Sebelum baca vote dulu yuk biar nggak lupa ⭐
Makasih buat yang udah vote <3
● ● ●
Kelvan mengetuk-ngetukkan jemari tangannya ke meja kayu bundar di depannya hingga menimbulkan bunyi berirama. Mengabaikan teman-temannya yang sedari tadi tak henti melemparkan banyak pertanyaan mengenai kehidupan dirinya dan Marsha.
"Van, lo beneran-"
"Shut up! Berhenti tanya-tanya bisa?"
Satya mengunci mulutnya sendiri dengan menyatukan jari telunjuk dan ibu jarinya begitu mendapat tatapan nyalang dari Kelvan yang sedari tadi diam tak membuka suara.
"Tapi lo belum jawab satu pun pertanyaan dari kita, gimana mau berhenti tanya?" Darren bersedekap. Nada bicaranya terdengar tenang.
"Gue rasa nggak perlu dijawab."
"Why?"
"Urusan pribadi." Kelvan bangkit berdiri, memeriksa keluar gudang sekolah untuk memastikan keadaan masih ramai yang itu artinya waktu istirahat masih berlangsung.
"Omong-omong, kita nggak bisa terus di sini." Kelvan berucap pelan, berdiri memunggungi teman-temannya. Raut wajah mereka terlihat kaget, tentu saja.
"Maksud lo?"
"Kemarin Pak Abdu minta gue buat kembaliin gudang sekolah ini seperti semula. Jadi kita kembali ke markas utama aja, jangan jadiin gudang ini sebagai markas kita lagi."
Kelvan menjelaskan. Semua yang ada di sana hanya manggut-manggut paham namun juga sedikit tak terima. Namun apa boleh buat. Pak Abdu, penjaga sekolah yang terkenal 'galak' itu sudah menyuruh mereka demikian. Atas perintah kepala sekolah sebenernya, toh jika sudah begini mereka tak punya pilihan lain.
"Pak Abdu doang mah gampang, Van. Biasanya juga kita nggak gubris peringatan dari beliau." Gilang menyahuti.
Kelvan berbalik badan, menatap semua orang dengan ekor matanya. "Kita udah kelas dua belas, sebentar lagi ujian nasional dan kelulusan. Nggak mungkin gudang ini selamanya jadi punya kita. Jadi mau nggak mau dari sekarang harus udah mulai diperbaiki supaya kayak semula lagi."
* * *
Malam hari yang lumayan sunyi, Marsha duduk diam di balkon kamarnya. Ada banyak hal yang menjadi isi pikirannya. Memang, sejak statusnya berubah menjadi istri dari seorang Kelvan Baskara Bintang Pratama, ada banyak hal yang selalu mengganggu otaknya.
Banyak, banyak sekali. Apalagi Marsha merupakan tipe orang yang 'gampang' kepikiran akan sesuatu. Tepatnya tipe pemikir. Ia tidak bisa melupakan hal-hal yang terjadi dalam hidupnya secepat itu.
Apalagi jika menurutnya hal itu adalah sebuah masalah baik masalah kecil maupun masalah besar. Sebisa mungkin Marsha pasti akan mencari jalan keluarnya hingga otaknya terasa panas.
Salah satu topik utama isi pikirannya malam ini adalah, Kelvan. Ya benar, Kelvan. Selalu itu yang menjadi isi pikirannya hampir setiap hari. Bosan? Tidak, bagi Marsha hal itu sama sekali tidak membosankan.
Semua tentang Kelvan selalu bisa membuatnya penasaran. Apalagi menurut Marsha, cowok itu adalah tipe orang yang sangat tertutup. Meski mereka sudah berstatus suami istri selama kurang lebih 3 bulan, namun percayalah, tak banyak hal yang Marsha ketahui tentang Kelvan mungkin begitu pula sebaliknya.
Cowok tersebut benar-benar misterius. Hampir tak pernah menceritakan hal-hal yang bersangkutan dengan masalah pribadinya. Padahal 'kan, bukankah hal tersebut merupakan hal yang wajar bagi pasangan suami istri?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Nerd Wife (MNW) [Slow Update]
Novela JuvenilSebelum mulai membaca alangkah baiknya FOLLOW dulu untuk kepentingan kita masing‐masing. * ❗ PERHATIAN ❗ Pada beberapa part, cerita ini mungkin mengandung bahasa kasar, unsur kekerasan, bahkan adegan 18+ Diharapkan kepada para pembaca (terutama pemb...