🛵 3 | Pengisi hati masing-masing

121 18 11
                                    

Kehadiranmu membuat hantu masa laluku kembali bangkit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kehadiranmu membuat hantu masa laluku kembali bangkit. Padahal sudah susah payah aku menguburnya di dasar paling dalam pikiranku.

OoOo

T i g a
《 Pengisi hati masing-masing 》

OoOo

"Apa kabar?" Tanya Ardan sambil tersenyum menatapku setelah ia selesai membereskan luka di pelipisnya dengan plester. Kami berdua sedang duduk bersampingan di tribun. Tadinya Adji juga bergabung, baru saja ia pergi entah kemana. Atau ia sudah tidak ada sedari tadi hanya saja aku tidak menyadarinya saking terlalu fokus menata perasaanku yang tidak keruan saat ini.

"Hgn, baik." Balasku sekenanya tanpa menatap balik.

"Aku senang bisa bertemu denganmu lagi, Ndah." Lagi-lagi Ardan pamer senyum. Aku bisa tahu karena ucapannya barusan memaksaku untuk meliriknya.

Hening. Seperti ada sesuatu yang meledak di dadaku. Kalau aku? Apakah aku juga perlu merasa senang bertemu lagi dengannya?

"Ndah...?"

"Ah, ya. Aku juga--". Sekedar untuk menghargainya saja, lho, ya.

Lalu aku mendengarnya membuang nafas panjang. Mungkin dia tahu ucapanku adalah dusta?. Hal yang paling sulit dari melupakan seseorang yang pernah meninggalkan kesan mendalam dalam hidup yaitu disaat kenangan bersama seseorang itu kembali terputar bagai kaset rusak di pikiran.

Suaranya. Wajahnya. Serta segala yang pernah kami lewati dengan senyuman dan tangisan. Aku bisa menebak kenangan-kenangan itu selama 3 bulan ke depan akan menghantui hari-hariku seperti hantu gentayangan.

"Indah. Ardan. Kita balik yuk." Panggil Adji. Membuyarkan semua ingatanku tentang masa-masa bahagia dan sedih pada tiga tahun silam, tepatnya sepanjang tahun 2015.

"Enal dan Aster?"

"Sudah ada di mobil."

OoOo

Esok hari, saat langit berwarna jingga dan sedikit kemerahan menghias langit sore. Suara klakson mobil membuatku yang tengah menonton siaran berita di tv bergerak keluar rumah.

"Arham?"

Lelaki itu melambai tangan depan pagar rumah--di tempat mobilnya terparkir. "Hai, Ndah. Belum siap-siap?"

Aku menghampirinya lalu mengerutkan alis, "Maksudnya?"

"Ke tempat reuni. Jangan bilang kamu nggak tahu info reuni kelas kita?"

Vespa, Me and You #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang