoba melangkah mendekatinya, semua tampak begitu jelas. Aku tak tahu bagaimana jadinya jika semua yang terjadi hanya kulalui sendiri. Seiring waktu, akhirnya aku menyadari bahwa banyak  hal yang ingin orang lain berikan padaku.

"Ta?" ucap Alan padaku

Aku tak tahu tentang kedatangan Alan kali ini. Setelah sekian lama, akhirnya aku bisa melihatnya lagi. Beberapa hal yang terjadi membuatku mengerti bahwa setiap orang punya ceritanya masing-masing. Saat mengetahui Rinda yang memutuskan untuk melanjutkan kuliahnya  di Jogja, Alan selalu punya cara agar bisa bersama dengannya. Aku tahu sulit bagi mereka untuk bertemu, karena Alan memilih jalan yang berbeda. Sama halnya denganku saat itu. Namun, aku percaya mereka bisa melewatinya.

Tanpa menjawab Alan, Rinda yang berada di sebelahku meminta Alan untuk menunggu di luar. Aku menyadari keberadaanku di kelilingi orang yang begitu memedulikan. Kadang, aku ingin bersembunyi saat seseorang  melihatku. Saat tiba wsktunya, aku tak pernah tahu. Aku hanya tak ingin menunjukan sisi lain dari diriku.

Setelah begitu lama, keberadaanku di sini masih tetap sama. Sepanjang waktu aku hanya memandangi wajah Ibu berharap keadaannya menjadi baik. Ketika dokter menghampiriku dan mengatakan semuanya, ada harapan bagiku untuk melihat Ibu tetap di sisiku.

"Rin?" sontakku membangunkannya

"Iya, Ta?"

"Kamu pulang aja, Rin. Sudah larut, kamu juga harus istirahat"

Setengah sadar ia hanya tersenyum kepadaku, "Aku nggak apa-apa, Ta"

Kulihat wajah Rinda sudah tampak kelelahan. Beberapa kali aku juga mencoba meminta Alan untuk membujuk Rinda agar pulang. Namun, Rinda menolaknya dan memilih untuk tetap menemaniku selama berada di sini.

Ketika aku berjalan kembali menuju hospital bed, saat aku ingin membalikkan tubuhku tiba-tiba saja Lani masuk menghampiri keberadaanku.

"Ta, Ayo makan!" ajak Lani membujukku

LinggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang