Chapter 9 : Jadian

2.7K 384 52
                                    

"Oi bangun pemalas."

Naoya mengerjapkan matanya beberapa kali ketika Toji menyibak tirai kamarnya sehingga cahaya matahari menembus masuk ke kamar pria tersebut.

"Teme! Aku masih ngantuk!" ucap Naoya. Jam baru menunjukkan pukul enam pagi ketika Toji membangunkannya, biasanya ia paling awal bangun jam sembilan pagi.

"Jangan bawa kebiasaanmu kesini! Bangun dan cepat keluar dari sini. Kau sebaiknya kembali ke keluargamu!"

"Kau tidak dengar apa yang kubilang kemarin? Mereka lah yang menghajarku jadi aku tidak mau kembali."

"Kalau begitu keluar dari sini dan carilah tempat lain sialan!"

Naoya menguap dan pada akhirnya bangkit dari tempat tidur. Pria tersebut berjalan kearah sebuah pintu yang kemungkinan pintu kamar mandi di kamar Toji.

Toji mendengus lalu merapikan sendiri tempat tidurnya. Ia terbiasa melakukan beberapa pekerjaan rumah sendiri karena terkadang Megumi yang biasa melakukannya pasti ada saja hari dimana ia sibuk dengan urusan sekolahnya.

Beberapa saat kemudian Naoya keluar karena ia hanya cuci muka saja. Ia melihat Toji tengah merapikan tempat tidur. Naoya yang awalnya fokus melihat Toji kini malah fokus pada sesuatu yang mengarah ke jendela.

"Toji awas!"

Praaangg

Toji tidak sempat memproses apa yang terjadi karena ia kini terlentang di lantai dengan Naoya yang berada di atasnya. Ia melirik jendelanya yang kini pecah karena ada sebuah batu besar yang dilempar dari luar. Naoya segera bangkit dan melihat keluar jendela, Toji juga ikut melihat keluar jendela namun tidak ada siapapun di luar sana.

"Apa-apaan ini?" Ini pasti karena kau berada disini." ucap Toji menatap tajam Naoya.

"Jika kau berpikir begitu baiklah, aku akan pergi." balas Naoya. Ia pun segera keluar dari kamar Toji.

"Naoya-san? Tidak mau sarapan dulu?"

Naoya menoleh kearah Megumi yang membawa nampan berisi sarapan hari ini. Naoya pun segera menghampiri Megumi lalu memegang bahu pemuda tersebut.

"Naoya-san?"

"Apapun yang terjadi jangan pernah keluar sendirian Megumi."

"Tapi kenapa?"

"Aku tidak bisa menjelaskannya. Ini harus kau simpan, jika ada yang mencurigakan hubungi aku." ujar Naoya seraya memberikan kartu nama yang berisi nomer telfonnya.

"Naoya-san tunggu!"

Naoya tidak mempedulikan Megumi dan berjalan tergesa menuju pintu keluar lalu pintu gerbang. Naoya sempat berhenti untuk melihat jendela di lantai dua yang pecah sebelum kembali berjalan seakan mencari sesuatu.

"Sial!" umpatnya.

.

Satoru menepikan mobilnya di parkiran. Ia menoleh kebelakang dimana Megumi seperti tengah memikirkan sesuatu.

"Megumi ada apa?" tanyanya seraya menoleh kebelakang.

"Tidak ada, hanya memikirkan yang tadi." ucap Megumi karena ini pertama kalinya ada orang yang melempar batu ke rumahnya, terlebih peringatan dari Naoya. Megumi belum membicarakan peringatan Naoya pada siapapun.

"Ah kau tenang saja, tidak usah pikirkan itu Megumi."

Satoru keluar dari mobil begitupula Megumi.

"Satoru, Megumi ohayou."

"Ohayou Sugu-chan~/ ohayou." Balas Satoru dan Megumi secara bersamaan. Mereka bertiga pun berjalan beriringan menuju gedung sekolah.


Skip Time

Innocent BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang