Part-21

11 3 3
                                    

"udah Yah, sampe sini aja. Kesian Ayah udah siang. Mei bisa kok." Ucap seorang gadis ketika sang Ayah akan mengantarkan sampai depan kelasnya.

"Bener? Ayah gapapa berangkat siang. Kan Ayah bos nyaa hehehe.." balas seseorang yang dipanggil Ayah itu.

"Malu Yah, Mei kan udah gede, bentar lagi naik kelas." Gadis itu adalah Meisya. Menggunakan kursi roda untuk membantunya.

"Yaudah, Ayah liatin aja deh." Mahendra keluar dengan tatapan miris melihat putri kesayangannya mendorong kursi roda dengan susah payah.

Senyumnya berganti dengan senyum bahagia ketika melihat Elmara-sahabat Meisya yang membantu mendorong kursi rodanya.

Mahendra tau siapa Elmara, anak pengusaha terkenal yang menjauhkan diri dari dunia. Tapi dengan Meisya, Elmara terlihat cerah. Seperti pembawaan anaknya yang selalu ceria.

Masuk ke dalam mobil dan meninggalkan pekarangan sekolah.

"Siddan! Jaga putri saya dari kejauhan. Ingat, jangan sampai dia tahu kalau kamu mengawasinya!"

Tut

Dimatikan sepihak, ini demi kebaikan Meisyanya.

HALUMEISYA

Saat masuk kedalam kelas, Meisya dikejutkan dengan teman temannya yang langsung menggeromboli Meisya dengan berbagai pertanyaan.

"Put, gimana keadaan kamu?!" Tanya Alsandra, si ketua murid.

"Put, kakinya sakit ngga?" Azalea, si danton pramuka, dengan predikat pacar Alsandra.

"Heh! Minggir, minggir! OHH PUTRIKUU SI TUKANG NGASIH CONTEK? GIMANA KEADAANMU BABYY??" Serobot Septia si centil tetapi menjabat ketua osis.

Dan masih banyak pertanyaan pertanyaan lain membuat Elmara memutar bola malas dan Meisya yang menjawab dengan ceria juga sabar.

HaluMeisya

Prangg

Di sebuah kamar luas, laki laki itu menghancurkan barang yang ada. Hidupnya hancur. Warnanya hilang. Dan napasnya direnggut paksa.

Dia adalah Halu, dengan wajah yang mengerikan terus menghancurkan barang barang di kamar miliknya.

Rizki, Ayahnya. Hanya menahan tangis di luar kamar milik anaknya. Rizki tahu, dari kecil, Halu selalu mendapat penderitaan.

Penyakit kulitnya yang membuat Halu kecil selalu dicemoohkan dan tidak memiliki teman. Masa kecilnya saja Halu tidak mendapatkan seperti anak lain. Hingga tiba saat ikut berjualan, Halu bertemu dengan Meisya si gadis polos. Yang mau bertanya kepadanya disaat orang lain menjauhinya, yang mau berjabat tangan dengannya di saat orang lain melihatnya dengan jijik.

Rizki meneteskan air mata mengingat kepingan memori masa kecil Halu. Suatu saat, Rizki berjanji akan mengembalikan kebahagiaan Halu. Rizki akan membongkar siapa pelaku penculikan istrinya hingga dikabarkan meninggal. Rizki berjanji, untuk sekarang, maafkan Ayah nak.

Halu terdiam di depan cermin. Melihat keadaannya yang mengenaskan, Halu tertawa pelan. Matanya yang menghitam karena tidak tertidur, wajahnya sangat mengerikan karena tidak terurus. Halu tidak punya semangat untuk itu. Tidak seperti saat dengan warnanya, napasnya, Meinya, Halu bersemangat mengurus setiap inti wajahnya agar Meinya tidak malu memiliki pacar seperti dirinya. Tapi sekarang, untuk apa Halu melakukan itu. Itu Mayang? Halu tidak mau, biarkan saja Mayang menerima dirinya yang seperti ini, itu kemauan Mayang kan?.

Halu meluruh ke lantai saat dirinya ingat dengan Meinya. Bagaimana keadaanya sekarang? Siapa yang menemaninya di sekolah? Siapa yang menjaganya dari kejauhan? Halu benci dengan pemikirannya.

HaluMeisyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang