Extra Chapter : TojiNao

2.5K 269 34
                                    

Mungkin melihat mereka tinggal bersama adalah pemandangan yang biasa. Kini yang membedakan adalah cincin yang masing-masing melingkar di jari manis mereka. Toji dan Naoya telah menikah, keinginan Megumi menjadikan Naoya sebagai ibunya menjadi kenyataan. Naoya awalnya malu-malu dan menutupinya dengan kekesalan tapi pada akhirnya ia mau juga. Toji dan Naoya menikah di kuil dan hanya dihadiri oleh orang-orang terdekat saja.

"Nao apa-apaan ini?!" ujar Toji kesal karena melihat sayuran yang telah jadi tumpah di lantai dan wadahnya pun telah pecah.

Toji melihat sekitar dan tidak melihat Naoya disini. Megumi, Satoru dan Suguru masih di sekolah, sudah pasti ini ulah istrinya yang ceroboh itu.

"Nao!"

"T-Toji.."

Toji menatap Naoya yang berada di teras depan, terduduk di lantai.

"Apa yang kau lakukan disana?"

"Aku mau ambil pengepelan tapi malah terpeleset disini."

"Dasar ceroboh."

"Berisik."

"Cepat bersihkan kekacauan yang kau buat!"

"Kau tidak lihat aku sedang berusaha?!"

"Aku tidak melihatnya."

Naoya berdecih dan mencoba untuk bangun. Bokongnya sakit sekali setelah mencium lantai terlebih karena aktivitas malamnya dengan Toji yang sampai subuh tadi benar-benar membuat Naoya kehabisan tenaga.

Toji lama kelamaan kasihan juga. Ia pun membantu Naoya bangun dan memeganginya berjalan kedalam rumah.

"Kau istirahat saja daripada membuat kekacauan lagi."

"Aku belum membereskan dapur."

"Aku yang lakukan."

Toji hendak meninggalkan Naoya di kamarnya, melempar smartphone milik Naoya juga ke si empunya karena sempat disita oleh Toji.

"Choso katanya tidak tertarik, kenapa menelfonmu terus?" tanya Toji menyipitkan matanya curiga.

"Pacarnya ngambek, aku hanya dimintai solusi."

"Apa kau bisa dipercaya?"

"Justru kau yang tidak bisa dipercaya."

"Haa?? Kau malah menuduhku sekarang."

Wajah Naoya merengut kesal. "Lalu kemarin saat kau libur kemana menghilang seharian?! Bukannya kau main ke rumah teman yang dulu sering kau bully?!"

Toji diajak nada tinggi justru tambah kesal mendengar ucapan Naoya dengan nada tinggi itu. "Memangnya kenapa aku pergi? Kau keberatan?!"

"Kau lupa aku ini istrimu?!"

"..."

"Lupakan, aku yg akan bereskan dapurnya."

Naoya bangun dengan hati-hati. Ia yang hendak ke dapur langsung lengannya ditahan oleh Toji.

"Apa karena itu kau marah-marah tidak jelas kemarin?"

"..." Naoya hanya diam.

Toji menghela nafas, pantas saja Naoya kemarin marah-marah, berujung dibanting ke ranjang oleh Toji dan mulai 'beraktivitas' disana.

"Nao jika ada sesuatu jangan seperti anak remaja, aku bukan tipe yang peka dengan kode-kode yang kau berikan kalau kau tidak katakan langsung."

Naoya masih diam, ia hanya menatap ke lantai dan tidak mau menatap Toji.

"Nao.."

"Kau itu punyaku sekarang, masih saja berani main ke rumah orang, dekat sekali malahan. Aku kesepian tau."

Innocent BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang