Part 1 : Pindah Rumah

17.8K 585 22
                                    

"Ceci, bangun!" teriak Mama sambil mengibas-ngibas selimut yang tadinya menutupi tubuhnya.

"Bentar lagi.." Ceci menjawab mama dengan suara seraknya. "Aduh!" erang Ceci begitu mama memukul pantatnya.

"Nggak ada waktu lagi! Kita harus bangun pagi, pindah rumah membutuhkan waktu yang cukup lama." ceramah Mama. "Apalagi mengecek sekolah barumu."

"Argh, sekolah lagi... aku bosan." Ceci semakin menarik selimutnya menutupi kepala.

"Kamu perlu sekolah, mau apa kamu kalau sudah besar nanti?! Prestasimu di SMP aja sudah buruk! Masih untung kamu lulus UN. Pokoknya, setelah mama datang ke kamar lagi, kamu sudah siap." Mama membanting pintu.

Ceci mengerjap-ngerjapkan matanya. Menyipitkan mata untuk melihat jam. Pukul 6, batinnya.

Dengan malas, ia melangkah ke dalam kamar mandi. Membasuh muka dan menyikat giginya. 'Males mandi ah, toh keringatan lagi.'

Setelah mengenakan kaos biru dan celana jeans selutut, ia segera turun menuju ruang makan.

"Cepat banget kamu mandi, Ceci." Mama terlihat kaget.

''Nggak mandi, toh keringatan juga." Ceci mengambil susu kotak dan meminumnya.

"NGGAK MANDI?? CECI!!"

Tepat sebelum Mama menarik tangannya, ia menyambar roti lapis dan naik ke lantai atas. Sambil makan, ia melihat-lihat ruangan-ruangan yang penuh kenangan. Papan ukuran tingginya dari umur 1 sampai 15 tahun, cap tangan warna-warni, gambar-gambar yang (dulu) menurutnya bagus, terlalu banyak kenangan disini yang tidak tega ia tinggalkan.

Ia mencoba mengepaskan cap tangannya dulu dengan sekarang. Ceci akan pindah sekolah. Di sekolah yang dulu saja sudah susah ia dapat teman, apalagi sekolah baru?

Ceci berusaha menegarkan dirinya. Mungkin sekolah yang baru ini pasti lebih asyik, dan mungkin sikapnya yang penyendiri ini akan berubah juga.

"Ceci! Truk 'Jasa Pindah Rumah' nya sudah datang nih." teriak Mama dari bawah. "Cepat angkat kardus-kardusmu di atas!"

"Iya, Ma!" Ceci balas berteriak. Ia mencium gambar-gambarnya di dinding.

Good bye my childhood memory...

***

"Ma, aku mual..." kata Ceci pelan seraya menutup mulutnya. Matanya sudah berkunang-kunang. Pengen muntah. "Butuh udara segar, boleh kubuka kacanya?"

"Udara segar gimana? Banyak asap. Jangan, 'ntar mama yang mual lagi." komen Mamanya.

Nih Mama berkorban bentar untuk anaknya ngapa sih, pikir Ceci.

"Bentar lagi sampai kok. Tuh rumahnya," Mama menunjuk ke arah sebuah rumah berwarna hijau terang dengan atap cokelat.

"Norak amat warnanya." komen Ceci.

"Terserah Mama lah, toh Mama yang beli. Ya kan, Pa?" Mama memukul punggung papa dengan pelan. Papa hanya mengangguk perlahan tanda mengiyakan.

Setelah itu, mobil hitam mereka beserta truk Jasa Pindahan Rumah memasuki jalan kecil depan rumah. Saat Papa akan memarkirkan mobilnya, Ceci langsung berlari keluar dari mobil.

"Ceci!" teriak Papa dari dalam mobil.

"Bentar, Pa... Mau muntah!!" balasnya berteriak. Ia langsung berlari ingin masuk ke rumah.

"Bukan itu Ceci!! Di depan--"

DUANG!!

Tiang listrik tepat mengenai kepala Ceci. Ceci langsung roboh ke belakang menuju got di belakangnya.

Sial.

Di detik-detik ingin masuk got, tubuh Ceci ditahan oleh seseorang. Seorang cowok berkulit sawo matang menahannya.

"Nggak apa-apa?" tanya cowok itu sambil membantu Ceci berdiri.

"Nggak pa--hub--" Ceci menutup mulutnya. "Sori, dulu--hub--" Ceci langsung berlari menuju rumah barunya. Ia mencoba membuka pintu rumah. Ternyata terkunci.

"Ma, pintunya ter--huek!" Ceci langsung mengeluarkan 'apa yang akan dikeluarkannya' ke taman depan pintu.

Sedangkan cowok itu hanya tertawa melihatnya, "Cewek aneh."

***

"Ceci! Sudah selesai rapikan baju?" teriak Mama sambil membereskan dapur.

"Sudah!" balasnya. Ceci berjalan mengelilingi kamar tidurnya yang baru. Ukurannya sih sama, tetapi ia merasa lebih nyaman di rumahnya yang dulu. Ia duduk di kursi meja belajarnya.

Ngapain juga pakai meja belajar, toh nanti males juga.

Ia menutup wajahnya memikirkan sekolahnya yang baru. Apakah nyaman disana? Menyenangkan? Dapatkah ia menemukan teman yang akrab?

Ataukah sekolah barunya ini lebih--buruk?

My Mystical SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang