[10] Help me, Kelvan

861 45 0
                                    

Sebelum baca vote dulu yuk biar nggak lupa ⭐

Makasih buat yang udah vote ♥︎

● ● ●

Kelvan

Hari ini nggak usah antar pulang\

Setelah mengirim pesan singkat pada Kelvan, Marsha menelungkupkan kepalanya di atas meja. Saat ini jam istirahat kedua sedang berlangsung. Padahal dirinya lapar, bahkan sangat. Tapi rasa kantuk lebih mendominasi daripada rasa lapar. Ia berniat melanjutkan tidurnya yang terganggu saat jam pelajaran matematika tadi.

Sementara itu di kantin, sorot mata Kelvan tak henti menatap pintu masuk kantin. Di antara ramainya pengunjung kantin belum terlihat tanda-tanda siluet Marsha.

"Belum dateng?" Gilang menyikut lengan Kelvan yang duduk di sampingnya. Kelvan menggeleng tanpa menatap sang penanya.

"Samperin sana, ketiduran kali tuh. Kasian pasti belum makan." Saran Darren yang dibalas anggukan oleh Kelvan.

Baru saja akan mengangkat bokongnya dari kursi, seorang cewek berkulit putih mulus dengan suara melengking langsung mengambil duduk di samping Kelvan dan menarik tangan cowok itu agar kembali duduk.

Seisi meja menoleh menatap Chintya dengan tampang 'watados'nya. Cewek itu hanya nyengir tanpa rasa bersalah menunjukkan sederet giginya yang putih bersih.

"Kelvan mau ke mana? Sini aja, gue baru dateng lho." Chintya mengerucutkan bibirnya berpura-pura kesal.

"Imut kagak, amit-amit iya." Celetuk Satya yang masih asik dengan es teh manisnya.

"Diem aja deh lo! Nggak bisa liat gue seneng dikit apa?" Hardik Chintya masih dengan bibir yang dimanyunkan.

"Nggak." Keempat cowok itu termasuk Kelvan menjawab serempak.

"Lo kok jahat sih, Van? Temen-temen lo ngeselin banget tuh!" Chintya meminta pembelaan pada Kelvan.

"Emang sejak kapan gue baik sama lo?" Balas Kelvan datar dengan sebelah alis yang diangkat.

Chintya menekuk wajahnya dalam-dalam. Namun rupanya cewek itu tak kehabisan ide. Ia menyandarkan kepalanya ke bahu Kelvan membuat sang empunya menarik tubuhnya menjauh.

"Perlu gue garuk nggak, Shin? Gatel banget perasaan." Sindir Darren yang duduk di seberang Kelvan dan Chintya. Cewek itu hanya diam tak menanggapi.

"Beliin nasi goreng dong, Van. Ya, ya, ya?"

Chintya menatap Kelvan memelas dengan puppy eyes-nya. Sedangkan Kelvan sendiri hanya menatap cewek itu tak minat. Rencananya menghampiri Marsha ke kelasnya menjadi tertunda karena kedatangan cewek pengganggu ini.

"Tuhan ciptain kaki buat digunain. Selagi lo masih punya kaki lengkap gunain baik-baik." Celetuk Gilang yang sudah mulai muak dengan kelakuan Chintya.

"Tapi apa salahnya minta tolong sama Kelvan? Gue cuma minta tolong, kok." Chintya lagi-lagi mengerucutkan bibirnya sebal.

"Lalu apa salahnya buat ingetin? Gue cuma ingetin, kok. Sebelum kedua kaki lo diambil lagi sama Sang Maha Pencipta." Balas Gilang sengit membuat Chintya kalah telak.

Kelvan bangkit berdiri membuat cewek itu berbinar senang. Ia pikir Kelvan akan menuruti permintaannya, tapi ternyata salah. Kedua kaki Kelvan melangkah keluar kantin hingga punggungnya berbelok tak terlihat.

"Kelvan! Mau ke mana?? Kok gue ditinggalin sih??" Chintya hendak berdiri mengikuti Kelvan namun ketiga teman Kelvan menahan cewek itu lebih dulu.

"Kalau lo ikutin Kelvan, gue pastiin lo nggak bisa deket-deket sama dia lagi." Ancam Darren terdengar penuh penekanan dan seakan tak terbantahkan.

My Nerd Wife (MNW) [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang