Terlihat seorang Yeoja sedang memperhatikan selembar kertas di depan ruang guru, diam melamun, menatap kosong lembaran kertas itu. Yoo Hye In, tadi malam ia sempat bertengkar dengan appanya perihal universitas yang akan ia tuju. Ia dengan pemikirannya dan appa dengan dunianya.
"aaaaahhh eotteokhae, bagaimana appa bisa percaya bahwa babi bisa membawa keberuntungan? AGGGHHH an doegess-eo/aku tak bisa/, aku harus mengubahnya"
"Hye In-ah? apakah kamu datang untuk mengumpulkan file-mu?" ucap seseorang dari arah belakang yang sukses membuat Hye In terlonjak kaget
"ss-ssaem, ha -hahaha, a-aniyo ssaem"
"apa itu dibelakangmu? resume-mu?" lalu sedetik kemudian, kertas yang Hye In sembunyikan telah hilang, direbut oleh ssaem.
"ssaem, itu salah, aku akan memberikan yang benarnya nanti"
"tapi tanda tangan appamu sudah ada, baiklah, terimakasih kerjasamanya uri haksaeng" ucap ssaem lalu menghilang masuk ke ruang guru membawa filenya.
Pupus sudah harapannya masuk Universitas tanpa tes.
-
Sudah beberapa minggu berlalu, tiap harinya semua murid makin ambis untuk menjadi yang terbaik, begitu juga aku, hanya demi melewati ujian Universitas, tak peduli dimana, yang penting aku bisa masuk di jurusan yang aku minati. Desain, seni.
"YAAAA PALLI PALLI"ucap seseorang yang melintas begitu saja, hampir membuat Yoo Hye In terhuyung jatuh.
Pagi ini tak seperti biasanya, kelas-kelas tidak dipenuhi oleh siswa siswi ambis yang sedang belajar.
kemana semua orang? batinnya
"YOO HYE IN, BAGAIMANA KAU BISA DATANG DI JAM SEGINI?" ucap Hana teman satu-satunya
"wae?"
"KAU TAK INGAT HARI APA INI? KAU TAK LIHAT PAPAN BULETIN? PADAHAL KAU BARU SAJA DARI ARAH SANA? KAU TAK HERAN KENAPA KELAS SEPI?" ucap Hana beruntun, Hye In tetaplah hye in, tidak peka.
"YAISHH!! yang salah aku, kenapa aku bertanya pada orang bodoh" ucap Hana menghela nafas
"YAA!!! bagaimana bisa kamu bilang sahabat terbaikmu ini bodoh?"
"Kau tak tau hari ini pengumuman beasiswa?"
"MWO?! HARI INI?! AKU BAHKAN BELUM KONSULTASI TENTANG UNIVKU"
"Siapa suruh telat mengumpulkan file"
"YAAA PALLI PALLI" ucap Hye In dan segera menarik Hana
"Sudah sangat telat ke papan buletin sekarang, disana adalah lautan manusia, lagi pula-"
"YAAA SIAPA BILANG AKAN KESANA? AKU AKAN PROTES KE SSAEM"
"anak ini... Hye In... Hye In jamkkanman"
"waeeee" ucap Hye In berhenti paksa
"aku mau bilang, kau lulus"
"maka dari itu, aku mau prot- tunggu, MWO?!"
"YAA!!, kecilkan suaramu" ucap Hana menarik paksa tangan Hye In menjauh dari koridor
"aku... lulus? kau bercanda? apa ini april mop?"
"aku serius, dan kau tau apaa bagian terbaiknya???? AKU JUGA LULUSS YASHHH"
"bagaimana aku bisa lulus?"
"bisakah kau berbagia saja?"
"ani... ini sangat aneh"
"Entahlah, aku juga bingung kenapa aku lulus, anggap saja kita beruntung, , mungkin karena pilihan jurusan kita? atau nilai kita? atauuuuu wajah cantikk kitaaa"
"yaishh, tak mungkin jika itu wajahmu"
"yaaa, kita harus cepat ke kelas, kita sudah telat 3 menit" ucap Hana begitu melihat jam di tangannya
Seperti biasa kami pulang jam 22:00, tapi bagi kami yang sudah lulus beasiswa tak terlalu khawatir sehingga ada beberapa yang pulang, termasuk aku dan Hana
Tadi pagi ssaem menjelaskan kenapa bisa sebagian dari kami lulus padahal orang yang lebih pintar dari kami ada yang tidak lulus, ssaem bilang itu mungkin dipengaruhi jurusan yang diambil dan ketika kelas berlangsung aku sempat izin dan kabur ke papan buletin, benar saja rata-rata anak peringkat atas memilih jurusan kedokteran, arsitek hingga jurusan dengan bahasa yang sulit.
Tau apa yang pertama kali terlintasi di benakku? Babi di mimpi appa sungguh ajaib.
"Yaaa, ini sungguh lucu mengingat kita yang tidak terlalu pintar lulus Universitas tanpa tes"
"Bagaimana jika kita lihat lihat kampus kita, KOL?" tambah Hana"mmm, KOL"
"yaaa palli palli"
-
"Wuahhh sungguh lucu kita bisa masuk disini"
"Maja, seperti mimpi"
"Bagaimana jika ini benar-benar mimpi?" ucap Hana heboh menepuk nepuk wajahnya
"Maka aku tidak akan bangun dar mimpi ini"
"MAJA"
"YEOGIYO, BISA TOLONG LEMPARKAN BOLA ITU?" teriak seseorang
"igeo?, ne..."ucap Hana lalu menendang bola itu, alhasil ia mengaduh kesakitan
"YAAA!! bagaimana bisa kamu menendang bola basket?" ucap Hye In segera mengambil bola itu dan melemparnya
"bahkan bola basket tidak akan sesakit itu" ucap Hana yang masih kesakitan
"kau tidak liat disana ada beton?, Jeez kau juga sama bodohnya"
"BERARTI BENAR KITA BEST FRIEND" teriak Hana sedetik kemudian
-
"Appa..." Ucap Hye In, ia berniat memberitahu kabar baik itu kepada appanya secepat mungkin.
Terdengar seseorang berbisik dari dalam bilik kamar, perlahan Hye In mendekatkan dirinya, ingin melihat apa itu.
appa, batinnya, buka berbisik tapi sebuah isakan tangis. memegang sebuah lembaran foto jadul. Ia tahu apa yang teradi, biasanya ia akan marah tapi tidak kali ini
Untuk terakhir kalinya aku akan biarkan appa menangisinya, tapi tidak untuk seterusnya, batinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer Bus {ON GOING}
RomanceSiapa sangka pertemuan singkat di bus kala itu merupakan awal dari kisah kami, ku pikir ia akan menyambutku dengan hati yang hangat, menyapaku seperti layaknya orang yang telah lama tak bertemu. Tapi siapa sangka pertemuan kami hanya membawa rasa d...