Surat 1 Untuk IBU

26 1 0
                                        

Jika surat ini tercetak, berarti ini adalah bukti ketidak mampuanku yang tidak bisa berbicara langsung kepada Ibu. Di sini aku ingin berbicara melalui tulisan, mengungkapkan beberapa hal yang selama ini kupendam karena tidak beraniku ucap. Tapi sejujurnya aku berharap surat ini tidak sampai kepada ibu karena aku tidak ingin melihat ibu sedih setelah membaca surat ini.

Disini aku ingin memulai dengan pertanyaan "Apakah kita memang keluarga?". Kata mereka keluarga itu rasanya hangat. Kata mereka keluarga itu yang selalu mendukung. Kata mereka keluarga itu rumah, akan risau hati jika pergi terlalu lama dan terlalu jauh, Kata mereka.

Sekarang aku berada ditempat yang jauh. Pergi merantau meninggalkan rumah dan seisinya. Pergi ke tempat yang tidak pernah terpikir olehku. Tapi aneh rasanya, rasa risau yang seharusnya ada tidak muncul, yang ada hanya rasa hambar, kosong dan hampa. Seperti tidak ada sesuatu yang pergi. Entah ini salah siapa aku masih tidak mengerti.

Sudah hampir genap 2 tahun aku disini, baru sekali aku pernah pulang, tapi rasa itu masih tetap sama. Memang sih kalau dilihat secara kasat mata hubungan kita memang tidak terlalu dekat, maksudnya tidak sewajarnya hubungan antara anak dan orang tua. Aku yang jarang mengabari dan ibu yang jarang menanyakan kabar. Aku yang tidak pernah bercerita, dan mungkin engkau juga yang tidak memberi kesempatan untuk cerita. Entah dari mana semua ini bermula.

Aku berharap surat ini tidak sampai, aku berharap semua ini bermuara padaku. Aku berharap engkau tidak salah. Tapi aku juga berharap aku ingin sembuh dari ini. Aku berharap susat ini tidak pernah sampai, dan tidak akan pernah terkirim. Kalaupun terpaksa aku kirim akanku kirim dengan alamat yang salah, agar engkau tidak membacanya dan agar aku tidak menangis.

Terimakasih

Agustus 2017

Kotak SuratTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang