Mengapa Tuhan justru menitipkan hati tulus kepada seseorang yang telah kita sia-siakan?
OoOo
T u j u h
《Bagaimana bisa menunggu itu menyenangkan?》OoOo
"Aduh... Nu. Kayaknya kakak nggak bisa ikut touring deh."
"Ayolah kak Indah, mumpung lagi ada di Jakarta dan libur akhir pekan juga. Kapan lagi Keanu bisa jalan-jalan ke Bogor sama kak Indah."
"Nanti deh, pas diakhir magang kak Indah dapat libur 1 minggu. Kita keliling Bogor sepuasnya kamu!"
Keanu mengayunkan tanganku, dan memasang wajah memelas. "Keanu maunya hari ini, saat ini, sekarang."
"Nu..., kak Indah bukan anggota YVC. Jadi agak aneh aja kalau kak Indah ikut."
"Kak Belgia dan kak Cica juga bukan anggota, tapi mereka ikut."
"Ya, kan mereka diajak pacarnya."
"Nggak ada bedanya sama Keanu yang ajak kak Indah karena kak Indah, kakaknya Keanu. Keanu juga anggota YVC."
Sudah dua minggu berlalu ketika terakhir kali Ardan mengajakku ke bazar fakultasnya. Jika waktu itu dia memaksaku ke bazar fakultasnya, kali ini gantian Keanu yang memaksaku untuk ikut touring di Bogor. Kurasa sebelum kesini Keanu sudah diberi petuah dari si yang berpengalaman memaksa. Lihat saja betapa keras kepalanya dia memaksaku ingin ikut.
"Ayo kak Indah siap-siap bentar lagi kak Adji datang." Seru Keanu sembari mendorong tubuhku masuk ke dalam kamar untuk berganti pakaian.
"Nu..."
Ujungnya aku menurut. Aku tidak bisa mengomeli Keanu seperti yang mudah kulakukan ke Ardan. Karena bagiku Keanu adik laki-laki yang sangat kusayang.
Dan benar, seolah semuanya sudah diatur tepat setelah aku berganti pakaian Adji datang menjemput dengan jeep hitamnya.
"Indah!" Sahut Cica sambil melambai tangan dari balik jendela jok depan mobil.
Sambil membuka pintu tengah mobil dan duduk, "Hei, Cica!"
"Senang deh akhirnya kamu bisa ikut touring lagi!"
Aku balas dengan senyum singkat. Karena perasaanku mengatakan sebaliknya, aku khawatir dan sedikit takut. Entah kenapa.
Sesampai di basecamp, pusat perhatianku langsung teralihkan akan kehadiran Caca yang keluar dari dalam basecamp, kala melihatku turun dari mobil dia langsung menghampiri dan menyapa.
"Hai kak Indah, ketemu lagi." Gadis itu tersenyum.
"Ah, iya. He he he."
"Boleh bicara sebentar sama kak Indah?"
"Hgn...., boleh."
Cica mengajakku duduk di bangku kayu, letaknya di pojok luar pagar basecamp, sepertinya dia sengaja mengajakku bicara ke tempat tidak banyak orang berlalu lalang, dia ingin membicarakan sesuatu yang serius, begitu kutanggap dari ekspressinya.
"Ada apa?"
Dia menatapku beberapa detik, menelan ludah, lalu menggaruk belakang lehernya. Gerak-gerik Caca membuatku sudah canggung duluan sebelum ia bicara. "Hmm..., apa kak Indah masih suka dengan Ardan?"
Untuk menutupi rasa kagetku akan bertanyaannya, aku tertawa, "Tentu saja sudah tidak. Aku sudah punya pacar, Caca."
Caca menunduk, lesu, "Kalau begitu posisi Ardan sama denganku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Vespa, Me and You #2
Science FictionBila semesta kita bertemu kembali. Masa-masa itu menjelma dalam sanubari. Dan diam-diam berujung berharap lagi. Atau malah sudah tidak terbekas di hati? Terkadang tanpa di sadari, takdir membawa kita kembali pada perasaan yang masih tersisa di tempa...