6. I lop u rujak

39 4 1
                                    

Setelah drama Aldevaro, yang terus memaksa Meisya agar istirahat bareng ke kantin, Meisya akhirnya menyetujuinya karena merasa tak enak dengan Aldevaro yang notabenya sebagai kakak kelas. Apalagi, muka melas Aldevaro yang membuat Mei semakin tak enak, walaupun mereka baru kenal kurang dari 1 hari, tapi Mei yakin bahwa Aldevaro adalah orang baik. Terbuat dari apa hatimu Meiiii.

Mei sibuk memainkan handphone miliknya sambil menunggu Aldevaro yang sedang memesankan makanan untuknya. Sedangkan Elmara entah pergi kemana anak itu.

Mei tak menyadari bahwa kursi panjang di depannya telah terisi oleh tiga orang kakak kelasnya.

Kantin di sekolahnya memang menggunakan kursi Panjang berhadapan dengan meja Panjang juga di antara kursinya. Sehingga menghindari hal-hal bullying karena sudah jelas kantin ini kantin umum dan siapa saja boleh duduk di mana saja. Asalkan kosong saja kursinya.

Satria, Bagas, dan tentu saja Mayang yang selalu bergelayut manja di lengan Satria, mereka duduk di hadapan Meisya yang masih belum menyadari ada orang lain selain dirinya karena terlalu focus pada handphone miliknya.

Bagas berdeham sebentar, membuat Meisya mendongak terkejutndan tersenyum kikuk, pandangannya beralih pada Satria, seketika senyumnya memudar. Mei merasa cemburu melihat Mayang yang terlihat senang begelayut di lengan Satria, dan cowok itu tidak menolak. Menyebalkan!

"Nebeng duduk yaa dek?" Tanya Bagas tersenyum manis.

Meisya hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban.

Aldevaro datang dengan dua nampan di tangannya. Mei refleks berdiri dan membawa satu nampan. Hal itu membuat kilatan amarah di mata Satria. Mei menyadari, sebab Satria menatap dirinya dengan tatapan tajam. Mei mencoba menghiraukannya, toh siapa juga Satria? Pacar? Ngarep!

Bagas yang menyadari ada kecanggungan di sekelilingnya mulai mencairkan suasana dengan menanyakan makanan yang akan mereka pesan. Tentu saja dirinya, Satria, dan Mayang si cewek genit.

"Sat, lo mau gue pesenin apa?"

"Terserah."

"Elah, jawaban lo. Kek perempuan! Terserah." cibir bagas.

"Sayangg, kamu biar aku pesenin yaa." ucap Mayang dengan nada manja membuat Meisya yang mendengarnya ingin muntah.

"Hmm,"

Sepeninggal Bagas dan Mayang yang memesankan makanan. Suasana jadi semakin canggung.

Untungnya Aldevaro mencairkan suasana dengan mengajak Mei bercanda, mengabaikan keberadaan Satria. Satria mendengus kesal, ia meninjak sebelah kaki Mei di bawah meja membuat Mei menatapnya dengan pandangan bertanya, sementara Satria tidak berkata apa-apa, melainkan menatap Mei tajam.

Mei menghiraukan Satria, fokusnya kembali pada Aldevaro yang menurutnya ramah dan humoris. Dari tadi Aldevaro tak henti-hentinya membuat Mei tertawa dengan leluconnya yang menurut Satria sangat garing.

"Kak Aldevaro kelas apa?" Tanya Mei menghentikan tawanya.

"Kenapa? Mau apel ke kelas gue yaa?" Balas Aldevaro tersenyum jahil.

"Bukan, bukin gitu. Me- emm maksudnya aku nggak pernah lihat Kak Aldevaro selama jadi murid di sini." hampir saja Mei keceplosan memanggil didirnya sendiri dengan sebutan Mei.

Satria tersenyum miring melihat tingkah Mei yang menurutnya bagus. Satria tidak akan pernah rela jika ada laki-laki lain yang memanggil Mei sama seperti dirinya.

"12 IPS 4. Lo boleh main kesana kok. Terbuka buat cewek semanis lo mah." Mei tertawa pelan. Sedangkan Satria Mendengus sebal.

"Biaasan aja kak Aldevaro mah."

HaluMeisyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang