Semua nampak indah.
Manis kenangan yang terukir,
Janji yang diuntai,
Kebahagiaan yang diimpikan.Perlahan, ada sisip cemburu dari balik sarkas yang kau utarakan.
Ada amarah yang siap meletup tanpa peringatan waktu.
Ada kebencian yang perlahan tumbuh bersama bias kasih.Kita mungkin saling cinta, saling sayang, tapi kita bukan akhir dari cerita ini.
Ternyata kita cuma jadi salah satu pemain dalam cerita yg ada untuk dijadikan batu loncatan.
Aktor sesungguhnya bukan aku di dalam kisah cinta kamu.
Aku hanya seseorang yg kebetulan hadir dan ngisi hari serta hatimu, bukan hidupmu.Kita pernah memberi jeda untuk rindu hadir si antara dua hati yang mulai meragu.
Nyatanya, jarak membuat pikiran semakin memburuk.
Spekulasi tanpa bukti penuhi pikiran kian parah.Bagaimana rasanya menjadi pembatas buku?
Ada, tapi hanya menjadi jeda dalam cerita.Kataku pada gelapnya malam. "Tak apa. Tak semua cerita harus berakhir bahagia."
Lalu kutatap temaram bulan, "Tak apa, justru perpisahan mengajarkan kita arti dari kebersamaan, merelakan, dan mengikhlaskan pada akhirnya."Jakarta, 18 Mei 2020