11.🔞🔞

538 31 1
                                    










Warning! 🔞










Johnny yakin seratus persen bahwa yang dilakukannya sepenuhnya sadar. Mendapati Ten yang kini berada dibawahnya dengan kedua kejantanan mereka yang menyatu pun tindakan yang sepenuhnya sadar.

Posisi Ten yang berada di sebelah ranjang Johnny saat ia membuka mata entah mengapa membuat nafsunya tak terbendung. Tubuh mungilnya yang halus, rambutnya yang wangi, serta badannya yang nyaman untuk dipeluk seolah menjadikan Ten sempurna untuk Johnny.

Ia ingin Ten lebih dari ini.

Johnny mengganti posisinya setelah pelepasan Ten yang pertama, ia masih frustasi karena belum mencapai pelepasannya. Ia kembali menciumi tengkuk leher Ten dan meraup dengan rakus bibir manis itu.

Ten menarik dada Johnny karena nafasnya yang makin terengah, "Do it John..." ujar Ten.

"What do you mean, baby? say it clearly." jawabnya. Padahal ia pun dalam keadaan frustasi ingin meminta lebih-namun pria bertubuh besar ini ingin terus menggoda Si mungil yang berada dalam kungkungannya-memintanya untuk memohon kepada Johnny.

"Put your dick on mine, sir.... Please..." mohon Ten dengan frontal.

"Such a slut. Your ass need me so much, huh?" ujar Johnny dengan melemparkan kata kasar kepada Ten. Entah karena terbawa suasana atau memang itu gaya bercintanya-Ten sangat menyukainya. Hal itu membuat kejantanannya yang semula melemas menjadi menegak lagi.

"You're hard because my voice? what a shame."ujar Johnny lagi. Muka Ten memerah, tolonglah, ia tidak ingin melakukan hal yang lebih memalukan dari ini.

Ten membalikkan tubuh Johnny, menjadikan posisi Johnny dibawahnya, "Yes sir, i really need your dick in my ass, please..." jawabnya. "Mandiri, baby. Masukin sendiri, okay?" ucap pria dibawahnya.

Sialan, mengapa hanya Ten yang terlihat frustasi dalam hal ini?

Ten segera mengarahkan kejantanan Johnny untuk masuk ke arah lubang analnya, baik Ten dan Johnny, mereka sama-sama melakukannya untuk pertama kali. Perbedaan nya hanya seberapa mengerti mereka mengenai teori bercinta. Ten yang sering menonton video dewasa lewat sosial media dan youtubenya sudah pasti lebih mahir dari Johnny yang kurang waktu untuk sekedar menonton video atau memuaskan hasrat biologisnya.

A-aahhhh.... John... s-sakiittt" desah Ten saat kejantanan Johnny mulai masuk ke dalam lubang kenikmatannya. Ten sudah tau pasti rasanya akan menyakitkan, namun dengan sedikit genjotan pelan yang dilakukannya berulang ulang kini membuatnya terasa nikmat dan membuat kepalanya pusing.

"Seems like you have enjoyed your game, right baby?" ucapnya saat merasakan Ten sudah mahir menggerakkan pinggulnya naik dan turun.

Johnny memegang erat pinggul Ten dan menghentakkan kejantanannya lebih keras ke dalam lubang anal Ten. Ia mempercepat gerakannya dan membuat Ten mendesah lebih keras. Johnny kembali mengubah posisi nya menjadi diatas Ten. Ia menaruh sebelah kaki Ten ke pundaknya dan memasukkan menghujam lubang ten lebih keras lagi, membuat Ten mengerang keenakan karena Johnny tepat menyentuh sweet spot nya.

"Ngghhh Johnn... harderr.... i will come...." ucap Ten. Johnny pun menambah kecepatan hentakkannya karena ia pun merasakan hal yang sama.

Johnny mencium dan melumat bibir Ten, kedua lidahnya beradu dengan saliva yang terus bertukar satu sama lain. Mereka berusaha keras untuk mencapai kenikmatannya.

Hingga akhirnya mereka pun mencapai kenikmatan luar biasa. Sungguh, pagi hari itu mendadak menjadi melelahkan.

"Please move with me, Ten. Will you?" bisik Johnny pada telinga Si mungil sambil memeluknya dari belakang.

"My pleasure, John." jawab Ten.

Yap, jawaban dari Ten sangat membuat Johnny lega karena mulai dari sekarang, ia bisa menjaga Ten dengan penuh.

Namun masih ada sesuatu yang mengganjal diantara mereka, tentang perasaan mereka masing-masing. Sudah sejauh ini, sudah mencapai titik ini, namun hal diantara mereka masih belum ada kejelasan.

"Sebenarnya kita ini apa?"

Keduanya enggan memutuskan, entah terlalu naif atau tidak mengerti akan perasaan yang dimilikinya. Berpegang pada 'saling percaya' apakah benar-benar cukup?

Pada hari ini-tanpa pendeklarasian dari mulut keduanya-mereka sudah merasa saling memiliki.

Apakah ini benar-benar cukup?

Masih belum tergambar sebuah jawaban di kepala mereka. Akhirnya mereka pun memutuskan untuk melanjutkan istirahatnya di kasur lebih lama, menutup toko dan izin tidak masuk kantor demi menghabiskan waktu berdua.

Kelelahan, kenikmatan, serta kebingungan mereka menyatu padu pada pagi hari ini. Tidak ada yang ingin melepaskan pelukannya barang sedetik, seolah mereka mendapatkan titik kenyamanan masing-masing dengan saling mendekap.

"Nanti siangan kita cari Jeno, ya? Aku temenin." ujar Ten sembari membalikkan badannya berhadapan dengan wajah Johnny, mengelus rambut Johnny dengan penuh kasih sayang. "Thankyou for everything, Ten. I'm so grateful that i met you." jawab Johnny sembari mengambil tangan Ten yang berada di pucuk kepala nya dan mencium punggung tangan Ten dengan hangat.

"Same here, sir.." ucap Si kecil lagi. Kali ini dengan nada sedikit menggoda. "Bilang sekali lagi dan kamu nggak akan bisa jalan besok?" ujar sang lawan. Ah-sepertinya Ten menggoda orang yang salah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

S I M I L A R - [Johnten] (PAUSED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang