Proses Bahagia

13 1 0
                                    

Setelan jas dan dasi hitam dengan sedikit corak kuning telahku kenakan. Rambut sudah tersisir rapi, dan sepatu pantofel hitam sudahku semir. Semua ini aku lakukan untuk merayakan malam spesial ini. Perayaan setelah perjalanan 4 tahunku berkuliah. 

Perasaan yang sulit dijelaskan sedang bergumul di dalam dada, seakan semua rasa yang ada di bumi sedang menetap dan bersemayam disana. Rasanya seperti ingin pecah dan meledakkan semua isinya untuk menghiasi indahnya malam ini. Ini adalah malam yang spesial, bukan sekedar tentang penyematan tambahan 3 huruf di belakang nama lengkapku. Ini adalah perayaan dari perjalanan serta perjuanganku, juga semua perubahan dan pencapaianku. Jadi  mari bahagia untuk malam ini.

Aula besar sudah disewa oleh kampusku malam ini. Mereka sadar ini adalah malam yang spesial bagi para mahasiswa. Dekorasi klasik mewah menghiasi se-isi ruangan. Menambah kesan betapa spesial dan sakralnya acara malam ini. Para mahasiswa berdatangan laki-laki dengan jas gagahnya dan perempuan dengan kebaya anggunnya. Aku adalah satu diantara mereka.

Senyum bahagian jelas terpampang di wajah mereka, termasuk aku. Aku berjalan memasuki aula sambil memegang surat undangan. Aku mendapat meja nomor 1, duduk bersama 6 orang temanku di meja paling depan. 

Acara dibuka oleh MC yang mengenankan pakaian adat. Dilanjutkan dengan hiburan beberapa band lokal, UKM Paduan suara kampus, penampilan kesenian tradisional, dilanjut dengan sambutan-sambutan dan acara yang paling spesial, yaitu peresmian simbolik atas kelulusan mahasiswa di fakultasku, dengan memberikan piagam dan surat keterangan kelulusan. Kami semua akan dipanggil bergantian oleh Pembawa Acara untuk maju bergantian. Khusus untuk giliran yang pertama adalah para Mahasiswa yang mendapat predikat cum laude. IPKku hanya 3,52, aku tidak berekpektasi akan mendapat predikat itu. karena sewaktu aku memeriksa di Website kampus aku tidak mendapat predikat cum laude. Sampai akhirnya namaku dipanggil di saat terakhir, aku mendapat predikat cum laude. Sungguh tak terduga. Akhirnya impian yang aku tulis dalam buku catatan bisa aku coret karena berhasil.

Aku berjalan perlahan sambil merapihkan jasku yang sedikit berantakan, karena tidak siap dipanggil dadakan. Masih tidak percaya ternyata aku termasuk diantara mereka. Mereka yang mendapat piagam langsung dari Ketua Dekan Fakultasku. Aku menarik napas panjang sebelum naik ke atas panggung. Sekarang senyum bahagia terpampang dengan sangat jelas di wajahku. Aku maju, menerima piagam kemudian berjabat tangan Pak Dekan. 

Malam yang sangat spesial. Malam itu aku seakan tertari ke dalam sebuah dimensi. Tempat semua rekaman perjalanan 4 tahunku di putar ulang. Aku masih ingat tujuanku masuk kuliah cuman dua, ingin aktif organisasi dan ingin punya banyak teman. Cukup sederhana dan mudah kelihatannya. Tapi untukku si manusia pendiam tidaklah mudah. Untuk mewujudkannya aku merantau pergi berkuliah. Tak pernah terbayang manusia rumahan, pendiam dan pemalu harus pergi jauh dari kamarnya yang nyaman.

Tahun pertama dan kedua adalah masa yang melelahkan. Penyesuaian, proses membuka diri, dan segala proses yang menguras energi mewarnainya. Keluar masuk organisasi, memaksakan diri untuk nyaman berada di tengah keramian, mencoba berbicara walau jantung seperti mau meledak, pulang lebih sore karena banyak kegiatan dan belajar membuka diri untuk berkenalan dengan orang baru. Semuanya sangat melelahkan.

Tahun ketiga dan keempat menjadi masa yang menyenangkan. Gemblengan dua tahun sebelumnya mulai membekas di ragaku. Ditambah masalah keluarga yang membuatku tidak pulang ditahun ke tiga, mebuatku lebih kuat dari sebelumnya. Aku mulai aktif di organisasi dan kegiatan-kegiatan kemahasiswaan. Pencapaian puncakku adalah ketika aku terpilih menjadi Ketua Umum organisasi jurusanku. Memimpin tim besar yang tak pernah terbayangkan. Banyak pelajaran berharga yang aku dapat. Takdir terus tertulis bersama waktu yang berlalu dan semesta begitu baik menuntunku sampai ke titik ini, berdiri di atas panggung dan mendapat penghargaan langsung dari Pak Dekan. Untuk malam ini izinkan aku berbangga diri dan menikmati indahnya hari ini.

Kotak SuratTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang