Part 4: School Beginning

8K 456 12
                                    

Ceci memakai seragam nasionalnya. Perasaannya bercampur antara malas dan gugup.

"Sudah siap, Ceci?!" teriak Papa dari arah meja makan. Papa sudah siap dengan kemeja kerjanya.

Tanpa menjawab, Ceci langsung saja menuju ruang makan. "Ceci nggak usah makan, Pa. Males" Ceci menarik nafas dalam-dalam. "Ceci pengen cepat-cepat ke sekolah."

Ya, tujuannya adalah meneliti suara teriakan kemarin. Entah kenapa suara tersebut selalu terngiang-ngiang di kepalanya dan membuatnya semakin penasaran.

"Makan!" Kata mama dari dapur.

Ceci mendengus kesal dan langsung menjejalkan roti bakar cokelat yang berada di atas meja ke mulutnya. Dan melancarkannya dengan susu.

"Udah." jawab Ceci singkat. Memandangi ibunya yang sudah ingin bertindak dengan mata sayu.

"Ya udah, yuk ke sekolah." Papa berusaha menengahi mereka dan mengambil kunci mobil.

Di tengah perjalanan, Papa menceramahi Ceci panjang lebar sedangkan Ceci tidak menghiraukannya.

"Sudah sampai, nggak ada yang ketinggalan, kan?" Papa membuka safety beltnya dan membuka pintu mobil.

"Eh eh! Pa nggak usah ngantar!" teriak Ceci untuk mencegah Papa turun. "Ceci bukan anak kecil lagi."

"Nggak apalah." Papa langsung meloncat turun dari mobil dan mencium pipi Ceci. "Bye, hati-hati ya." Papa kemudian mengantarnya sampai gerbang sekolah

"Iya iya" Pipi Ceci merona merah karena malu. Bagaimana tidak? Kelas 1 SMA masih diantar. Masih untung tidak diantar sampai kelas.

Oke, sekarang kita teliti darimana--mumpung sekolah masih agak sepi

"Cecilia!" Teriak seorang guru perempuan berperawakan hitam menuju kearahnya. "Kamu dari kelas 10 IPS! Kamu pikir sekarang jam berapa?"

"Jam 7. 05. Memang kenapa Miss?" tanya Ceci polos.

"Memangnya tidak diberitahu?? Kita masuk pukul 07.00!!!" Guru itu menegaskan suaranya.

Ceci melongo mendengarnya. Ternyata, sekolah ini masuk pukul 07.00. Dan sekolah sepi karena semua murid sudah baris di lapangan.

"Selama baris pagi, kamu berdiri di dekat tiang bendera." Guru itu menunjuk ke arah tiang bendera. Ceci menurutinya tanpa berbasa-basi dan berdiri di dekat tiang bendera sambil mendengarkan pengumuman penerimaan murid baru.

Sesekali ia melirik ke arah guru galak itu dan mengejeknya dari jarak jauh. Dan sesekali juga guru itu menghadap ke Ceci dan Ceci pun terdiam.

Ceci kemudian melirik lagi ke arah guru galak itu, sekarang guru itu sedang berbicara kepada seorang murid cewek. Cewek yang rasanya sangat familiar...

Cewek yang terkena minuman itu!

Mata Ceci melotot

Guru galak itu tidak memasang muka galaknya, ia tersenyam-senyum sambil berbicara ke arah murid itu

Bukannya cewek itu terlambat juga? Batin Ceci

Cewek itu kemudian melihat ke arah Ceci. Tersadar, itu cewek jorok yang ditemuinya di McDonald. Kemudian tersenyum sinis

Ceci melihat si guru mendampingi cewek itu seperti seorang Ratu dan menyusuri belakang barisan sampai akhirnya cewek itu menemukan barisannya dan berbaris seperti murid lainnya.

Ceci melongo melihatnya. Cewek itu seperti diberi wewenang bebas untuk terlambat. Ia diperlakukan dengan sangat special dan itu menimbulkan pertanyaan

My Mystical SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang