XVIII

3K 292 7
                                    

"Hicc... hueee—Hicc..." Win menangis di pangkuan Phukong, kaki nya melingkar di pinggang Phukong begitu pun tangan nya yang melingkar di leher si dokter.

Phukong harus rela tubuh nya tenggelam di peluk Win yang menangis tersedu sedu.

Bright memandang sinis Phukong, sedang mata nya di obati oleh Fong, dan Fang sedang membuat kan susu hangat yang akan di tempat kan pada botol susu milik Win.

"P-phi... maaf kan aku—sungguh aku tidak ber maksud—"

"Yayaya... aku tidak ingin mendengar apa pun, aku hanya ingin dia berhenti menangis, itu saja sudah cukup."

Phukong hanya menghela lesu... seharus nya ia tidak bertindak gegabah...

Ketika Bright Win sedang ribut, Phukong baru saja tiba karena ingin mengungsi sementara ke rumah Bright sebab rumah sekaligus klinik nya terputus dari aliran listrik akibat badai, dan mungkin akan mulai di perbaiki esok hari.

Sekaligus ia ingin menjenguk keadaan Win, bagaimana kabar pasien nya setelah melewati proses perawatan yang panjang di rumah sakit.

Baru saja ia masuk, sudah terdengar keributan dari atas, ia langsung memanggil si kembar Fong dan Fang.

Mereka bertiga bergegas menuju asal keributan dari arah kamar Win, namun mereka bertiga tak kalah terkejut ketika melihat Win menangis dan berlari telanjang bulat.

Fang sudah berteriak histeris melihat Win berlari telanjang bulat dan melihat ada burung bergerak tidak beraturan.

"SHIA FONG! TUTUP MATA KU! CEPAT TUTUP MATA KU!" Ujar Fang panik alih alih menutup mata Fang, Fong langsung mendorong kembaran nya terjatuh jungkir balik menuruni anak tangga.

Dan jawaban nya sama, Fong ikut panik, belum lagi Bright muncul dan mengejar Win dengan kemeja terbuka dan beberapa kancing terlepas dari jahitan kemeja kemeja nya.

"HICC! HELP ME DOKTEL DADDY JAHAT! HICC NOOO DADDY!" Phukong langsung melepas jas dokter nya dan menutupi tubuh Win.

Phukong yang melihat kondisi Win lari telanjang bulat, dan beberapa kancing kemeja Bright yang terlepas, maka satu spekulasi Phukong.

Bright ingin memperkosa Win, namun kenyataan nya tidak lah begitu.

"PHI! Kau tega memanfaat kan kelemahan Win untuk kepuasan nafsu mu?!" Hardik Phukong,

"T-tidak! Jangan salah paham! Aku tidak begitu!" Baru selangkah Bright mengambil langkah Win berteriak lebih nyaring dari sebelum nya.

"W-Winnie! Daddy bersumpah daddy hanya ingin menolong mu—"

"HUEEE ANAN THENTUH WINNIE!"

DHUAK!

Phukong melempar botol alkohol steril nya begitu Bright dengan wajah penuh emosi seperti ingin menghajar Win.

Saat itu naluri nya sebagai dokter yang ingin melindungi pasien reflek melempar botol alkohol steril dari tas dokter nya untuk membuat Bright diam di tempat.

Namun tak menyangka kalau mendarat sempurna di wajah Bright.

———

Dan di sini lah mereka bertiga, Phukong yang sedang menenang kan Win, dan Bright terus memandang layar iPad nya.

Sedang kan di sudut lain bangunan rumah ini terdengar jeritan Fong yang semaput di jadikan samsak tinju oleh Fang karena ulah Fong tadi.

Bright sedang memutar otak untuk membaut sumber dari sejala bencana yang menimpa nya malam ini.

Ia akan mengkremus jalang tadi beserta seluruh harta yang di miliki keluarga nya.

Setelah semua rencana tersusun rapi, Bright tinggal menunggu fajar tiba menanti kabar baik esok hari.

Di pandang nya kedua orang yang berada di depan nya, Win tertidur di atas pangkuan Phukong, sedang kan pemilik pangkuan tertidur tidak nyaman, tentu saja Phukong merasa kebas karena Win jauh lebih berat dan lebih besar dari Phukong.

Bright pun berdiri dan mengangkat Win.

"Maaf kan Bai na? Sudah membuat Winnie takut." Bisik nya pada Win

"Mmmhh..." Win menggeliat saat Bright mengangkat nya, namun Win... seolah kenal dengan dekapan itu Win menyaman kan kepala nya pada dada bidang Bright.

Begitu sampai di kamar Bright, ia menidur kan Win di ranjang nya,

"n-nooo... hicc... anan pelgiii~" Bright terkekeh mendengar Win mengigau dalam tidur nya.

Bright lekas membersih kan diri dan berbaring di sebelah Win.

"B-Bright...?" Bright menatap kedua manik Win yang berair.

"Hei... ada apa Win?" Bright mencoba tersenyum, ia menahan tubuh Win yang sudah sadar dari Little, seperti beranjak ingin pergi.

"Di sini saja, sudah, tidak apa apa, tidur lah malam ini bersama ku, aku akan menemani kamu sampai pagi nanti, jadi kamu tidak perlu sendirian di kamar..."

Tutur Bright tanpa sadar, Win melihat memar pada kening Bright. Tanpa sadar ia pun mengelus memar itu.

"M-maaf... maaf kan Winnie karena—hiks... Bright jadi telukaaa... hicc maap kan Winnie daddyyy... hicc Winnie dah nakal ama daddy..."

Bright terpana... melihat perubahan Win menuju Little nya, dan ia kembali bertemu dengan Winnie.

Bright membawa Win ke dalam pelukan nya, ia mengelus belakang kepala Winnie yang kian memeluk nya erat, tangan Bright turun dan menepuk popok besar Win dengan pelan dan sehalus mungkin.

"Sudah na? Jangan menangis lagi, apa Winnie tidak lelah menangis?" Winnie mengangguk di dada bidang nya.

Terdengar kekehan kecil dari Bright, ketika Bright ingin mematikan lampu pada nakas di samping Win, namun ia menatap pantulan diri nya pada cermin lemari.

Bright melihat diri nya sendiri tersenyum, ya Bright tidak sadar kalau diri nya tersenyum.

"Maaf kan aku karena sudah membuat Winnie takut, na?"

"Ungg... hicc... daddy..." Bright tidak berhenti tersenyum mendengar suara Win yang di perbuat buat seperti anak kecil, dan Bright pun mematikan lampu kamar nya.

Bright ber senandung pelan, bibir tebal nya melantun kan irama dari lagi Scrubb yang sering di nyanyi kan Win, namun pikiran nya entah melayang kemana.

Melihat diri nya tersenyum seperti tadi, Bright berpikir mengapa diri nya seperti itu...

Mengapa, ketika menyangkut hal hal kecil tentang Win, selalu berhasil membuat nya terngiang ngiang, kalau di ingat, dia dulu begitu membenci Win.

Namun, begitu ia melihat sisi terlemah nya, Bright berpikir kalau Win hanya terlalu di manja sehingga ia tidak bisa membedakan seperti apa seharus nya dia bersikap, sebentar lagi lagi usia nya genap dua puluh tahun, kalau dia terus bertingkah seperti anak kecil maka Win tidak akan selamat dalam tekanan dunia nyata ini.

Sedang kan... Bright tidak tahu nasib Mean bagaimana di medan perang, bahkan ini sudah satu bulan lebih mae tidak memberi kabar atau kembali ke Thailand.

"Win... apa yang harus ku lakukan kepada mu...?"

Ujar Bright sambil mengelus tubuh Win yang sudah terlelap, namun Bright masih terjaga... memikir kan semua tingkah manis nya kepada Win, apa kah ia masih berpikir semua tingkah manis nya hanya penebusan dosa?

Bright memberi jarak diri nya dan Win, memandang wajah Win yang tertidur lelap, Bright usap kulit wajah Win.

"Win... apa yang kamu lakukan pada ku... sehingga aku tidak bisa lagi membenci mu."



———


Kindly click vote after you read, also drop a comment for your thoughts. It means a lot and help me in developing a better update.

Fondly, Hala.

TBC.

T O G E T H E R ? | Little Space Edition (Complete ✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang