Chapter 11 : Teman Lama?

2.5K 383 54
                                    

"Megumi ayo sarapan dulu." ujar Toji ketika ia melihat Megumi telah memakai seragam sekolahnya.

"..." Megumi hanya diam dan berlalu begitu saja melewati Toji.

"Megumi beberapa hari ini kau menghindari ayah terus. Kau boleh marah pada ayah tapi harus tetap ingat sarapan."

"..." Megumi tetap acuh.

Toji yang sudah tidak tahan langsung menarik tangan Megumi agar menghadap dirinya.

"Lepaskan."

"Sarapan dulu."

"Tidak mau!"

"Nanti kau sakit Megumi."

"Tidak mau!"

"DENGARKAN AYAH!"

Megumi tersentak mendengar bentakan dari Toji. Seumur hidup Toji membentaknya bisa ia hitung pakai jari. Matanya berkaca-kaca terlebih Toji juga mencengkram tangannya.

Toji sendiri merasa bersalah telah membentak Megumi, melihat mata anaknya berkaca-kaca ingin menangis membuat air mata juga menggenang di pelupuk matanya. Toji memang sangar tapi jika ia melihat air mata orang yang ia anggap berharga pasti itu juga berpengaruh pada dirinya.

"Maafkan ayah, makan ya? Nanti kau sakit." suara Toji melembut dan tangannya mengusap air mata Megumi yang lolos ketika Megumi melihat genangan di pelupuk mata ayahnya. Dalam benaknya ia berpikir, apa ia sudah keterlaluan sampai ia membuat Toji hampir menitikkan air mata? karena itu air mata Megumi mengalir ketika memikirkan itu.

"Hei ada apa dengan kalian? Ayo sarapan." Satoru yang baru selesai langsung menghampiri Toji dan Megumi. Ia menarik mereka menuju meja makan. Ia tau beberapa hari ini Megumi dan Toji seperti tengah perang dingin dan ia juga sudah mencoba menengahi. Dua ayah dan anak ini memiliki sifat keras kepala yang sama jadi susah juga untuk Satoru menengahinya. Satoru juga tidak menyangka Toji akan emosi seperti tadi.

"Megumi makan yang benar. Mau aku suapi?" tanya Satoru ketika Megumi hanya memakan satu gigitan kecil makanannya tanpa minat.

"Aku tidak lapar Satoru-nii." jawab Megumi. Ia dan Satoru berbicara seperti biasa karena ia tau Satoru tidak melarang hubungannya dengan Sukuna.

"Megumi tetap harus makan nanti sakit lambung lagi."

Megumi menggeleng.

"Satoru aku pergi duluan." ucap Toji. Ia pergi begitu saja tanpa menyentuh makanannya sama sekali.

Satoru menghela nafas. Ia pun mengusap rambut Megumi. "Sebaiknya kau baikan dengan ayahmu ya?"

Megumi kembali hanya menggeleng.

"Kau tidak kasian pada ayah? Ayah sangat menyayangimu dan kau malah mendiamkannya seperti ini."

"Ayah tidak menyayangiku."

"Apa karena ayah tidak membiarkanmu pacaran dengan Sukuna? Dengar Megumi ayah hanya perlu waktu untuk memikirkannya. Tidak semudah itu bagi seorang ayah membiarkan anaknya pacaran, ayah hanya tidak mau nanti kau sakit hati."

Megumi memalingkan wajahnya.

"Kau itu masih terlalu polos untuk mengenal apa itu pacaran karena itu ayah memerlukan waktu untuk memikirkannya."

Mendengar penuturan Satoru sedikit tidaknya membuat Megumi mengerti. Mungkin nanti ia akan bicara pada ayahnya.

"Nanti aku bicara pada ayah."

Satoru tersenyum mendengar itu. "Bagus. Sekarang kau harus makan ya, habiskan sarapanmu."

Megumi mengangguk, lalu kembali memakan sarapannya.

Innocent BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang