15. nanti malem

17 5 3
                                    

Pagi ini, pagi terakhir angkatan kelas XII berada di lingkungan sekolah. Semua siswa kelas XII disibukkan dengan tema pakaian dan kelas masing-masing, malam ini adalah malam perpisahan untuk Angkatan terakhir, akan diadakan from-night di mana semua siswa kelas 12 diwajibkan membawa pasangan, karena akan diadakannya lomba pasangan tergoals oleh Organisasi Intra Sekolah.

Meisya duduk termenung di teras kelas sendirian, semua murid bebas melakukan apapun karena para guru tengah sibuk memerintah dan mengatur organisasi untuk menampilkan bakat nanti malam.

"Halu nanti malem sama siapa ya? Yaelah Mei, sama Mayang lah. Masa sama gue sih." Meisya bergumam sendiri dengan wajah cemberut dan tangan menopang pipi.

Meisya sangat kesal dengan Halu dan dirinya sendiri. Sampai saat ini, mereka bahkan tidak pernah lagi berbicara atau bertegur sapa.

Kekesalan Meisya hilang saat matanya tak sengaja melihat Halu dan Bagas dari kejauhan. Namun, raut mukanya menjadi sedih saat Mayang datang dan langsung menggandeng sebelah tangan Halu yang menganggur.

"Sayangnya akuu, nanti malem kamu pake baju yang bagus yaa. Serasiin sama baju aku, biar kita menang jadi pasangan tergoals ya beb." Ucap Mayang sedikit berteriak saat mereka bertiga melewati kelas di mana Meisya masih berada di teras, bedanya ia mencoba terlihat tidak peduli dengan kedatangan mereka.

Bagas yang melihatnya kebingungan dengan keduanya, ia menyapa Meisya dengan senyuman dan melihat Halu dengan sikap sangat dinginnya tak peduli dengan semuanya. Semuanya menjadi hitam putih tak ada warna sejak pembicaraannya waktu itu. Bagas menghela napas dan melanjutkan langkahnya mengikuti Halu yang berjalan semakin cepat, setengah berlari.

"Sat, itu dedek cantik dianggurin?" Ucap Bagas ngos-ngosan berbisik pelan menyenggol sikut  Halu saat mereka sudah berjalan beriringan lagi.

Halu masih dengan sikap dinginnya tak menghiraukan ucapan Bagas. Halu terus berjalan masuk kedalam kelas tak peduli Mayang masih menggandeng tangannya.

Bagas yang melihatnya semakin bingung. 'mungkin mereka ada masalah' ucapa Bagas dalam hati.

Meisya POV

Meisya duduk termenung dengan raut wajah sedih, sekarang tidak ada lagi yang akan mengusilinya. Yang akan datang kerumahnya setiap malam dengan alasan akan mengajarkannya fisika, dan tidak akan ada yang mengajaknya membuat rujak yang enak.

"Ee-eh adek manis kok mukanya sedih gitu sih. Nanti manisnya ilang lagi."

Meisya mendongak, melihat Kak Varo datang dengan memberinya sewadah rujak membuatnya lupa akan Halu dan kesedihannya.

"Kak Varo, ngapain kak? Abis dari ruang guru ya?"

Ruang guru di SMA nya memang terletak di dekat kelas 10. Katanya, untuk mejinjau pergerakan kelas 10 sebelum menjadi kelas 11, Meisya juga tidak tahu jelas sih.

"Enggak kok Mei. Gue sebenernya mau ngobrol aja sama lo."

"Oh, gitu ya kak."

"Mei nanti malem ada acara nggak? Gue mau ajak jadi pasangan buat from-night. Atau udah ada yang boking buat nanti malem?" Tanya Aldevaro beruntun.

"Dikira apa kali Kak, aku pake di boking segala." Meisya terkekeh pelan, berbicara dengan Aldevaro membantunya menaikan mood baiknya.

"Nah kan, kalo senyum manisnya jadi maanis kuadrat." Ucap Aldevaro heboh.

"Ihh, Kak Varo pinter gombal yaa. Jangan-jangan pacarnya banyak lagi."

Aldevaro hanya tersenyum, Meisya saja yang tidak tahu bahwa hanya ia yang Aldevaro perlakukan seperti itu.

"Jadi, gimana?" Tanya Aldevaro memandang Meisya intens.

"Gimana apanya Kak?" Jawab Meisya dengan raut bingung.

"Nanti malem, Meiiii." Ucap Aldevaro gereget.

Meisya tertawa melihat raut wajah Aldevaro yang terlihat lucu di matanya, "Iya Kak, boleh deh, aku juga mau lihat acaranya, kan harus ada pasangan dulu ya hehehe."

"Bener, Mei?" Ucap Aldevaro antusias.

Meisya kembali dibuat tertawa melihatnya. "Iya Kak Varoo, ih gemesin kalo muka Kakak gini. Kaya dede bayi yang ngerengek minta jajan."

Aldevaro hanya tersenyum mendengarnya. Biarlah ia disebut apa oleh Meisya, yang penting Meisya tidak bersedih seperti tadi lagi.

Sedangkan di kejauhan. Seseorang melihatnya dengan tangan terkepal erat dan gigi yang bergemelatuk. Ia marah, ia cemburu, kesal. Dan perasaan lainnya menjadi nano-nano saat ini. Namun ia tidak bisa melakukan apa-apa selain berdoa kepada yang kuasa agar semuanya dapat kembali seperti semula.







578 kata diupload😂. Gapapa yaa para wewe kuuu. Kali ini saya insyaallah up tiap hari atau dua hari sekali. Kek minum obat wkwk. Jangan lupa VOTE sama KOMEN nya dong biar saya semangat buat up nyaa.

Rabu, 24 maret 2021

senin, 13 maret 2023//revisi.

HaluMeisyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang