Di sebuah kamar dominan berwarna biru pastel, duduk lah seorang pemuda yang meringkuk di atas kasur empuk nya, ia memandang koper dan ransel yang sudah siap untuk di bawa pergi.
Sorot matanya begitu sendu, surai hitam nya bahkan tidak tertata rapi.
Tangan nya terus mencengkeram bucket hat dengan sulaman bunga matahari, padahal itu topi kesukaan si pemuda kelinci.
Lalu seorang pria berusia di awal kepala tiga itu menghampiri si pemuda kelinci.
"Sudah siap?" Tanya nya lembut, lalu mengusap surai hitam milik pemuda kelinci itu.
"P'Mean... apa kita harus pergi?" Yang di panggil hanya mengulum senyum kecut,
"Maaf, na? Harus jadi seperti ini, sebenarnya phi tidak rela kau harus pergi, tapi... phi takut meninggal kan mu sendirian di rumah ini, phi tidak mempercayai orang lain untuk menjaga mu.
Tapi dengar, Win. Phi harus kembali ke Amerika dan pergi untuk misi terakhir, setelah semuanya berakhir, phi akan meninggalkan militer, dan mengambil alih perusahaan, hanya enam bulan, Win. Tunggu phi dalam enam bulan saja."
Pemuda kelinci bernama Win itu hanya mengangguk, menyetujui janji bahwa Mean akan kembali setelah menjalan kan misi terakhir untuk enam bulan.
"Keluarga mae akan menjaga mu selama di Thailand, kau tidak perlu takut, Win."
"Tapi... bagaimana kalau mereka membenci ku? Bagaimana kalau mereka tidak menerima keadaan ku? Selama ini hanya ada mae dan phi yang merawat ku, tapi sekarang mae sudah—" suaranya tercekat,
Win menangis dan Mean dengan cepat merangkul sang adik.
"Sudah Win, tidak perlu di ingat."
"Hicc... Donn gow phi... donn weft Winnie awonn naaaaa?"
"Sorry Winnie, I had to. I'm deeply sorry being irresponsible brother for you." Rengekan Win semakin kencang, bahu Mean sudah basah karena air mata dan liur Win yang menetes.
Win pengidap Little Space, kurang nya rasa cinta dari orang tua yang sudah berpisah dan perlakuan kasar sang ayah membuat nya seperti ini, hanya mae dan Mean yang merawat nya.
Namun sayang mae meninggal karena penyakit yang di derita, dulu, selama Mean sibuk menjadi tentara aktif di Amerika, ada Saint yang selalu menjaga si bungsu setelah mae meninggal, namun Saint pergi karena ia memiliki cita cita yang harus ia kejar.
Sedangkan sang ayah gila akibat mengonsumsi narkotika, karena Mean dan Win adalah darah daging yang tersisa, maka Mean yang harus mengambil alih perusahaan sedang Win masih sekolah.
"Winnie? You there?" Panggil Mean,
"I-ini Win phi... maaf sudah mengotori baju mu..." ujar sang adik begitu ia keluar dari Little Space-nya.
Pria itu tertawa, "bisa kita berangkat sekarang?" Win mengangguk dan beranjak dari kasur nya, ia akan merindukan kamar ini selama berada di Thailand, mungkin ia juga akan sangat merindukan Beijing.
Mean menunggu di mobil sedang kan Win masih bersiap siap dan memasang popok nya, berjaga jaga kalau ia buang air saat tertidur di pesawat nanti.
"Selamat jalan tuan Mean, tuan Win. Kami akan menunggu di sini hingga kalian kembali."
Ujar kepala pelayan di rumah itu, Mean dan Win pun tersenyum dan mengucapkan selamat tinggal kepada lima pelayan yang akan menghuni rumah besar ini.
Mereka akan terbang ke Amerika, bertemu keluarga Vachirawit, keluarga dari mendiang mae, untuk mengenal Win lebih dulu dan mengantar Mean ke pangkalan militer, baru lah menuju Thailand bersama sama.
Kindly click vote after you read, also drop a comment for your thoughts. It means a lot and help me in developing a better update.
Fondly, Hala.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
T O G E T H E R ? | Little Space Edition (Complete ✔️)
Fanfic[INDONESIA] Sekilas kehidupan Bright, dan paman nya yang menderita Little Space, Win.