2

1.3K 108 52
                                    

dengan langkah malas, Taehyung masuk ke rumahnya. melempar jas ke sofa lalu duduk di sofa lain, menyandarkan punggungnya dan memejamkan matanya.

"kenapa baru pulang?"

Taehyung membuka matanya, menoleh ke samping mendapati ayahnya berdiri menatapnya.

"pekerjaanku banyak" acuh Taehyung

"bagaimana soal perjodohan itu? apa kau sudah memiliki jawaban?" ucap sang ayah

Taehyung mendengus, lagi lagi pertanyaan memuakkan ini. ingin rasanya Taehyung menonjok wajah ayahnya setiap kali membicarakan perjodohan konyol ini.

"aku belom sempat memikirkannya, pekerjaanku lebih penting" ucap Taehyung mengubah posisi duduknya

"percaya diri sekali kau Taehyung" kesal sang ayah

"bukankah itu sifatmu Kim Seokjin?" ucap Taehyung dengan nada remeh

"TAEHYUNG!!!!"

Taehyung terkekeh,

"kenapa? aku benar kan?"

"setidaknya kau menghormati aku sebagai ayahmu Taehyung" ucap Seokjin penuh penekanan di setiap katanya

"ayahku sudah mati, kau hanya ayah sambung. aku yakin sekali, kau bersekongkol dengan ibu untuk membunuh ayahku. dan setelahnya kau membunuh ibuku."

"TAEHYUNG!! JAGA BICARAMU!!"

"dan sekarang kau memaksaku menikah dengan perempuan pilihanmu itu. aku jadi yakin kau bersekongkol dengannya untuk menghabiskan warisan mendiang ayahku"

plak!!!

dengan terpaksa Taehyung menoleh akibat tamparan Seokjin.

"statusmu adalah anakku Kim Taehyung!! setidaknya kau tahu tata cara berbicara kepada orang tua" ucap Seokjin lalu pergi

Taehyung berdecih, selalu begini. ingin rasanya membunuh Seokjin karena berlaku seenaknya padanya, namun Taehyung tidak ingin gegabah. melenyapkan Seokjin tidak menyelesaikan masalah.

sejak kepergian ibunya, Taehyung merasa dirinya tak terurus. Kim Seokjin, ayah angkatnya hanya sibuk dengan dunianya sendiri. awalnya Taehyung acuh, namun seiring berjalannya waktu Taehyung mulai merawat diri. selain itu Taehyung selalu menentang kemauan Seokjin karena Taehyung yakin, dibalik semua itu Seokjin merencanakan sesuatu.

sejak awal Taehyung ragu Seokjin benar benar mencintai mendiang ibunya. dari segi umur, Seokjin baru 27 tahun dan mendiang ibunya sudah 39, meski wajah sang ibu awet muda. Taehyung semakin yakin Seokjin hanya mengincar harta orang tuanya setelah kepergian sang ibu.

Taehyung meraih jasnya, beranjak ke atas menuju kamarnya. melepas sepatu dan dasi lalu masuk ke kamar mandi. Taehyung mengguyur tubuhnya di bawah shower setelah melucuti seluruh pakaiannya.

"sebaiknya aku mengikuti saran Jimin" pikir Taehyung

.

Taehyung berangkat ke kantor seperti biasa. sebelum masuk ke ruangannya, Taehyung mampir ke ruangan Yeonjun.

"tuan, ada apa sampai anda datang kesini?" kaget Yeonjun

Taehyung tak langsung menjawab, memilih duduk di sofa lalu Yeonjun berdiri di sampingnya.

"duduklah" ucap Taehyung

Yeonjun dengan ragu duduk di sofa samping Taehyung, sekaligus menatap heran tuannya yang tiba tiba masuk ke ruangannya.

"bagaimana proyek di Cina?"

"berjalan lancar tuan, Soobin bisa di andalkan" jelas Yeonjun

Taehyung mengangguk,

"aku ada urusan, perusahaan ku percayakan padamu untuk sementara karena mungkin aku tidak bisa selalu datang ke kantor" jelas Taehyung

"maaf tuan, apa saya perlu membantu?"

"tidak perlu, kau cukup mengurusi perusahaan. jika ada hal penting kau bisa menghubungiku" imbuh Taehyung

"baiklah"

Taehyung mengedarkan pandangan ke sekitar,

"dimana anak buahmu selain Soobin?"

"Jaemin sedang memantau gudang tuan, karena kemaren sempat ada info bahwa di antara karyawan ada pembelot" jelas Yeonjun

"bereskan saja hama seperti itu, dan lebih di pertegas lagi peraturannya. jika perlu awasi cctv 24 jam nonstop"

"baik tuan"

Taehyung beranjak,

"apa ada meeting penting hari ini?"

"sebentar tuan"

Yeonjun beranjak ke mejanya, memeriksa jadwal Taehyung.

"tidak ada tuan, hanya besok kita ada meeting kembali dengan tuan Jung di luar kota" jelas Yeonjun

"baiklah"

Taehyung keluar dari ruangan Yeonjun menuju ke ruangannya.

Taehyung mengeluarkan ponselnya, teringat saran Jimin membuatnya menghubungi pria bermarga Park itu.

"halo ada apa Tae? aku sedang sibuk kau tahu??"

"baiklah nanti saja kalau begitu, aku hanya ingin menanyakan soal jalang yang kau janjikan padaku" ucap Taehyung

"ah tidak, aku tidak sibuk. apa kau bilang? baiklah, aku akan menunjukkannya padamu. aku yakin kau tak akan kecewa dengan pilihanku Tae"

"giliran urusan jalang saja kau semangat, dasar tuan Park" cebik Taehyung

Jimin terkekeh di seberang telfon.

"kau tahu bagaimana aku Taehyung. nanti ku kabari setelah siap, sekarang aku harus menyelesaikan pekerjaanku dulu"

"aku tak yakin kau menyelesaikannya Jimin"

kembali Jimin terkekeh,

"jika ku kerjakan semuanya, apa gunanya aku merekrut 2 sekretaris sekaligus Tae. aku orang sibuk kalau kau lupa"

"tentu saja kau sibuk, jalangmu tak terhitung Jimin. aku tak bisa membayangkan bagaimana perasaan istrimu nanti" ucap Taehyung dengan nada prihatin

"itu urusanku Tae, kau tak perlu memikirkannya."

"tentu saja, aku lebih memikirkan istriku nanti."

"baiklah, sudah kan?"

"tentu saja"

Taehyung menutup panggilannya, meletakkan ponselnya ke meja. tangannya meraih berkas yang sedikit menumpuk di mejanya. Taehyung bertekad mengerjakannya selesai hari ini.

belum genap 10 menit Taehyung meneliti pekerjaannya, pintu terbuka.

"maaf tuan, meeting dengan tuan Jung di majukan atas permintaan tuan Jung sendiri" ucap Yeonjun setelah di depan meja Taehyung

"jadi kapan meetingnya?"

"nanti malam, di hotel xxx tuan" jelas Yeonjun

"baiklah"

Yeonjun mengangguk lalu undur diri, kembali ke ruangannya.

Taehyung menghembuskan nafasnya, beranjak dari duduknya mengambil air putih di nakas samping meja kerjanya. Taehyung meneguk hingga tandas satu gelas, lalu kembali duduk di kursi kebanggaannya melanjutkan pekerjaannya.

"sepertinya aku harus bekerja lebih keras" gumam Taehyung

FAULT - TAETZU ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang