Setelah melewati prosesi kegiatan rutinan pagi, berberes kasur, mandi, bedakan dan pakai minyak telon, dilanjutkan dengan sarapan, dan sekarang waktunya main.
"Mahhh, aku main yaaa," aku pamit sambil berlari kerluar rumah.
Libur sekolah telah tiba. Hari yang selalu aku tunggu. Waktunya pembalasan dendamku untuk bermain sepuasnya. Aku berjalan keluar sambil membawa pisang goreng buatan ibu. Kami semua sudah janjian untuk bertemu di lapangan voli. Yaa kami, geng pasukan kadal.
Kalian perlu tahu pasukan kadal adalah nama geng kami. Berisikan aku (Bujang), Bagas, Rizal, Ivan, Hakim, dan Jati. Kami semua adalah tetangga satu sama lain di gang perumahanku. Kenapa pasukan kadal? Nama itu didapat dari kebiasaan kami yang sering mencari kadal. Semua bermula ketika ada abang-abang yang menjual kadal hijau di sekolah-sekolah. Bentuknya bagus seperti naga yang ada di televisi, baru pertama kali kami melihatnya. Tentunya aku sangat ingin membeli tapi harganya lumayan mahal. Kalo kata abangnya kadal itu dibeli dari luar negeri, harganya jadi mahal. Diantara kami hanya Jati yang punya kadal itu. Yaaa, karena dia emang termasuk orang berduit sih. Sangking pengennya setiap jam istirahat kami hanya melihat-lihat kadal itu, tapi tidak membeli hehe.
Sampai suatu hari si Hakim tau tempat dimana kita bisa mencari kadal itu. Tempatnya lumayan jauh, di sekitar rawa-rawa dekat sawah dan pemancingan. Tanpa pikir panjang kami pergi kesana. Waktu pertama kali kesana hanya si Rizal yang mendapatkan 1 kadal. Maklum kami belum tau cara menangkapnya, ditambah kadal itu larinya cepat dan susah kelihatan, karena warnanya samar seperti rumput. Setelah tau cara menangkappnya, hanya jalan sangat perlahan lanjut melompat dan hap, kadal sudah ada ditangan. Karena kami makin jago menangkap kadal, kami sering dapat lumayan banyak, sampai-sampai kami bisa menjualnya dengan harga yang lebih murah pastinya. Sampai akhirnya kami dikenal oleh teman-teman sebagai bandar kadal. Ketua geng kami adalah Rizal, karena dia yang paling jago menangkap kadal dan juga badanya paling besar diantara kami.
Nah itu sekelumit sejarah tentang tercetusnya geng pasukan kadal. Sekarang, kita balik lagi ke cerita. Rencananya hari ini ada rapat besar pasukan kadal. Katanya Hakim punya informasi yang berharga. Dia memang orang yang serba tahu. Entah dari mana ia dapat begitu banyak informasi, aku sampai bingung. Lapangan voli menjadi markas kami berkumpul. Tepatnya di bawah pohon mangga, disana kami sering berkumpul.
Rupanya ada yang lebih dulu datang dari pada aku. Si Rizal yang sedang memanjat pohon dan si Jati yang sedang bermain dengan robot-robotan baru miliknya. Kalau aku pastinya langsung memanjat pohon dan duduk di tempat favoritku. Walau sejujurnya robot-robotan itu sangat bagus. Memilikinya adalah impian semua anak kecil termasuk aku. Tapi harganya sangat mahal untukku beli, jadi aku hanya bisa melihat si Jati memamerkannya. Dari pada dongkol melihat si Jati lebih baik aku ikut Rizal memanjat pohon saja. Setelah beberapa saat kawan yang lainnya pun berdatangan. Yang paling terakhir datang adalah Hakim.
Kedatangan Hakim pertanda rapat akan segera dimulai. Aku dan Rizal segera turun dari pohon. Sedang yang lain mulai meninggalkan Jati yang sedari tadi asik sendiri memainkan robot-robotannya.. Semua personil sudah berkumpul. Saatnya rapat geng dimulai. Kali ini Rizal tetap yang memulai pembicaraan.
"Kim katanya kamu mau ngasih tau sesuatu? Apaan itu?" tanya Rizal tanpa basa basi.
"Aku tau tempat nyari biji Karet, biji Karet raja juga ada disana!" seru Hakim dengan bersemangat.
Buat yang belum tahu, di tempatku biji karet itu dijadikan mainan. Caranya dengan mengadu biji keret dengan dipukul, ya pokoknya begitu. Kalau mau tau yang jelas, liat aja di youtube hehe. Nah, di biji karet itu ada hierarkinya juga. Yang paling tinggi adalah raja. Hierarki di ukur dari ketebalan dan kekuatan kulit biji karet, bentuknya juga khas kalau biji karet raja. Dan yang pasti kalau raja harganya bisa lebih mahal dari biji karet biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kotak Surat
General FictionSetiap orang ingin bercerita tentang semua rasa yang ia terima. Buku ini berisi kumpulan cerita pendek dan surat-surat. Surat yang ditulis seseorang untuk bercerita dan belajar, belajar untuk menerima kehidupan. Belajar tentang rasa yang tak mungkin...