g

48.7K 4.7K 9
                                    

Memasak, membersihkan rumah, mencuci pakaian, berkebun dan mengurus Baby Al. Keseharianku hanya berputar pada aktivitas itu-itu saja. Kalian pasti berpikir aku adalah seorang pengangguran yang bergantung pada penghasilan suami. NO. Aku punya pekerjaan, dan tanpa uang suami, aku juga memiliki gajiku sendiri. Bahkan gajiku sepuluh kali lebih besar dari uang bulanan yang Hendrick berikan untukku.

Saat ini aku sedang bersantai di ruang tengah sambil menonton televisi. Baby Al sudah tidur dan pekerjaan di rumah juga sudah selesai. Sebenarnya pekerjaanku di rumah cukup ringan. Memang aku yang memasak untuk kami, tapi mencuci pakaian dan membersihkan rumah sebenarnya dilakukan oleh asisten rumah tangga yang Hendrick pekerjakan. Tugasku hanya membersihkan kamar tidur kami, kamar Baby Al dan ruang kerja Hendrick, selebihnya asisten rumah tangga yang melakukannya. Begitu juga dengan mencuci pakaian. Aku hanya bagian mencuci pakaian dalam kami dan baju-baju Baby Al. Selebihnya dikerjakan oleh mereka.

Siang ini tayangan infotainment tengah ramai membahas mengenai rencana pernikahan Alice dan Andrean. Alice adalah seorang model yang wajahnya sering menghiasi berbagai macam produk dan iklan di TV. Jadi wajar saja banyak yang menjadikan rencana pernikahan keduanya sebagai ladang penghasilan.

Aku sibuk menyimak berita-berita yang ditayangkan saat sebuah panggilan masuk ke nomor ponselku. Ah, mamaku ternyata. Beliau pasti sudah mendengar tentang pernikahan pria itu.

"Halo, mam."

"Halo. Sayang, kamu baik-baik saja?"

"Ya. Tentu saja mam. Mama apa kabar?"

"Mama baik. Syukurlah sayang, mama khawatir sekali."

Aku mendengar helaan nafas lega di seberang sana. Sebenarnya ada apa sih dengan 'kamu baik-baik saja'? Kemarin Sean, dan mama. Apa aku tidak akan baik-baik saja jika pria brengsek seperti Andrean menikahi selingkuhannya? Omong kosong! Buktinya aku baik-baik saja hingga kini.

"Aku baik-baik saja, mam. Jangan khawatir. Ingat, mama tidak bisa berpikir terlalu keras atau kesehatan mama akan terpengaruh."

"Mama melihat berita di TV tadi. Pria itu ada di sana dan akan segera menikah. Mama hanya khawatir kamu masih terpengaruh olehnya. Bagaimanapun dia pernah menyakiti anak gadis mama."

"Aku memiliki suami sekarang. Jadi jangan khawatir mam."

"Iya, mama percaya. Kamu sedang apa?"

"Menikmati me time. Baby Al sedang tidur dan aku sedang istirahat sejenak. Mam, apa dulu aku sangat merepotkan waktu masih bayi?"

"Tidak. Kamu bayi yang manis dan menggemaskan. Kenapa? Apa Baby Al sangat merepotkanmu?"

"Tidak juga. Dia sangat pendiam. Tapi akan menangis jika berada dalam gendongan orang lain."

"Mama jadi merindukan bayi gendut itu, sayang sekali dia sedang tidur. Sesekali datanglah ke rumah dek."

"Baiklah."

"Mama tutup, ya sayang. Papamu sedang ada di rumah. Kamu tahu kan semanja apa bayi besar itu?"

"Aku mendengarnya, honey!"

Aku terkekeh mendengar seruan papa dari seberang sana. Ah, indahnya memiliki pasangan hidup yang mencintai dan kita cintai.

"Kamu dengar? Dia keberatan disebut bayi besar, tapi kelakuannya sangat manja. Apalagi setelah kamu ikut suamimu."

"Hahahaha, I love you pap."

"I love you too, sweetheart"

"Sudah ya, sayang. Bye.."

"Bye, mam. I love you."

"We love you too, sweetheart."

***

Hey, MamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang