chapter 57

19.9K 1.5K 78
                                    

Cleva berjalan mengelilingi rumah barunya untuk melihat-lihat ruangan yang ada.

Cleva mendekati ruangan yang berada tepat di depan kamarnya.Ruangan ini nantinya akan di gunakan sebagai kamar anak.

Cleva dibuat kaget karena banyaknya mainan yang sudah berada dalam kamar.

"Mas,ini yang beli mainannya kamu?" Tanya cleva pada vano yang setia berada di sampingnya.

Vano menggeleng "Para orang tua yang beli."

"Mama papa,bunda sama ayah?" Tanya cleva memastikan.

"Iya,mereka ngotot pengin beliin cucu pertama mereka mainan.Tau gak siapa yang desain ruangan ini?"

Cleva menggeleng "Yang desain bukan kamu ya?"

Vano mendengus kesal "Saya pingin desain kamar ini,tapi abang kamu maksa pengin desain juga." Jawab vano.

"Hahahah masa si mas? "

"Iya,katanya desain saya jelek.Mereka nggak mau ponakannya punya kamar jelek."

Cleva tertawa membayangkan kekonyolan abang dan suaminya saat berdebat mengenai desain kamar.
Sayang sekali ia tidak tahu.

"mandi dulu gih,nanti banyak tamu yang bakal datang." Ucap vano sambil menutup pintu kamar.

Cleva menatap vano galak.Ia baru melihat kamar calon anaknya,belum ruangan yang lain.

"Nanti aja,cleva pengin lihat-lihat dulu."

Vano menuntun cleva masuk ke dalam kamar "Mandi dulu,kamu bau asem."

Cleva mencium ketiaknya satu per satu "Wangi kayak gini dibilang asem,trus yang nggak pernah mandi baunya gimana?" gumam cleva.

Ia masuk ke dalam kamar mandi,sedangkan vano keluar kamar.

Vano mulai memasak untuk tamu mereka nanti.

Setelah cleva selesai mandi,ia langsung turun menuju dapur.

Cleva terpana melihat punggung kokoh suaminya yang terlihat sangat tampan saat memasak.

Ia mendekat ke arah vano dan
Memeluk vano dari belakang.

Karena kaget vano reflek menyenggol teflon panas berisi telur.

"Akh"

Cleva segera melepaskan pelukannya dan melihat telapak tangan vano yang sedikit memerah.

"Maaf mas,gara-gara cleva tangan kamu jadi kesenggol teflon."Ucap cleva merasa bersalah.

Vano mematikan kompornya dan menuntun cleva untuk duduk di kursi.

Ia mengelus rambut cleva dan tersenyum seakan mengatakan ia baik-baik saja.

"Nggak usah nangis,ini cuma luka kecil.Lagian saya yang luka kok kamu yang nangis?"

Cleva mengusap air matanya yang menetes "Tapi itu pasti sakit mas,lihat tuh tangan kamu sampe merah gitu."

"It's okay,Masak belum afdol kalau belum luka kayak gini." Ucap vano.

Cleva berlari mengambil kotak p3k.
Saking paniknya ia bahkan tidak sadar kalau ia tengah hamil.

Melihat itu membuat vano panik "CLEVA JANGAN LARI!"

Mendengar teriakan vano,cleva berhenti berlari dan berjalan dengan lebih santai.

Ia membawa kotak p3k ke hadapan vano.

"Lain kali jangan lari-lari,ingat ada dedek bayi dalam perut kamu!"Ucap vano memperingatkan sang istri.

Cleva mengangguk,tadi ia sangat panik sampai tidak sadar.

"Iya mas."

Cleva mengoleskan salep pada telapak tangan vano yang memerah.

"Sakit nggak mas?" Tanya cleva sambil mengoleskan salep.

"Enggak."

Cleva melanjutkan nya hingga seluruh luka terolesi salep.
Luka nya tidak besar,memang dasarnya cleva saja yang cengeng.

"Mas masak apa?Biar cleva aja yang gantiin masak."

"Cuma masak nasi telur,buat tamunya delivery aja." Jawab vano.

Cleva menutup kotak p3k dan meletakkannya di laci dapur.

"emang tamunya siapa sih?" Tanya cleva heran.

"Biasalah."



-----
Pendek ya?
Kayaknya Bakal double up.
Double atau nggak belum pasti.
Jangan nungguin sampai begadang.

Mungkin up nya besok.Iya deh besok aja.
Jangan lupa vote nya bunda!Kalau nggak vote besok nggak up.

Hehe bercanda

Jodohku Dosen Killer {sudah Terbit}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang