𝐅𝐚𝐥𝐥𝐢𝐧' 𝐅𝐥𝐨𝐰𝐞𝐫ᵗʰⁱʳᵗʸ⁻ᵗʷᵒ

171 35 7
                                    

|ʀᴇᴛɪʀᴇᴅ|





Mijung menarik nafas yang dalam lalu perlahan-lahan menghembusnya keluar . Matanya memandang ke arah wartawan yang sudah mengerumuni bangunan syarikatnya .  Kepalanya kemudian menoleh ke arah Mark yang tenang memusing stereng memakir kereta mereka . 

" Mark , balik je lah . Jom ? " Senyap . Soalan Mijung sengaja dibiar tergantung sepi .

" Jalan terus ke lobi , jangan endah soalan diorang . Nanti ada orang yang sambut kau dekat pintu , jangan riasu . " Tanpa memandang wajah Byun Mijung , dia membuka tali keledar dan pintu kereta itu . 

Tangan Mijung menyentuh bahu lebar Mark , mahu meraih simpati . Dia tidak mahu berhadapan dengan wartawan yang tidak dapat dijangka tindakannya kalau dia mendekat . 

" Keluar . Kali ni , belajar bertanggungjawab atas tingkah laku kau sendiri . Kau tak boleh bergantung pada aku saja setiap kali kau terlibat dalam masalah , Mijung . " Tangan Mijung ditepis . 

Tidak pernah , dalam 26 tahun mereka berkawan . Walaupun Mark memang suka membebel padanya , tapi dia tak pernah berlaku dingin begini dengannya . Baru saja pagi tadi Mark memujuknya penuh lembut , membawanya pulang .

Sekarang , kenapa dia seakan-akan menghalaunya pergi ?

" Pandanglah aku sekejap .. "

" Aku cakap keluar , Byun Mijung . "

Cermin mata hitam dicapai dan dipakai , beg tangannya diambil lalu melangkah keluar dari perut kereta . Dia teragak-agak mahu menghempas pintu kereta mewah Mark Tuan , dia marah tapi dia masih berharap kawannya yang paling dekat itu sekurang-kurangnya pandang ke arahnya sekarang .

" Tutup pintunya , cepat . "

" Aku b-benci kau ! "

Bam !

" Good for you , " Wajahnya diraup , dalam diam matanya mencuri pandang ke arah Mijung yanag sudah berjalan menghampiri kerumunan wartawan itu . 

Cukuplah sepanjang mereka bersahabat dia lindung gadis yang bertempatkan kedudukan istimewa di hatinya itu .

Dia mahu seorang Byun Mijung mula belajar bertanggungjawab mengurus perkara-perkara yang tidak terjangka seperti sekarang . 

Kerana sudah tiba masa untuk dia mengundur diri dari hidup Mijung . 

+

" Juliet-ssi !!! "

" Miss Juliet ! Tolong beri kami sedikit masa Miss untuk jawab beberapa soalanㅡ  Miss ! "

Mijung menggigit bibir bawahnya , debar di dadanya usah disoal . Dia takut , tidak suka dikerumuni ramai . Biasanya di situasi begini dia akan memeluk lengan Mark dan lelaki itu akan melindungnya dari siapa saja yang cuba menghalang laluannya .

Tapi di mana sahabat itu sekarang ? 











' Takpa Mijung , kau boleh ! Setakat Mark , hmph ! Kau tengok saja mat saleh celup . Aku boleh survive tanpa kau ! ' 












Mijung menolak wartawan yang menghalang laluannya ke pintu lobi , melanggar mereka satu persatu sehingga ada yang hampir tersadung ke tanah . 

" KETEPI ! " Mijung mendongak , di hadapannya berdiri satu figura berbulu coklat yang mendepa luas kedua belah tangannya .

" Sini cepat ! " Arahnya membuatkan Mijung tergesa berlari ke dalam pelukan beruang coklat itu . Tanpa dijangka , tubuh Mijung didukung dengan mudah dan dibawa masuk ke dalam bangunan dengan langkah yang besar .

Mujur wartawan-wartawan yang mahu mengejar mereka sempat dihalang oleh sekuriti .

Sampai saja di depan lif , Mijung mengeluh lega . Hidungnya dikesat , hampir saja dia menangis kerana gementar . 

Kepalanya didongak , memandang ke arah kepala maskot beruang yang besar itu . Masih lagi mendukungnya .

" Terima kasih , tolong akku tadi . Boleh kot turunkan aku kat sini .. " Mijung cuba melerai lingkaran tangannya di bahu sang beruang namun tangan gebu berwarna coklat itu lebih pantas menghalangnya .

" Aku hantarkan kau sampai ke pejabat . Duduk diam-diam . " Suara bernada rendah itu sekali lagi menuikam rasa ingin tahu seorang Byun Mijung . Dia yakin , suara ini milik seorang yang dekat dengannya , sangat dekat .

Dia sudah bertanya kepada , Minghao . Bentuk badan mereka hampir sama , tapi Minghao sudah tegas menjawab itu bukan dia .

Junhui dan Seokmin juga menidakkan andaian Byun Mijung .

Apa lelaki di sebalik maskot ini bukan dari kalangan sebongs ? 

" Miss , " Suara itu keluar dari celahan lubang-lubang kecil di bawah hidung kepala maskot beruang , sungguh perlahan namun cukup sampai ke pendengaran Byun Mijung .

" Hm ? "

" Kenapa .. masam je muka tu ? "

Mijung menyandar kepalanya pada permukaan dada beruang yang gebu dan selesa , cermin matanya yang terherot ke hujung pangkal hidung ditolak ke atas dengan jari tengahnya . 

" Aku rindu suami aku , " Mijung mencelik matanya , hairan dari mana datangnya getaran yang seakan detak drum yang diketuk perlahan itu datang .

Dug! Dug! Dug!



Semakin lama detak itu semakin laju dan nyaring . Mijung membawa tabiat suka ingin tahunya , menyentuh permukaan dada gebu berwarna coklat itu lalu melekapkan telinganya .

Dug! Dug! Dug!

Semakin kritikal !

Ting !

" Bear , aku rasa kau patut jumpa pakarㅡ  " Saat pintu lif terbuka , sang beruang berlari keluar dalam kadar segera menuju ke pintu pejabat Byun Mijung . Pintu pejabat Mijung ditendang sehingga terbuka luas sebelum mencampak tubuh kecil Mijung ke atas sofa berhampiran .

" A-Amboi kau kasar betul . Aku adu pasal kau dekat Romeo nanti naya kau ! " Jerit Mijung sambil matanya tajam memandang sang beruang coklat itu berlari keluar dari pejabatnya .

 Mijung merehatkan tubuhnya , berbaring di atas sofa . Biarlah dia rehat sekejap , apa yang pasti dokumen dan kertas kerja yang berlambak di atas meja kerjanya sudah melambai-lambai .

" Excuse me , Miss Juliet . Mana Miss nak letak pasu bunga ni ? " Mijung menjeling ke arah keraninya yang berdiri di muka pitnu bersama pasu bunga yang diisi bunga Baby Breath . 

" Saya tak pesan apa-apa bunga pun ? " Soal Mijung hairan lalu bangkit menghampiri kerani Kim . Matanya jatuh memandang ke arah sekeping kad yang tergantung pada dahan bunga , bersama coretan tiga huruf iaitu  [ j.w.w ] .





" Tadiㅡ  "

" Takpa ! Thank you !






Pasu bunga itu diambil daripada pegangan kerana Kim . Dengan senyuman lebar yang jelas hanya dibuat-buat , Mijung menolak kerani Kim keluar daripada pejabatnya . Pintu ditutup rapat dan dikunci .

Pasu bunga diletak ke atas meja , kad yang datangbersama jambangan bunga itu langsung dibaca . 








‘‘ It's been a while, my dear wife. ’’ 






















ᴬⁿᵈ ᴵ'ᵛᵉ ʰᵉᵃʳᵈ ᵒᶠ ᵃ ˡᵒᵛᵉ ᵗʰᵃᵗ ᶜᵒᵐᵉˢ ᵒⁿᶜᵉ ⁱⁿ ᵃ ˡⁱᶠᵉᵗⁱᵐᵉ
ᴬⁿᵈ ᴵ'ᵐ ᵖʳᵉᵗᵗʸ ˢᵘʳᵉ ᵗʰᵃᵗ ʸᵒᵘ ᵃʳᵉ ᵗʰᵃᵗ ˡᵒᵛᵉ ᵒᶠ ᵐⁱⁿᵉ
















+ tbc +

Annoying Neighbour p1+p2 | JWW [ C ]Where stories live. Discover now