Entah kamu yang terlalu sempurna mematahkan saya, atau saya yang menaruh banyak harapan pada kamu.
Saya lagi-lagi kecewa.
Saya kembali dijatuhkan oleh ekspektasi yang sewajibnya tidak disematkan padamu yang berulang kali menghancurkan saya dengan seprofesional itu.
Lagi, saya kecewa.
Kecewa pada diri saya yang terlalu banyak berharap.
Seharusnya sejak awal saya tahu untuk membatasi diri dari feromon mengundangmu.Sesat, sesat sekali hatiku sampai jatuh pada buai-buai kata yang diuntai sedemikian indah namun isinya kosong.
Bedebah!..
Saya benci harus kembali terpuruk.
Saya benci mendapati bantal yang lembab karena menangis semalam dengan kau sebagai alasannya.
Saya benci karena mengutuk diri atas kebodohan diri yang terlalu cepat mencinta.