[22] Pertolongan

569 31 5
                                    

Sebelum baca vote dulu yuk biar nggak lupa ⭐

Makasih buat yang udah vote <3

● ● ●

Di sinilah Marsha berada. Sendirian, di sebuah ruangan sempit berbentuk persegi empat yang hanya ditemani cahaya matahari yang masuk dari ventilasi udara. Tapi tunggu ... bahkan tampaknya matahari sudah mulai terbenam. Ruangan ini menjadi semakin gelap dan terlihat menyeramkan.

Sudah pernah Marsha katakan bukan, kalau dirinya takut hantu dan kegelapan? Pikirannya mulai berkelana jauh. Membayangkan bagaimana jika sosok makhluk misterius muncul secara tiba-tiba di hadapannya.

Cewek itu menggeleng cepat. Semua doa yang ia bisa terus ia panjatkan agar ada seseorang yang berbaik hati menolongnya keluar dari tempat ini. Siapapun itu.

Kelvan? Entahlah. Sepertinya cowok itu tak menyadari kalau dirinya belum sampai di rumah. Atau mungkin sudah? Ya, mungkin sudah menyadari namun cowok itu memilih untuk menghiraukannya.

Tap tap tap

Suara langkah kaki yang bersahutan terdengar dari luar ruangan. Tampaknya itu adalah langkah kaki milik dua orang yang mendekat ke arah ruangan ini. Marsha semakin panik. Tak habis pikir bagaimana jika mereka berbuat jahat padanya?

Mungkin juga, mereka lah yang telah menangkapnya dan mengurungnya di dalam ruangan ini. Marsha memilih berpura-pura pingsan agar 'mungkin' dapat mengetahui siapa gerangan orang-orang tersebut.

"Wah, ternyata dia masih pingsan. Baguslah, efeknya benar-benar bertahan lama."

Seorang wanita berkata pada seorang pria yang berdiri di sampingnya. Mereka berdua tersenyum miring melihat Marsha yang masih tak sadarkan diri terikat di sebuah kursi kayu.

Dari arah belakang datang dua orang pria berbadan kekar yang merupakan sewaan dua orang tadi untuk menjaga Marsha di sini agar tidak mengaburkan diri.

"Gimana? Dia belum bangun 'kan dari tadi?"

"Belum, Tuan. Kalian tenang saja, jika dia bangun nanti, kami takkan membiarkannya kabur."

"Bagus, tolong hubungi kami jika dia bangun nanti. Sekarang kalian boleh bersenang-senang dengannya. Terserah apapun yang mau kalian lakukan pada gadis sialan itu."

"S-serius, Nona?"

Kedua orang tadi mengangguk seraya tersenyum miring sebelum akhirnya melenggang pergi dari sana.

Marsha sendiri terkesiap mendengar sebutan si wanita untuk dirinya. Gadis sialan? Hey, apa salahnya? Dan siapakah mereka?

Ia tak bisa mengenali mereka hanya dari suaranya karena sepertinya semua orang di sini mengenakan masker penutup mulut sehingga suara yang dihasilkan terdengar samar dan teredam. Sementara matanya sendiri ditutupi kain sehingga tak bisa melihat wajah para pelaku.

* * *

Kelvan melajukan motornya dengan kecepatan tinggi menuju Jalan Cendana 3 sesuai alamat yang ia dapatkan pada secarik kertas yang ia temukan di kamar Marsha.

Hari sudah mulai gelap membuat perasaannya menjadi tak karuan. Di balik helm fullface-nya, Kelvan tak henti berkomat-kamit berharap agar tidak terjadi sesuatu yang buruk pada cewek itu.

Tadi ia sempat menghubungi teman-temannya untuk menanyakan lokasi Jalan Cendana 3 tanpa memberitahukan alasannya. Ternyata tempat itu tak jauh dari sekolah dan dirinya hampir tiba sebentar lagi.

Sementara itu di tempat lain, tubuh Marsha menegang saat merasakan dua pria berbadan kekar tadi berjalan mendekat ke arahnya. Bisa Marsha rasakan aura jahat dari kedua orang tersebut yang mungkin bisa saja melakukan hal tak senonoh pada dirinya.

My Nerd Wife (MNW) [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang