Tentang Athanasia

939 103 15
                                    

“The true hypocrite is the one who ceases to perceive his deception, the one who lies with sincerity.”

- André Gide -

***

"Woi, Athy tolong bantuin aku dong!"

"Eh, bawain buku ini ke perpustakaan ya. Gue mau ke kantin dulu."

"Athanasia, beliin gue makanan ya."

"Thy, boleh nyontek PR lu gak? Semalam gue ketiduran."

"Athy, kasih tau pak Roger ya kalau aku ada urusan sebentar. Nanti aku kasih deh suratnya."

"Woi! Lu jalannya lama banget sih, bawa tas gue nih cepetan!!"

"Gue pinjem uang lu, boleh gak?"

"Eh, kok lu cantik banget sih? Boleh pinjam alat make-up lu gak?"

"Traktir kita dong, kan Athy juara satu lagi nih."

"Athanasia, kan nanti kawan gue butuh dana nih. Lu boleh kasih uang lu sedikit gak?"

"Thy, kamu ada uang gak? Aku belum bayar uang sekolah nih—"



"Bentar deh,"

Sosok LUCAS tiba-tiba memotong cerita yang dibicarakan Izekiel, dia melirik tajam ke arah cowok itu yang sedang membalas tatapannya dengan sorot bingung.

"Kenapa lu cerita soal ini, dah?" tanya Lucas keheranan. "Gue gak peduli sama dia." ketusnya dingin.

Izekiel mencibir, "serius lu? Gue cuma ngasih tau aja biar lu enggak kudet, si Athanasia kan baik banget mau bantuin anak-anak lain."

"Itu bukan baik," tukas Lucas menyindir, dia melipat kedua tangannya di depan dada.

"Dia tuh bego, emang gak sadar ya lagi dimanfaatin? Kok mau aja nurutuin semua kemauan orang...." cibirnya keheranan, Lucas tidak mengerti jalan pikiran Athanasia.

Izekiel memutar bola matanya. "Gak tau juga sih, pokoknya yang minta bantuan ke Athanasia ada banyak. Bahkan yang tadi gue ceritain aja masih kurang,"

Kemudian Izekiel bangkit berdiri dari posisi duduknya lalu terkekeh pelan, "jangan lupa kirim materinya. Gue yang buat proposal deh."

Lucas hanya mengangguk singkat. Dia beralih untuk memperhatikan Athanasia yang sedang membawa nampan berisi lima piring nasi goreng. Athanasia mendekati salah satu meja panjang di ujung kantin.

Terlihat, Athanasia sedang tersenyum hangat ke arah kakak kelasnya. Wajah Athanasia benar-benar pucat namun ia sengaja terlihat kuat, tentu Lucas menyadari hal itu.

"Wah makasih udah traktir kita ya, Thy." kata salah satu kakak kelas dengan nada manis, padahal aslinya busuk. Dia sengaja memanfaatkan kebaikan Athanasia.

Melihat adegan itu membuat Lucas tertawa sinis, dia menopang dagu lalu menyeruput secangkir teh hangat yang tersaji di atas meja. Lucas mendengus keras.

Lucas berpikir bahwa Athanasia pasti baik-baik saja. Buktinya gadis tersebut masih bisa tersenyum seperti orang bodoh...

Padahal dia belum mengetahui kejadian yang sebenarnya.

Padahal dia belum mengetahui kejadian yang sebenarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
GIVE MY 8 DAYS "For Athanasia."✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang