Sebelum baca vote dulu yuk biar nggak lupa ⭐
Makasih buat yang udah vote ♥︎Oh iya, sekedar saran. Karena ada beberapa foto di part ini, jangan lupa nyalain data selulernya yaaa buat yang belum!
● ● ●
"Rumah lo di mana?" Darren melajukan motornya dengan kecepatan sedang.
Marsha yang duduk di belakangnya menyahut. "Lurus terus, nanti ada di sebelah kiri gerbang warna coklat."
Marsha menunjukkan arah rumahnya. Ya tentu, ia tidak mungkin meminta Darren mengantarnya kembali ke rumah Kelvan. Cowok itu pasti akan curiga. Tetapi ia yakin kedua orangtuanya masih menunggunya di rumah Sonya.
Darren menurunkan Marsha di depan sebuah rumah mewah berlantai dua. Cewek itu turun dari motor besar milik Darren. Sebelum memasuki gerbang, Darren mencegahnya membuat Marsha kembali menoleh.
"Sebentar."
"Ada apa? Helmnya sudah aku kembalikan bukan?" Marsha memegangi kepalanya sendiri.
Darren lantas terkekeh pelan. "Udah kok. Gue cuma mau tanya."
Marsha mengernyit. "Tanya apa?"
"Um, maaf sebelumnya. Kenapa tadi lo bisa ada di club itu? Apa ada keperluan?" Darren bertanya dengan nada rendah khawatir kalau akan menyinggung lawan bicaranya.
Marsha membeku, tak tahu harus menjawab apa. Apakah ia harus mengatakan yang sejujurnya? Ah, tidak mungkin, Kelvan pasti akan marah besar padanya. Cowok itu jelas menyembunyikan rencana pernikahan mereka ini dari siapapun kecuali keluarga kedua belah pihak tentunya. Lalu, apa yang harus Marsha katakan pada Darren?
"Um ... anu, tadi temanku memintaku untuk menemuinya di club itu. H-hanya untuk membicarakan beberapa hal." Marsha menundukkan kepalanya, khawatir Darren bisa mengetahui kebohongannya.
Darren lantas tidak percaya begitu saja. Mengapa harus di club? Tidak bisakah di tempat lain? Namun ia urungkan pertanyaan-pertanyaan yang terputar di benaknya itu mengingat tidak sepatutnya ia bertanya lebih jauh.
"Begitu, ya. Oh, iya, sekali lagi atas nama Kelvan gue minta maaf, ya. Tadi itu sebuah ketidaksengajaan. Dia lagi dalam keadaan mabuk. Harap lo maklumi, ya."
Marsha mengangguk. "Tidak apa-apa, aku mengerti. Terima kasih juga sudah mengantarku–"
"Darren, lo bisa panggil gue Darren. Lo sendiri? Gue lupa nama lo."
"Marsha." Marsha tersenyum tipis menerima sodoran tangan dari Darren.
Setelah berpamitan, cowok itu melesatkan motornya menjauhi rumah Marsha. Marsha menghirup nafas panjang. Ia masuk ke dalam rumah dengan perasaan berkecamuk.
Pikirannya bercabang kemana-mana. Tentang Kelvan yang membawa dirinya ke club, Kelvan juga yang hampir mencelakai dirinya secara tidak sengaja, Darren yang hampir mengetahui hubungannya dengan Kelvan, dan banyak lagi.
Marsha rasa tidur adalah solusi terbaik untuk semua masalahnya saat ini. Sebelum pergi tidur, cewek itu mengirim pesan kepada Maurin.
Mama ❤️
Ma, aku sudah diantar Kelvan pulang ke rumah\
KAMU SEDANG MEMBACA
My Nerd Wife (MNW) [Slow Update]
Teen FictionSebelum mulai membaca alangkah baiknya FOLLOW dulu untuk kepentingan kita masing‐masing. * ❗ PERHATIAN ❗ Pada beberapa part, cerita ini mungkin mengandung bahasa kasar, unsur kekerasan, bahkan adegan 18+ Diharapkan kepada para pembaca (terutama pemb...