9

846 86 13
                                    

Taehyung berjalan menuju ruangan Jimin, setelah membuka pintu mendapati Jimin sedang menelfon seseorang. Taehyung duduk di sofa, melepas kancing jasnya.

selang beberapa menit kemudian Jimin menyusul duduk di sebelah Taehyung.

"ada apa Tae?? sampai berkunjung ke kantorku" heran Jimin

Taehyung tak langsung menjawab, memejamkan matanya lalu bersandar.

"aku lelah Jim, semuanya berantakan"

Jimin menghela nafas, mengubah posisi duduknya. paham betul apa yang Taehyung alami.

"jadi kau mau bagaimana Tae?? apa rencanamu??"

Taehyung membuka matanya, menegakkan tubuhnya lalu menatap Jimin.

"sepertinya aku memang harus menuruti kemauan tua brengsek itu" ucap Taehyung

"kau sudah yakin Tae??"

Taehyung mengangguk ragu,

"ini bukan hal sepele Tae, masa depanmu. apa kau benar benar sudah menyerah soal Tzuyu??"

Taehyung membuang pandangan, yang di ucapkan Jimin benar adanya. tapi mengingat respon Tzuyu tempo lalu, Taehyung merasa ia berjuang sendiri dan bertepuk sebelah tangan. Taehyung menghembuskan nafas lelah.

"entahlah, aku sudah buntu"

Jimin menatap Taehyung. satu yang dapat Jimin simpulkan dari keadaan Taehyung, frustasi.

"mau refreshing Tae?? segarkan otakmu sejenak" ucap Jimin mencoba mengalihkan topik

"aku ingin minum"

Jimin mengernyit heran, baru kali ini seorang Kim Taehyung mengajaknya minum. benar benar bukan Taehyung yang biasanya, yang hanya minum untuk formalitas.

"kau serius ingin minum Tae??" ucap Jimin memastikan

"iya, kenapa??"

"aku tahu kau tidak biasa minum Tae"

"mulai sekarang aku akan membiasakannya. jadi, bagaimana??" ucap Taehyung santai

Jimin pasrah, mungkin ia akan kerepotan nanti.

.

malam sudah sangat larut, sepi malam terusik karena ocehan seorang Park Jimin. bagaimana tidak?? belum sampai satu botol Taehyung sudah mabuk.

"merepotkan saja kau Kim!" kesal Jimin

Jimin memapah Taehyung masuk ke mobilnya. ingin mengantarnya pulang tapi Jimin ingat, Taehyung hanya akan babak belur nantinya jika sampai di rumah. Jimin tahu seperti apa Seokjin jika sudah mengamuk.

Jimin membawa Taehyung ke apartemennya, sama sekali tak berniat membawa Taehyung pulang ke rumahnya. Jimin hanya tidak ingin papanya, Park Chanyeol berubah menjadi wartawan. beda dengan Seokjin, Chanyeol hanya sedikit berisik dan bawel.

Jimin menidurkan tubuh Taehyung di atas kasur, melepas sepatu lalu jasnya.

"haishh, kalau bukan Kim Taehyung mana mau aku repot begini" dumel Jimin.

"Tzuy," racau Taehyung

Jimin berbalik, menatap Taehyung yang mengigau. Jimin menunggu kalimat selanjutnya yang akan keluar dari mulut Taehyung.

"kenapa kau tak menemuiku?"

Jimin kembali mendekat, menyelimuti tubuh Taehyung lalu mematikan lampu. setelahnya Jimin menuju kamar yang lain, ia juga memutuskan tidur di sini menemani Taehyung.

.

hari ini, Taehyung memiliki mood yang sangat buruk. seperti mayat hidup, Taehyung menuruti segala ucapan Seokjin.

Seokjin menjalankan rencananya dengan lancar. menikahkan Taehyung dengan Yeri sudah terlaksana. meski tamu yang hadir tidak banyak, namun setidaknya acaranya berjalan dengan lancar.

Jimin menghampiri Taehyung yang duduk di salah satu sofa setelah turun dari pelaminan.

"kau tak berniat mabuk kan Tae??"

Taehyung menoleh,

"tentu saja, aku ingin melakukannya sampai aku tak sanggup meminumnya" jelas Taehyung

Jimin menatap miris sahabatnya ini. mereka sudah bersama sejak kecil menjadikan hubungan mereka layaknya saudara. Jimin menarik gelas di tangan Taehyung.

"tidak Tae, jangan mabuk. aku yakin papamu merencanakan sesuatu" ucap Jimin pelan

Taehyung menatap Jimin, lalu matanya mengedar mencari sosok Seokjin. Taehyung menemukannya sedang berbicara dengan beberapa tamunya.

Taehyung beranjak dari duduknya, lalu pergi keluar ruangan. dengan gerakan cepat Jimin menyusulnya.

Jimin melihat Taehyung pergi dengan mobilnya, memilih mengikuti diam diam. Taehyung masuk ke sebuah club, Jimin pun mengawasi dari jarak aman.

Jimin menggeleng ketika Taehyung tak berhenti menenggak alkohol. ia tahu, Taehyung tidak bisa minum sebanyak itu. Jimin dapat melihat setiap kali meminumnya, Taehyung seperti menahan sakit di tenggorokannya.

melihat Taehyung sudah mabuk, Jimin muncul mendekati Taehyung. karena Jimin tau, sejak kedatangan Taehyung ada seseorang yang mengawasinya.

tanpa banyak bicara, Jimin membayar semuanya dan membawa Taehyung pergi. Jimin membawanya kembali ke apartemen miliknya. dengan telaten Jimin merawat Taehyung yang mabuk, beberapa kali memuntahkan isi perutnya. Jimin menatap keadaan Taehyung miris, pasti berat bagi Taehyung menghadapi semua ini.

Jimin menidurkan tubuh Taehyung setelah membersihkan semuanya.

Jimin meraih ponselnya, menghubungi seseorang.

"halo, bisa melakukan sesuatu untukku??"

"ada apa??"

"apa Tzuyu masih kerja di tempatmu??"

"tentu saja masih. tapi masih mengambil cuti karena habis melahirkan"

Jimin menatap Taehyung yang sudah tertidur pulas. menghela nafas,

"baiklah, besok aku akan ke tempatmu."

Jimin menutup panggilannya.

"kau sudah menjadi seorang papa Tae," gumam Jimin.

keesokan harinya, Jimin sudah menyiapkan semuanya, sup penghilang mabuk sudah tersedia. Jimin masuk ke kamarnya,

"Tae?? kau sudah bangun??"

"kenapa bisa di sini??" bingung Taehyung

"kau mabuk kalau lupa. dan aku langsung membawamu karena ada yang mengincarmu."

Taehyung mengangguk,

"aku ada berita bagus untukmu" ucap Jimin sembari memberikan mangkuk sup ke Taehyung

"apa itu??"

"Tzuyu sudah melahirkan" ucap Jimin hati hati

awalnya Taehyung terkejut, ada rasa senang di sana. namun buru buru Taehyung menetralkan wajahnya.

"lalu??" acuh Taehyung

"kau menjadi seorang ayah,"

"kau terlalu yakin Jimin. sudah jangan membicarakannya, aku sudah melupakannya. Tzuyu sendiri yang menolakku, mengatakan kalau di perutnya bukan anakku." jelas Taehyung

Jimin lupa hal ini,

"aku akan pergi Tae, ada urusan. jika kaubmasih ingin di sini, aku sudah menyiapkan makanan di kulkas, kau tinggal menghangatkannya nanti" ucap Jimin lalu pergi.

FAULT - TAETZU ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang