1

2.7K 137 43
                                    

Taehyung sedang memasuki ruangannya, duduk di kursi kebanggaannya lalu menyandarkan punggungnya. pintu di ketuk setelahnya seorang asisten pribadinya masuk, Choi Yeonjun.

"maaf tuan, dari pihak tuan Jung memberikan ajukan kepada tuan untuk memajukan tanggal proyek yang berada di Cina" jelasnya

Taehyung menegakkan tubuhnya, menatap ke arah Yeonjun.

"sejak kapan dia memintanya?"

"baru kemaren menghubungi Soobin" jelas Yeonjun.

Soobin adalah salah satu anak buah Yeonjun.

"kau ikuti saja kemauan tuan Jung. dan sekalian aku percayakan proyek di Cina kepadamu" jelas Taehyung

"baik tuan, kalau begitu saya permisi" ucap Yeonjun memberi salam lalu keluar.

Taehyung meraih map di depannya, membuka sekedar memeriksa pekerjaannya kemaren. pintu kembali terbuka, menampilkan seseorang yang membuat Taehyung berdecak.

"mau apa lagi kau kemari tuan Park?" ucap Taehyung dengan nada sedikit kesal

"wah, tuan Kim sudah berubah ternyata. apa kau tak menyesal menyapaku lebih dulu?" ucapnya lalu duduk di kursi depan meja Taehyung

Taehyung mendengus, menatap kesal orang di depannya ini. dengan perawakan mungil dan wajah yang sedikit bulat karena pipi tembamnya, namun memiliki aura sexy yang alami.

"apa kau tidak ada pekerjaan tuan Park, aku sibuk asal kau tahu" ucap Taehyung mengalihkan pandangan.

"Taehyung Taehyung, kau selalu sibuk dan sok sibuk. ayolah, aku kemari ingin mengajakmu bersenang senang. aku ada tempat yang bagus, mau kuberi tahu??"

Taehyung melirik sekilas, lalu menyamankan posisi duduknya.

"jika aku menurutimu aku hanya membuang uangku Jimin. lagian aku sedang tidak butuh hiburan saat ini" jelas Taehyung

"kau yakin? bahkan aku tahu sekarang otakmu sedang berfikir keras bagaimana membatalkan perjodohan konyol ayahmu itu" ucap Jimin menatap Taehyung remeh

Taehyung menggebrak mejanya, menatap Jimin.

"jangan meremehkan ku, aku yakin akan menemukan cara untuk menggagalkannya. hanya saja belom aku lakukan" tegas Taehyung

Jimin terkekeh, sungguh bahagia sekali menggoda Taehyung yang arrogant ini.

"aku yakin sebenarnya kau belom memiliki rencana. jika boleh kusarankan, kau hanya perlu menanam benih di salah satu jalang lalu membawanya pulang kepada ayahmu. aku yakin ayahmu akan menggagalkan perjodohan itu" jelas Jimin

Taehyung terlihat berfikir. ada benarnya juga saran Jimin. dirinya hanya butuh seorang jalang kan??

Taehyung menatap Jimin yang menatapnya dengan senyum remeh.

"sudahlah Tae, itu cara yang tepat. aku tidak yakin kau memiliki seorang kekasih. melihat wajah arroganmu saja nyaliku langsung menciut, apalagi para perempuan yang ingin mendekatimu" oceh Jimin

Taehyung menatap tajam Jimin, namun ada benarnya juga. ia sendiri tak memiliki kekasih atau gebetan, terlalu menutup diri dan fokus dengan perusahaannya.

"haish, kau terlalu lama berfikir Tae." ucap Jimin lalu beranjak

"mau kemana kau?" sela Taehyung

"aku lupa ada pekerjaan di luar. kau lanjutkan dulu memikirkan ucapanku, jika sudah mendapat jawaban hubungi aku. akan kuberi tahu tempat yang bagus itu, dan aku jamin jalang di sana berkualitas" ucap Jimin lalu keluar dari ruangan Taehyung

Taehyung berfikir. ia tak yakin bisa melakukannya, pasalnya ia tak pernah memiliki hubungan dengan perempuan. mungkin itu salah satu alasan ayahnya menjodohkan Taehyung.

.

seorang perempuan sedang memoles wajahnya di depan cermin. menyentuh beberapa titik di wajahnya dengan kuas make up. setelah merasa puas, kini tangannya memberi sentuhan pada bibirnya. setelah di rasa cukup, tangannya meraih parfum lalu menyemprotkan ke tubuhnya.

"sampai kapan hidupku seperti ini?" gumamnya

pintu terbuka, seseorang menyembulkan kepalanya.

"Tzuyu, apa kau sudah selesai?" ucapnya tanpa masuk

"sudah, ada apa?"

Tzuyu beranjak dari duduknya, menghampiri salah satu rekannya yang enggan masuk ke kamarnya.

"aku mendapat pesan dari bos, nanti malam kita harus ke ruang atas. ada seseorang yang ingin menyewa salah satu di antara kita" jelasnya

"kau serius Sana?"

"tentu saja. dan aku sudah melihat wajah orang itu. tidak terlalu tinggi, postur tubuhnya sedang. yang membuatku gemas adalah pipi tembamnya, jika dia tersenyum matanya akan tenggelam." ucap Sana sembari membayangkan

"aku jadi penasaran. kau melihatnya di mana?"

"ayo ikut aku"

Tzuyu menutup pintu ruangannya, lalu mengikuti langkah Sana.

Tzuyu berhenti setelah Sana,

"kenapa berhenti?" heran Tzuyu

"kau lihat, laki laki dengan stelan jas yang duduk di sofa tengah. itu orangnya" jelas Sana

Tzuyu mengikuti petunjuk Sana, benar seperti yang Sana katakan. namun menurut Tzuyu masih ada yang kurang dari deskripsi Sana tadi, bahwa orang itu juga memiliki aura yang sexy.

"kira kira siapa yang beruntung ya?" gumam Tzuyu

Sana menoleh ke arah Tzuyu,

"aku tak yakin, tapi aku berharap" ucap Sana dengan senyum yang terpatri di wajahnya

Tzuyu menatap Sana, mengusap bahunya.

"ayo ke atas" ajak Tzuyu

Sana mengangguk, lalu berjalan beriringan dengan Tzuyu menuju lantai atas.

Tzuyu dan Sana menjadi teman saat Tzuyu masuk kerja di tempat ini. meski bisa di sebut jalang, tapi mereka berkelas. selain tarif yang mahal, para pelayan di sini harus benar benar bisa melayani klien dengan baik.

Tzuyu sendiri masuk tempat ini bukan karena kemauannya. tapi karena ibunya sedang koma dan membutuhkan biaya besar untuk melakukan operasi. Tzuyu mengambil jalan pintas, karena bekerja di cafe tempat dulunya bekerja tidak menghasilkan cukup uang untuk sekedar membayar biaya inap ibunya di rumah sakit.

Tzuyu mencoba menerima dan menikmati pekerjaannya. Tzuyu berencana menyudahi pekerjaan ini jika biaya rumah sakit ibunya sudah lunas.

FAULT - TAETZU ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang