[31] Promise

520 38 102
                                    

Sebelum baca vote dulu yuk biar nggak lupa ⭐

Makasih buat yang udah vote <3

● ● ●

Seorang gadis melenguh pelan dalam tidurnya saat dirasa sinar matahari mengetuk masuk kaca jendela kamar. Tunggu ... bukan, sekarang ia bukanlah seorang gadis lagi setelah kejadian panas tadi malam.

Merasa sinar matahari tersebut terus mengganggu aktivitas tidurnya, Marsha, perlahan membuka matanya sembari melenguh panjang.

"Aww ... sshh ...."

Marsha merintih pelan saat merasakan sakit yang luar biasa di bagian inti tubuhnya. Bergerak sedikit saja, rasa sakit dan perih itu kembali terasa. Karena rasa sakit yang tak tertahankan itu, akhirnya ia memutuskan untuk bangkit duduk.

Tapi tunggu ... mengapa ia mengenakan selimut? Dan ... astaga! Ia mengintip ke dalam selimut. Tubuh mungilnya tak dilapisi sehelai benang pun. Apa yang telah terjadi? Siapa yang telah melakukan semua ini??

Marsha panik sendiri, saat ia menoleh ke samping, ia mendapati Kelvan dalam keadaan yang sama dengan dirinya, masih tertidur pulas dengan mata terpejam, terlihat begitu nyaman.
Ah, iya! Ini bukan kamarnya. Ini kamar Kelvan. Ia sedang berada di kamar Kelvan sekarang. Pantas saja berbeda dengan kamarnya.

Marsha menggelengkan kepalanya cepat, wajahnya berubah menjadi semerah tomat saat mengingat kembali kilas balik kejadian semalam. Kejadian di mana ... ah, perutnya terasa sangat sakit. Mungkin sebaiknya ia membersihkan diri terlebih dahulu.

Dengan sisa tenaga yang ia punya, Marsha memunguti satu persatu potong pakaian miliknya yang tergeletak mengenaskan di atas lantai. Rambutnya sangat berantakan, dan ... apa ini? Marsha menatap pantulan dirinya di cermin kecil di atas nakas. Banyak tanda merah di leher dan juga ... dadanya, dan di bagian tubuh lainnya.

Marsha segera berjongkok dan menutupi semua wilayah sensitif di tubuhnya saat melihat Kelvan yang melenguh dan membuka mata perlahan. Sial! Cowok itu sudah terbangun dari tidurnya. Duduk tegap dengan kepala menoleh ke samping, tentunya mengarah kepadanya.

"Ngapain di situ? Sini."

Kelvan menepuk kasur di sampingnya. Astaga, suara itu ... suara berat dan serak-serak basah khas orang bangun tidur tersebut mampu membuat Marsha meleleh, lagi. Namun dengan cepat ia menggelengkan kepalanya.

"A-aku mau mandi."

Kelvan terdiam sebentar, berusaha mengumpulkan nyawanya lalu beranjak turun dari kasur, menghampiri Marsha yang masih berjongkok di atas dinginnya lantai sembari mati-matian menutupi beberapa area tubuhnya sedemikian rupa.

Tanpa aba-aba, Kelvan menggendong tubuh mungil istrinya di depan tubuhnya sehingga wajah mereka berhadapan. Marsha hanya bisa menunduk malu, masih tetap menutupi area tubuhnya membuat Kelvan terkekeh pelan.

"Nggak usah ditutupin. I've seen you, inside and out. So, let's take a bath together, honey."

* * *

Marsha menepuk-nepuk handuk yang melilit rambut di kepalanya. Setelah dirasa sudah cukup kering, ia membuka lilitan handuk tersebut kemudian mengeringkan rambutnya menggunakan hair dryer. Sampai dirasa sudah cukup kering, ia lanjut menyisir rambut cokelatnya tersebut dan membiarkannya tergerai bebas.

"Sshh ...."

Rasa sakit itu dapat kembali ia rasakan. Berjalan atau bergerak sedikit saja membuat rasa sakitnya semakin menjadi-jadi. Bahkan untuk pergi ke kamarnya sendiri saja tadi ia digendong oleh Kelvan atas kemauan cowok itu sendiri.

My Nerd Wife (MNW) [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang