Sebelum baca vote dulu yuk biar nggak lupa ⭐
Makasih buat yang udah vote ♥︎
● ● ●
Marsha hampir saja menjatuhkan ponsel miliknya jika Rafka tidak dengan sigap menangkap benda pipih itu yang hampir menyentuh tanah. Cowok itu menatap aneh Marsha yang sekarang menatap kosong ke arah depan.
"Mar? Halo? Marsha? Apa kamu masih dengar suaraku?"
Marsha jatuh terduduk lemas di lantai balkon. Pikirannya kalut, benar-benar tidak bisa berpikir jernih apa yang harus diperbuatnya saat ini. Tidak mungkin ia pulang ke Jakarta untuk menenangkan cowok itu. Jarak Yogyakarta-Jakarta tidak sedekat itu. Mengapa Kelvan melakukan itu? Apa yang membuatnya tiba-tiba menjadi seperti ini?
"Marsha, ini dia masih ngomong di telepon." Rafka menyodorkan ponsel Marsha kembali. Cewek menerima benda pipih tersebut dengan tangan bergetar.
"Ren ... Renata. Bisa aku bicara dengan dia? Tolong berikan ponselmu padanya."
"Kamu yakin?"
"Iya, aku yakin. Cuma ini cara satu-satunya."
Renata dengan ditemani Satya, Gilang, dan Darren menghampiri Kelvan yang menatap tajam orang-orang di sekitarnya.
"Kelvan, Marsha mau bicara denganmu." Ucap Renata pelan yang masih bisa didengar oleh Marsha karena sambungan telepon itu masih terhubung.
Gilang mengambil alih ponsel itu dari tangan Renata dan memberikannya pada Kelvan. "Lo kangen dia 'kan? Nih, telepon. Dia mau bicara sama lo."
Seluruh pengunjung club diminta pulang malam itu oleh Kelvan sendiri. Kelvan yang sedang dalam keadaan mabuk berat itu menerima sodoran ponsel dari Gilang lalu masuk ke sebuah ruangan tertutup seraya menempelkan benda pipih itu ke telinganya.
"Halo, Kelvan?"
Marsha mulai bicara begitu mengetahui ponsel milik Renata sudah berada di tangan Kelvan.
Kelvan diam bergeming. Dirinya sedang berada di bawah alam sadar seperti orang yang kehilangan akal sehat. Tetapi ia tahu dirinya sedang berbicara dengan Marsha sekarang.
"Kelvan? Are you okay? What happen to you?"
"I love you."
Marsha membulatkan matanya sempurna. Apa yang barusan Kelvan katakan? Oh, ayolah. Ia sedang berada di bawah alam sadarnya. Apapun bisa ia katakan dalam keadaan seperti ini.
"Kenapa kamu ngelakuin hal gila ini, Kelvan?! Kenapa kamu pergi ke club itu lagi dan membahayakan nyawamu sendiri serta orang lain?" Marsha membentak.
Kelvan sedikit terkejut mendengar suara bentakan itu namun kembali berbicara. "I love you so much, Marsha. I miss you so bad."
Lagi-lagi jantung Marsha berdetak dua kali lebih cepat. Rafka yang melihat begitu cepatnya perubahan ekspresi cewek ini hanya bisa diam mengamati. Ia sendiri tidak tahu apa yang sedang terjadi dengan orang yang sedang Marsha hubungi itu. Tunggu sebentar, tadi katanya ... Kelvan??
"Apa yang kamu katakan? Sadar, Kelvan! Cepat pulang dari sana!"
"I'm seriously. I want to meet you right now."
Marsha benar-benar tak tahu harus berbuat apa. Arah pembicaraan Kelvan semakin melantur kemana-mana.
"Nggak bisa sekarang, besok aku baru bisa pulang. Sekarang kamu pulang, oke? Istirahat."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Nerd Wife (MNW) [Slow Update]
Fiksi RemajaSebelum mulai membaca alangkah baiknya FOLLOW dulu untuk kepentingan kita masing‐masing. * ❗ PERHATIAN ❗ Pada beberapa part, cerita ini mungkin mengandung bahasa kasar, unsur kekerasan, bahkan adegan 18+ Diharapkan kepada para pembaca (terutama pemb...