06: Pucuk Harum

2.9K 456 31
                                    

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading

"Nggak lagi gue mau diboncengin Dana." Keluh Lia sesampainya cewek itu di dapur meletakkan beberapa belanjaannya dari pasar.

Icha yang masih sibuk di dapur kemudian menoleh. "Kenapa? Lo diapain sama Dana?"

"Naik motor kaya orang kesurupan." Jawabnya setelah berhasil meletakkan kembali gelas yang semula dia pakai untuk minum segelas air putih.

"Kenapa nggak bareng Yoga aja?" Tanya Icha lagi.

"Dari awal gue sama Dana, nggak enak kalo misalnya tukeran sama Karina." Jelasnya, Icha ngangguk-ngangguk aja. Kemudian cewek berpipi chubby itu memilih melanjutkan kegiatannya mencuci piring dibantu sama Lia.

Sedangkan di pasar, Yoga sama Karina kebingungan mau bawa pulang belanjaan sebanyak dosanya Juna ini gimana?

Dana emang laknat banget ninggalin mereka berdua yang nggak pake motor matic bawa belanjaan sebanyak ini. Dia mah enak cuma bawa 2 kantong beras 5kiloan sama bumbu dapur dalam kemasan lainnya.

Nah Yoga sama Karina ini kebagian 2 tas segede gaban pinjeman dari bu kades yang isinya sayur-sayuran dan juga ada beberapa daging dan ikan.

"Rin pegangan ya?" Ucap Yoga setelah berhasil meletakkan satu tas belanjaan di depan, dan satunya lagi di tengah-tengah Yoga dan Karina.

Dari tempatnya Karina mengangguk, beberapa detik kemudian honda supra milik kades itu melaju dengan kecepatan sedang membelah jalanan desa yang lumayan udah rame sama anak sekolah.

Selain karena hari senin, banyak anak desa yang sekolahnya jauh. Jadi harus berangkat pagi kalo nggak mau terlambat.

"Ga bisa berhenti dulu? Pantat gue sakit nggak dapet tempat yang empuk." Karina sedikit teriak supaya suaranya bisa kedenger sama Yoga.

Yoga perlahan nurunin kecepatan motornya dan memilih buat berhenti di pinggir jalan. "Haduh..." Karina menghela napas lega.

"Dikit lagi kita nyampek, semangat rin!" Ujar Yoga menyemangati. Padahal dirinya sendiri juga kewalahan bawa motor dengan belanjaan sebanyak ini.

Karina mengangguk pelan sembari memejamkan matanya, merasakan sejuknya udara pagi di desa. "Cantik." Gumam Yoga pelan.

Sontak Karina langsung membuka matanya lalu menoleh ke tempat dimana Yoga berdiri nggak jauh darinya. "Kenapa Ga?"

Ditanya seperti itu–Yoga hanya tersenyum kikuk sembari menggaruk tengkuknya yang nggak gatal. "E-eh enggak."

"Tadi gue denger lo ngomong sesuatu." Kata Karina sembari menaikkan satu alisnya.

[1] SIDE STORY of KKN || 00L [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang