I

35 2 0
                                    

aishhh... dimana bus appa?? batin seorang yeoja, menunggu appanya di halte bus, jam menunjukkan pukul 17:00, yeoja itu masih duduk menunggu sambil mendengarkan lagu bollbagan melalui headsetnya.

Sudah beberapa bus tujuannya ia acuhkan. Terkadang menunggu sudah menjadi rutinitasnya. Tak lama, bus yang dikendarai appanya datang.

"Lama? Maaf tadi ada sedikit kendala" ucap appanya, yeoja itu hanya merespon dengan senyuman dan anggukan kepalanya , segera ia menempelkan kartunya dan duduk di sisi kanan bus.

Menemani appanya bekerja adalah salah satu kegiatan di hari luangnya, terlalu membosankan diam di rumah, selain itu banyak yang ia pelajari hanya dengan duduk melihat sekitar, alibinya pada appanya. Cara bersikap.

Ia menutup matanya kembali, berniat menikmati sore itu dengan damai.

jezz
Bunyi pintu bus terbuka seiring dengan yeoja itu membuka matanya kembali, seorang wanita hamil dengan anak nya menaiki bus, yeoja itupun mengedarkan pandangannya. Tak ada bangku kosong. Segera saja ia berdiri mempersilahkan si anak duduk.

Bus mulai berjalan, dengan tangan yang ia tumpukan pada tiang bus, ia kembali mencari-cari kembali siapa pemuda baik hati yang ingin menawarkan bangkunya. Bibirnya yang sudah terbuka ia katupkan kembali, sangat sulit baginya berbicara didepan orang banyak, alhasil usahanya hanya sampai celingak-celinguk.

"Apakah tak ada yang ingin memberikan bangkunya pada wanita hamil?"

"Tidak ada?" Tambahnya lagi, itu suara appanya, sang supir bus. Segera ia tepikan busnya dan berdiri dari tempat duduknya, berjalan medekati penumpang. Tampak beberapa penumpang yang sedikit kesal karena melihat sang supir tak lagi menjalankan busnya.

Ia berjalan ke bangku penumpang yang tampaknya sedang tertidur dengan headset yang masih bertengger di kedua telinganya.

"Hakseng..., kamu bukannya mahasiswa di sekolah xx?"

"Mane mane/benar benar/, kamu anak basket dari sekolah xx kan?" Tambah sang appa karena si pemuda tadi tidak merespon. Tak lama matanya terbuka heran, karena hangatnya tangan appa yang menyentuh pundaknya, sedikit kaget, ia segera melepaskan headset dari telinganya.

"Hmm?"

"Igeo, bisakah kamu memberikan bangkumu untuk wanita ini?"

"Aah ne ne" ucap pemuda itu bangkit dari duduknya, mempesilahkan bangku tersebut untuk di duduki.

"Wahh, kamu anak yang baik, lain kali jika kau menaiki busku akan ku beri gratis"

"Ne kamsahamida" ucapnya tersenyum sambil sedikit membungkuk tanda terimakasih

"ahh perkenalkan, ini putriku"

"Appa" protes yeoja itu.

Sore itu ia nyatakan hatinya menghangat, menatap seorang pemuda yang baik hati. Meskipun seorang Yoo Hye In sangat mudah jatuh hati, ia telah mengklaim bahwa hatinya kembali jatuh di tanggal 15 Juli pukul 18:10, pertengahan tahun yang sangat melelahkan. Bus itu adalah saksi bisunya.

Naneun Yoo Hye In
anak yang sulit berinteraksi dan tidak pernah menjalin suatu hubungan

Summer Bus {ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang