[21] Dalam bahaya

641 29 3
                                    

Sebelum baca vote dulu yuk biar nggak lupa ⭐

Makasih buat yang udah vote ♥︎

● ● ●

Aman.
Setelah memeriksa keadaan sekitar aman, Marsha mengeluarkan sesuatu dari saku bajunya. Amplop putih dari orang asing yang ia simpan sejak kemarin.

Sebenarnya dari kemarin sejak pulang sekolah ia ingin sekali memeriksa isi amplop tersebut. Tapi selalu tidak sempat. Dan sekarang lah waktu yang tepat karena Kelvan yang sedang mengobrol dengan Pak Indra ... sepertinya.

"Apa, ya, isinya?" Marsha bermonolog sambil tangannya dengan cekatan membuka segel amplop putih polos tersebut yang masih rapi tanpa debu.

Tunggu ... apa jangan-jangan isinya surat panggilan dari guru? Ah, tidak mungkin. Tapi bisa jadi 'kan? Tidak, ia tidak akan tahu pasti sebelum benar-benar melihatnya dengan mata kepalanya sendiri.

Sreett

Amplop tersebut berhasil disobek. Marsha tersenyum lega karena kertas di dalamnya tidak ikut tersobek. Marsha mengambil secarik kertas putih di dalamnya. Di bagian paling depan kertas putih tersebut terdapat tulisan ;

"For Disturber Girl"

Apa maksudnya ini? Si pengirim menyebut dirinya pengganggu? Marsha lantas berpikir, sepertinya seumur hidupnya ia tidak pernah dengan sengaja mengganggu kehidupan orang lain. Atau mungkin si pengirim amplop ini hanya bermaksud bermain-main?

Karena rasa penasaran yang sudah meluap, Marsha melebarkan selembar kertas putih tersebut hingga seluruh tulisan yang ditulis dengan tinta hitam terpampang jelas di depan wajahnya. Marsha mulai membacanya perlahan.

"Lo gak perlu tau gue siapa. Yang jelas I really hate you, Marsha!
Gue cuma minta lo temui gue di Jalan Cendana 3 di samping sekolah besok habis pulang sekolah. Kalau lo bukan pengecut pastinya lo bakal dateng."

Marsha meremas kuat kertas putih tersebut. Kedua alisnya bertaut jadi satu. Siapakah gerangan si pengirim surat ini? Mengapa terlihat seperti pengecut? Kalau memang berani seharusnya ia langsung bicara pada dirinya, jangan bermain seperti anak kecil seperti ini. Lihat, sekarang si pengirim surat tersebut yang terlihat seperti pengecut.

Dan ... dia bilang apa tadi? Membencinya? Memang apa salahnya? Seingatnya seumur hidupnya ia tidak pernah mempunyai musuh. Apakah ada orang yang membencinya secara diam-diam? Tapi siapa? Terlebih orang itu mengetahui namanya.

Apakah dirinya harus datang sesuai permintaan si pengirim? Bagaimana jika orang tersebut berniat jahat? Tapi di sisi lain Marsha amat penasaran siapakah gerangan orang yang sudah mencari masalah dengan dirinya ini.

Haruskah ia memberitahu ini pada Kelvan agar menemaninya besok?

Oh, tidak, tidak. Sekarang malah dirinya yang terlihat seperti pengecut jika membawa orang lain ke dalam urusannya. Mungkin biarlah ia datang sendiri besok. Dan jika memang orang tersebut mengancamnya ataupun berbuat tidak pantas, maka ia akan langsung menghubungi Kelvan.

Tok tok

Pintu terbuka tanpa jawaban dari sang pemilik kamar. Dengan cepat Marsha menyembunyikan gumpalan kertas yang sudah diremasnya itu ke belakang punggungnya.

My Nerd Wife (MNW) [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang