🛵 6 | Masa lalu adalah masa sekarang

113 19 13
                                    

Rekomendasi playlist:

Tiara Andini - Maafkan aku (Ver. Terlanjur mencinta).

OoOo

E n a m
《 Masa lalu adalah masa sekarang 》

OoOo

Posisi matahari berada tepat di atas kepala, ketika aku dan Belgia menyusuri pasar tradisional membeli bahan-bahan untuk membuat soto betawi. Rencana awalnya Belgia cuma memintaku menemaninya menginap semalam di apartemennya karena kakak laki-lakinya sedang ada perjalanan bisnis dua hari semalam di Semarang namun tiba-tiba gadis ini kepikiran untuk sekalian mengajak anak YVC dinner malam ini. Tentu sudah dapat izin dari kakaknya mengundang laki-laki masuk.

"Sudah semua, kan Ndah?" Tanya Belgia sambil menghitung dengan teliti bahan-bahan yang ada di dalam kantong plastik yang ia pegang.

"Sudah, tinggal di eksekusi!" Balasku.

"Oke. Pulang yuk."

Aku memberi anggukan padanya.

Sesampai di apartemen, Belgia bertugas mengeksekusi daging sapi has yang kami beli. Sementara aku yang membuat bumbu dan pelengkap lainnya.

"Kayaknya Ardan juga bakalan datang, Ndah. Kamu nggak apa-apa kalau ada dia?"

"Kamu undang anak YVC ya pasti ketuanya datang. Nggak apa-apa kok Bel, aku emang nggak bisa menghindarinya. Ibaratnya JakSel dan sekitarnya tuh kandangnya Ardan."

"Ha ha ha. Kalau di Makassar kandang kita ya, Ndah. Oh iya, menjadi temenan sama mantan, gimana sih Ndah rasanya?"

Aku mengangkat kedua bahu bersamaan, "Nggak tahu, belum pernah rasain."

"Lho...? Kamu dan Ardan nggak temenan sekarang?"

"Hmm, aku nggak mau. Mungkin Ardan sudah menganggapku teman tapi aku nggak bisa melakukan hal yang sama. Sekali jadi mantan, ya mantan aja."

Belgia berhenti memotong daging, aktifitasnya sejak tadi. Gadis ini menatapku seperti kesal, "Jangan jadi perempuan yang rumit Ndah. Nanti nggak ada laki-laki yang mau bertahan sama kamu."

"Aku nggak rumit kalau sama Panca. Lagian memang sudah prinsipku sih kalau ada cara rumit kenapa mesti pakai cara mudah." Godaku ke Belgia. Menutupi ucapannya barusan yang seperti menampar wajahku. Perih.

Belgia menarik nafas panjang lalu melanjutkan memotong daging, "Sejauh aku mengenal kamu 3 tahun, kamu selalu berusaha menunjukkan versi terbaikmu di depan Panca bukan versi apa adanya dirimu."

Aku memilih tidak menanggapi Belgia, karena... ya ucapannya benar lagi. Ini sih namanya di tampar bolak-balik.

OoOo

Sunyi yang tadi menyelimuti unit apartemen besar ini karena cuma ada aku dan Belgia sibuk memasak berubah ramai dan riuh setelah kedatangan tamu heboh yang sudah kami tunggu-tunggu. Jadi selepas magrib Enal, Adji dan Cica datang duluan.

"Ada yang perlu aku bantuin, Ndah?"

"Tidak ada Cica. Tinggal tunggu soto-nya matang." Balasku.

Vespa, Me and You #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang