Berbeda

668 25 2
                                    

Aku pernah berada di persimpangan hingga hilang arah.
Entah kemana harus melangkah, semua terlihat searah.
Aku pernah jatuh terpuruk hingga tersungkur rapuh.
Terhempas pada kenyataan bahwa kita tak lagi sama.
Aku pernah menjadi buta sebab inginku tak lagi terbangun.
Harapan yang terlalu jauh ku bumbung tak mampu ku gapai.
Aku pernah selalu tuli karena sekitarku terlalu riuh.
Mengelakkan rasa agar tak semakin sakit.

Jangankan berkata rindu, sedetik berucap saja rasanya tak lgi mampu.
Hati ini terlalu dalam mencintai kamu, sebegitu sabarnya aku menghargai semuanya.
Jangankan untuk memilih, sekadar menghirup napas saja rasanya merapuh.
Sebab, sesak akibat mencintaimu lebih besar dari apapun.
Jangankan mencuri dengar, selintas saja rasanya tak kuasa.
Bisik itu makin menjadi.

Pernah aku bertanya-tanya seorang diri.
Bilamana aku harus percaya, mungkinkah kiranya ada yang bisa?
Seperti engkau yang pernah ada?
Bilamana aku harus peduli, apakah perlu untuk tahu diri?
Agar aku tak kau hindari.
Bilamana aku harus kembali, sanggupkah sekali lagi teruji.
Akankah lelah menyergap kita lagi?

Lalu timbul rasa-rasa yang kerapkali dipertanyakan.
Rindu yang kerap dikesampingkan.
Cinta yang menjadi lemah
Kasih yang selalu di abaikan.
Sayang yang seringnya dilupakan.
Kenangan yang keluar tanpa diharapkan

Di akhir cerita ada kesimpulan yang merekah.
Dengan sebuah kisah yang entah diinginkan.
Bila lusa adalah lalu, mungkin sekiranya aku mulai menaruh percaya pada besok.
Bila kemarin adalah luka, semoga hari ini tak lagi serupa.

Sajak Malam ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang