"D-dimana aku??" Pertanyaan dari pikiran Hin membuatnya semakin ingin tahu sedang berada dimana dirinya.
Hin melangkah maju dan tak tahu arah kemana dirinya untuk pulang, apa lagi dirinya tidak memiliki siapa-siapa, ia melangkah tanpa alas kaki dan tubuhnya juga dipenuhi luka dan darah, bajunya robek akibat perkelahiannya dengan seorang penjahat.
"Sial, kenapa aku di buang di hutan sih" Hin merutuki kebodohan sang penjahat.
"Toloooooong" Teriak Hin.
Hin melangkah lagi dan berteriak lagi
"Tolooooooooong"
"Tay, kau mendengar sesuatu??" Tanya Singto.
Toloooooong
"Eh iya benar, tapi dari mana??"
Tay dan Singto mencari sumber suara, mereka berdua ke hutan untuk mencari mata air karna mereka sedang berkemah bersama keluarga."Aku melihat seseorang" Ucap Singto
"Dimana??"
"Kau buta atau bagaimana, ituuuuu.!" Tunjuk Singto mengarah ke pohon besar, Tay dan Singto berlari mendekat ke arah Pria tersebut.
"To-tolong" Hin hampir tak bisa mengeluarkan suaranya.
"Hey, kau baik-baik saja??"
"Astaga Tay, apa kau tidak lihat dia sedang terluka" Singto menggeleng kepala dan duduk berlutut dihadapan pria tersebut.
"Tay, sepertinya dia terluka parah, kau kan dokter kau obati saja dia" Ucap Singto.
Tay dengan ringan hati membantu pria tersebut dan langsung menggendong Hin ala bridal Style.
Hin yg tak tahan akhirnya kembali memejamkan matanya karna rasanya dirinya sangat lemah."Aku harap dia baik-baik saja"
"Eehhh apa yg harus aku bilang dengan Mae dan Pho nanti Sing??" Tanya Tay.
"Kau bilang saja dia temanmu" Ucap Singto ringan.
"AiihhH kau ini bagaimana ha, mana ada seorang pria bertemu seorang teman di hutan, sangat tidak masuk akal"
"Ya sudah kau bilang saja dia kekasihmu"
Tay menggeleng melihat adiknya yg ingin sekali ia bunuh hari ini juga dan detik ini juga.
Sesampainya di tempat Tay langsung mengendap-ngendap dan memasukkan pria tersebut kedalam tendanya.
"Tay, kau sudah pulang??" Tanya Natee
"Sudah Pho"
"Sing kemarilah bantu Pho memindahkan ranting-ranting ini" Ucap Natee.
"Baik Pho" Singto melihat ke arah Tay.
"Obati saja dia, aku akan mengalihkan orangtua kita"
"Baiklah"
Tay membuka pakaian pria tersebut dan terlihatlah kulit putih susu yg sangat membuatnya gugup
"Ada apa denganku" Batin Tay.
Ia mencoba membuka baju kaos yg dikenakan pria tersebut namun sangat sulit untuknya, ia pun mengambil gunting dan langsung saja menggunting baju tersebut sampai terbuka.
Hin yg sadar langsung saja menutup tubuhnya dan ingin berteriak namun Tay menutup mulut Pria tersebut.
"Sssttt diamlah"
"Ehhhmmm" Hin memberontak dan Tay melepaskan dekapan tangannya dimulut pria tersebut.
"Kau mau apa??" Tanya Hin.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE SHOT ( BXB )🔞
FanfictionONE SHOT COLLECTION 🔞🔞🔞 ~MATURE CONTENT ~HARDCore Yang belum cukup umur silahkan di skip aja. #dosa tanggung sendiri