Hanya

4.7K 698 89
                                    





Hari sudah sangat gelap. Tetapi dia masih disana, duduk dilantai yang dingin dengan kedua kaki yang ditekuk.

Seharian berada digudang membuatnya pasrah pada situasi dan kondisi. Bukan dia sengaja tinggal disana, tetapi dia terpaksa... Karena tidak bisa keluar. Ponselnya yang lowbat seolah menyempurnakan ke putus asaan yang ada.

Semua cara sudah dilakukan... Tetapi tetap saja dia terjebak, tidak ada orang yang membantu. Renjun terus terkurung disana sampai ke-esokan paginya.












×××











Ternyata rasanya sesakit ini saat menelan kepahitan yang begitu besar. Renjun menatap layar ponselnya dengan sendu.

"Kenapa murung? Jaemin sudah menunggu dibawah".

Kini dia menoleh pada sang Ibu yang berdiri di ambang pintu kamarnya. Senyum kecil segera Renjun tunjukan, lalu dia menggeleng pelan.

"Tidak... Aku tidak sedang murung Ibu. Hanya sedikit terbawa emosi saat sedang membaca cerita yang sedang ku baca".

Dia pun bangkit dari posisi duduknya diatas ranjang, kemudian menghampiri sang Ibu dan mengajaknya untuk turun ke bawah. Dimana kekasihnya sudah menunggu.

"Ibu kira kamu kenapa, Njun".

Renjun hanya menampilkan senyum lima jarinya pada sang Ibu, keduanya menuruni tangga dengan hati-hati. Sambil sedikit berbincang-bincang hingga tak terasa sampai di ruang tamu, dimana Jaemin segera bangkit dari duduk nyamannya disofa.

"Nah... Nak Jaemin, ini Renjunnya. Kalian mau berangkat sekarang?".

"Iya bu, soalnya Renjun ada kelas Sebentar lagi".

Jawab Jaemin sopan, walau dia orangnya cuek dan dingin. Tetapi etika dan sopan santunya terhadap yang lebih tua patut menjadi contoh. Ibu Renjun pun tersenyum, lalu mendekatkan anak satu-satunya kepada lelaki yang sudah di percayai.

Sementara Renjun hanya bersikap malu-malu, membuat sang Ibu semakin ingin menggoda dua sejoli itu. Namun, wajah cemberut dari anaknya dia mengurungkan niat tersebut.

"Ya  sudah... Ibu titip Renjun ya? Jaga dia baik-baik".

"Ibu~~~ Aku juga laki-laki! Aku bisa jaga diri sendiri><".

Pipi Renjun semakin merona di buatnya, segera dia menggandeng tangan Jaemin untuk pergi menjauh dari Ibunya yang kini menampilkan wajah jahil.

Jaemin hanya tersenyum maklum, sebelum pergi dia berpamitan pada Ibu Renjun dengan mencium tangan yang lebih tua.

"Kami pamit, Bu. Saya pasti akan menjaga Renjun sebisa mungkin".

Ucapnya sebelum benar-benar pergi menggandeng Renjun keluar rumah dan menuntun sang kekasih menuju mobilnya. Renjun hanya melambaikan tangan pada sang ibu karena terlalu malu.

Hari ini juga Jaemin terasa semakin tampan dan hmm... Romantis. Entahlah, terlihat dari ucapan serta perlakuan Jaemin yang lembut padanya. Ughhh! Renjun semakin cinta.

The Cold JAEMREN [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang