17. honesty

1.4K 173 24
                                    

Biasalah.
Happy reading...

.
.
.

-seoul's hospital 2.30 pm.

Haneul masih dalam keadaan lemas karena belum makan dan juga ditambah berita yang ia liat tadi pagi, haneul semakin kesal karena yuta tak kunjung kembali hingga waktu sore akan datang.

Haneul tidak membuka sedikit pun ponselnya, sekarang ia benar - benar malas berhadapan dengan orang - orang.

haneul yang sedari pagi tadi menunjukkan senyuman cerah didepan teman - temannya tetapi kini senyuman itu digantikan rasa yang lesu dan raut wajah yang lemas seakan - akan hidup seperti sebuah patung.

Air mata yang sedari tadi akan keluar kini tertahan entah kenapa, sakit hati yang benar - benar mendalam kini dirasakan haneul secara langsung, selama hidupnya ia merasakan sensasi ini hanya 2x saja.

Haneul meringkuk di kasurnya dengan menatap keluar jendela dengan tatapan kosong seakan ia tidak peduli dengan sekitarnya.

"yuta aku udah mulai cinta kamu, aku cinta kamu, aku cinta kamu" gumam haneul pelan yang terus mengatakan ulang kalimatnya.

Bibirnya kini kering karena ia tidak minum air sama sekali sedari pagi, sebenarnya haneul seorang yang gampang dehidrasi, ketika ia merasa sangat kehausan ia akan merasa pusing dan suka mengeluarkan banyak keringat dingin.

Tak lama kemudian seseorang masuk ke ruangannya tetapi haneul tidak menoleh sedikit pun pada orang itu hingga akhirnya orang itu berjalan dan memperlihatkan dirinya kepada haneul.

Haneul meliriknya dengan tatapan yang lemah dan juga tidak mengatakan sepatah kata pun pada tamu yang menjenguknya saat ini, ia adalah seorang wanita yang mengenakan dress biru yang ketat sehingga lekuk tubuhnya terbentuk dan tidak lupa memakai aksesoris dan highheels dengan warna yang sepadan dengan dressnya.

"sudah lihat beritanya?" tanya sana sembari duduk di kursi yang dekat dengan ranjang haneul, ya itu sana.

Haneul sedari tadi menanti kedatangan yuta tapi kenapa malah sana yang datang dihadapannya kali ini.

"kenapa? kamu sedih? cemburu?, bukankah itu sudah terlambat?" ujar sana yang menyilangkan kakinya dan juga menyilangkan kedua tangannya dengan arogan.

"aku nggak punya hak untuk jujur ke kamu, lagian kamu bukan tempat untuk curhat" ujar haneul masih dengan nada yang lemas.

"kamu pintar sekali, karena aku bukan tempat untuk curhat maka kamu yang jadi tempat curhatku bagaimana?" ucap sana dengan arogannya.

"itu terserah kamu, tapi aku nggak bakal pernah dengerin bullshit yang kamu omongin" ucap haneul.

"baguslah kalau begitu, aku akan menceritakannya sekarang" sana berdiri dan mendekatkan mulutnya ke telinga haneul, "gadis kecil aku berpacaran dengan priamu" bisik sana.

DEGGG!

Haneul sangat merasa tertusuk dengan apa yang dikatakan oleh sana, haneul sekarang benar - benar dilema antara percaya atau tidak tentang apa yang sana katakan.

"lalu?" ucap haneul yang mencoba untuk tenang.

*sial! Dia tidak marah atau kesal?!* batin sana yang raut mukanya seketika menjadi sangat marah.

"aku yakin kamu pasti merasa sangat kesal bukan? , yuta percayain aku buat ngantar makanan ini ke kamu, dia mungkin juga nggak bakal curiga kalau aku sudah taruh sesuatu dalam makanan kamu" ujar sana lagi agar haneul semakin kesal.

Haneul memang benar - benar merasa sangat kesal dan marah ketika sana dengan arogannya berkata jika ia tengah berkencan dengan yuta.

Haneul haus akan kebenarannya, tapi karena sana berhasil membuat marah, haneul mulai bangkit dan mengambil botol kaca bekas minuman rasa yang dibelikan yuta kemarin, dan langsung memukulkan botol itu kepada sana.

My CEO [Yuta] ✔  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang