Part-37

4 3 0
                                    

Sudah memasuki bulan kedua semenjak kejadian tidak mengenakan yang menimpa Meisya. Semenjak itu pula, Halu semakin menjadi posesif kepada Meisya.

Hari ini, keduanya akan mengantarkan Elmara yang akan pindah ke negara asalnya.

Jerman merupakan tempat di mana Elmara dilahirkan. Meisya sangat sedih ketika mendengar kabar yang tidak mengenakan dari sahabatnya apalagi sampai harus pindah negara, itu semua dilakukan demi kebaikan Elmara juga.

Elmara sempat mengalami beberapa kejadian yang membahayan dirinya sendiri, maka itu orang tuanya mengambil tindakan untuk dibawa pulang dan diobati di negara asalnya.

"Emaa.." Meisya mendekap Elmara dengan penuh sedih karena setelah ini, ia akan benar benar kehilangan sahabatnya.

Elmara menatap Meisya yang sudah bergelimang air mata dengan tersenyum pahit, "jaga diri baik baik ya Mei, gue bakal sering sering ke sini tar."

"Janji ya Emaa, harus sering kesini..hiks.. jangan lost contact.. dan jangan lupain aku, kalo ada apa-apa cerita ya Em.." Meisya memeluk Elmara dengan tangis yang lebih besar.

Halu membawa Meisya kedalam dekapannya karena pesawat yang akan ditumpangi Elmara akan segera berangkat.

Elmara meninggalkan Meisya dengan segala kenangannya. Tidak akan ada Elmara yang random lagi, tidak akan Elmara si cerewet dan penyemangat, tidak akan ada Elmara yang mengajak Meisya jalan di hari libur, Elmara meninggalkan Meisya dengan segala kenangan indahnya.

Tangis Meisya semakin menjadi saat melihat Elmara yang semakin berjalan menjauh meninggalkannya, Halu membawa Meisya pergi dari bandara karena takut Meisya semakin menangis, ia tidak tega melihat dunianya menangis seperti ini.

"Udah ya Sayang, aku janji bawa kamu ke jerman sering-sering nanti." Halu mengecup puncak kepala Meisya dengan sayang.

Meisya mendongakan kepalanya, "janji?" Tanyanya dengan mata wajah yang merah dan air mata yang masih bercucuran.

'duh kok jadi gemes gini si.' batin Halu.

Halu mengusap air mata Meisya dan mendekatkan wajahnya. Meisya yang sudah tahu tanda tanda bahaya dan ekspresi Halu yang seperti itu segera mendorong wajah Halu menjauh.

"Ihhhh apaan sih. Aku lagi berduka kamu malah gituu." Ucap Meisya sebal

Halu tertawa mendengarnya, ternyata Meisya menangkap sinyal bahanyanya.

"Yaa abisnya kamu, gemesin. Makan boleh?"

"Aku pukul ya kamu." Meisya semakin sebal dengan Halu.

Kenapa para cowo semenyebalkan ini ketika perempuannya sedang bersedih?

"Iya, engga Sayang. Makan, yuk. Kamu belum makan dari pagi." Halu mengusap kepala Meisya sayang.

"Di rumah kamu aja, pesen. Aku gamau masuk tempat-tempat." Ucap Meisya yang mulai sibuk dengan handphonennya.

Halu langsung menancap gas mobilnya dengan hati yang berbahagia. Biasanya, Meisya paling anti diajak kerumahnya karena ia yang akan bertingkah. Dan sekarang, hahahaha lihat saja nanti, ia sudah ingin melakukannya dari dulu.

Heh Haluu ambigu banget!

Meisya menatap aneh Halu yang senyum-senyum sendiri sambil menyetir. Biasalah, Meisya si paling polos.

"Kamu ngapain senyum-senyum gitu? Lihat cewe cantik ya tadi di lampu merah?"

Halu tertawa mendengarnya, "cewe cantiknya udah ada di samping aku, ngapain lihat-lihat lagi yang lain."

"Yaa terus itu senyum-senyum kenapa?"

"Gapapa, kamu pesen dulu gih. Biar pas kita sampe makanannya juga sampe." Halu menyodorkan ponsel miliknya.

"Aku juga ada aplikasinya." Meisya belum membawa ponsel milik Halu karena di ponsel nya juga tersedia aplikasi untuk memesan makanan.

"Punya aku udah diupgrade, makanannya jadi lebih banyak." Ucap Halu berbohong, padahal ia hanya tidak mau memakai uang Meisya saat membayar, apalagi Meisya menggunakan saldo-saldo aplikasi gitu, engga bayar di tempat.

"Beneran? Kok bisa sih." Meisya langsung mengambil ponsel milik Halu dan mencari makanan yang sedang ia inginkan.

"Wahh, bener banyak ya makanannya. Aku juga mau diupgrade ah." Meisya masih memilih-milih makanan sedangkan Halu menahan ketawa daritadi.

Kenapa pacarnya ini sangat polos dan menggemaskan?

Ya iyalah banyak, orang itu aplikasi buat pesen makanan. Pasti isinya berbagai macam makanan. Mudah banget dipolosin pacarnya ini.

"Kamu mau apa?" Tanya Meisya karena takut Halu sedang ingin memakan makanan yang berbeda dengannya.

"Mau makan kamu aja, boleh?" Halu menatap Meisya dengan cengiran andalannya.

Meisya mendelik mendengarnya.

"Becanda sayang, samain aja kaya punya kamu. Ayam geprek ya?"

"Iyaa." Jawab Meisya.

Setelah beres memesan makanan, Meisya menatap Halu yang masih menahan ketawa sejak tadi. Ia menatap aneh pacarnya itu.

"Kamu kenapa sih?" Tanya Meisya lagi kepo.

"Engga, tiba-tiba aja keinget cerita lucu." Meisya hanya ber oh ria mendengarnya.

"Kamu sekarang jadi bawel, cerewet, gampang ketawa, mesum. Padahal dulu sososan dingin banget." Meisya berkata sembari menatap polos Halu.

Halu tertawa mendengarnya, ia sudah tidak bisa lagi menahan tawanya itu, pacarnya benar-benar polos dan menggemaskan. Ia haru mengajari hal-hal kecil agar Meisya tidak sepolos itu.

"Karena kamu." Jawab Halu.

"Apaan aku?"

"Karena, aku cinta kamu. Makanya gini." Halu berkata dengan sisa tawanya.

"Gajelas, kamu." Meisya menatap kesal Halu.

"Iya, kaya cintaku padamu." Halu tertawa Halu dengan ucapannya sendiri.





Apaan si Halu! Gajelas, kaya author. Hilang ga jelas, dateng bawa cerita gajelas wkwk maap ya gengss, kehabisan ide nih. Lagi sibuk juga karena menghapi kelulusan, doain aku lolos utbk yaa btw aamiin!


HaluMeisyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang