B

36.9K 2.9K 15
                                    

Beberapa tahun lalu...

Karina sedang menghadiri pesta pernikahan salah satu desainer yang pernah memberinya kontrak kerja sama. Sebagai model yang baru naik daun, Karina tentu tidak akan menyia-nyiakan kesempatan sekecil apapun. Jadi, kontrak sekecil apapun akan dia ambil tanpa berpikir dua kali.

Pesta yang ia hadiri terlihat seperti pesta pernikahan yang ada dalam film animasi Disney. Kedua mempelai terlihat seperti raja dan ratu dari negeri dongeng. Sebuah pesta pernikahan terbaik yang pernah ia lihat di dunia nyata. Tidak, mungkin ini pesta pernikahan kedua terbaik yang pernah ia lihat setelah.... setelah pesta pernikahan yang gagal delapan bulan yang lalu.

Karina melihat ke sekeliling dan menemukan sebuah meja prasmanan yang terletak di salah satu sudut ballroom hotel tempat diadakannya acara. Kebetulan sekali gadis itu sedang lapar, jadi tanpa berpikir panjang dia segera mengambil makanan untuk ia nikmati dan segera kembali ke mejanya.

Saat sedang sibuk dengan makanan di piringnya, tiba-tiba kursi yang ada di seberang mejanya terterik kebelakang, disusul dengan seorang pria yang kini sudah duduk di hadapannya.

"Anda- siapa? tanya karina setelah menelam makanan yang ada dalam mulutnya.

Pria yang duduk di hadapan Karina tidak memberi jawaban dan hanya menatap Karina sekilas sebelum kemudian melirik jam tangan yang terlingkar di pergelangan tangannya.

Merasa diabaikan, Karina jadi kesal dan kehilangan selera untuk menghabiskan makanannya. Sebuah pemikiran terlintas di kepalanya, lalu diliriknya papan nama yang terletak di hadapan pria itu.

"Hendrick," gumam Karina pelan yang langsung mendapat lirikan tajam dari pria di depannya.

Karina merasa bahwa bulu kuduknya berdiri setelah mendapat lirikan setajam mata pisau dari pria bernama Hendrick itu. Jadi dengan terburu-buru Karina segera bangkit dari kursinya, bermaksud segera pergi dari sana. Namun baru satu langkah kaki saja tiba-tiba tubuh Karina limbung karena tersandung oleh kakinya sendiri. Karina hanya bisa memejamkan matanya, berharap rasa malu yang akan ia tanggung tidak terlalu besar nantinya.

Karina sudah memikirkan berbagai macam kemungkinan yang akan terjadi, termasuk rasa sakit dan rasa malu yang akan dia tanggung setelah tubuhnya benar-benar mendarat di lantai. Namun setelah beberapa detik berlalu Karina tidak merasakan apapun terjadi pada tubuhnya. Dan setelah ia membuka mata, dia melihat sebuah lengan kokoh tengah menahan tubuhnya. Karina melihat si penolong dengan perlahan. Ketika tatapannya jatuh pada wajah penolongnya, saat itu juga Karina merasa wajahnya seperti terbakar dan detak jantungnya berdetak secara tidak normal. Tatapan tajam pria itu membuatnya hanyut, sebelum suara seorang wanita yang terdengar familiar di telinganya, yang entah datangnya dari mana menariknya pada kenyataan.

"Lo baik-baik aja?"

Karina langsung menarik diri dari orang yang sudah menolongnya setelah mendengar suara manager-nya Dita yang bertanya panik.

"Ya... I- I'm okay. Ya,... benar. I am okay. Don't worry" jawab Karina dengan gugup, karena sampai saat ini tatapan orang yang menolongnya itu tidak lepas darinya. Karina bisa merasakannya karena jantungnya terasa semakin bergemuruh.

"You sure?"

Karina mengangguk yakin.

"Should we go now?"

Karina mengangguk lagi. Kemudian keduanya berlalu dari sana dan menuju ke arah pelaminan. Namun sebelum benar-benar pergi, Karina menyempatkan diri untuk berterima kasih pada orang yang telah menolongnya itu.

"Terima kasih sudah menolong saya, Mr. Hendrick."

***

"Dia siapa?" tanya Dita pada modelnya saat mereka sedang menuju ke pasangan raja dan ratu di pesta pernikahan yang mereka hadiri itu.

"Gue nggak tahu."

"Jadi?"

Karina menyadari tatapan menggoda yang Dita berikan padanya. Jadi dengan salah tingkah Karina akhirnya mengatakan apa yang saat ini dia rasakan pada manager-nya itu.

"Dia,..." Karina sengaja menjeda kalimatnya, dan itu berhasil memancing rasa penasaran Dita. "Namanya Hendrick."

...

"Dan sepertinya gue tertarik padanya."

***

3 bulan setelahnya...

Karina baru saja tiba di rumahnya setelah perjalanan panjang yang ia lakukan untuk keperluan pemotretan. Saat tiba di depan halaman, dia melihat sebuah mobil yang terlihat asing sedang terparkir di halaman rumahnya. Karina bertanya-tanya mobil siapa yang sedang terparkir itu, dan pertanyaannya pun terjawab setelah dia memasuki rumah.

Di ruang tamu rumah berlantai dua itu sedang duduk keluarganya bersama dengan seorang pria dewasa yang terlihat familiar. Karina mencoba mengingat-ingat siapa pria itu, dan ingatannya kembali ke malam di mana dia menghadiri sebuah pesta pernikahan dan bertemu dengan seorang pria yang menarik perhatiannya.

"Bukankah dia pria itu? Hendrick?" gumamnya pelan.

Tidak ada yang menyadari kehadirannya. Sepertinya keluarganya terlalu sibuk dengan topik pembicaan mereka sehingga tidak menyadari kehadirannya.

"Ehmm..."

Karina sengaja mengeraskan suaranya untuk menarik perhatian, dan untungnya hal itu bekerja sesuai dengan yang dia harapkan. Kini semua mata sudah tertuju padanya, termasuk tatapan tajam milik Hendrick yang sangat ia ingat.

"Kamu sudah pulang?" tanya Sandra-kakak perempuan Karina-padanya.

"Ya. Apa ada tamu? Gue lihat ada mobil asing di depan."

"Oh, ya. Kenalkan, dia Hendrick. Dan Hendrick, kenalkan dia Karina, adik perempuanku."

Hendrick mengulurkan tangannya kepada Karina dan akan segera bersambut, tapi kemudian kalimat tambahan dari ibunya membuat Karina urung untuk menyambut uluran tangan pria itu.

"Nak, Hendrick ini adalah kekasih kakakmu, Sandra."

Saat mendengar hal itu dunia Karina serasa hancur tepat di atas kepalanya. Perasaannya harus ia kubur, bahkan sebelum ia sempat membuatnya berkembang. Dengan alasan kelelahan, Karina segera menarik diri dari sana dan memasuki kamarnya. Meninggalkan keluarganya yang terlihat kebingungan akan tingkahnya, juga uluran tangan Hendrick yang masih tergantung di udara.

Di kamarnya Karina hanya bisa berteriak meepaskan kekesalannya akan nasib buruk yang selalu ia terima. Seakan-akan semua hal baik dan apa yang ia inginkan hanya diperuntukkan untuk Sandra. Ini bukan kali pertama Karina tertarik pada pria yang justru adalah kekasih kakaknya. Entah bagaimana caranya, namun kakaknya selalu berhasil memiliki apapun yang sangat ingin ia miliki. APAPUN.

"KENAPA HARUS LO YANG MENDAPATKAN APAPUN YANG GUE MAU?"

"Kali ini gue nggak akan biarkan lo menang dari gue, Sandra. NGGAK AKAN!"

"Hendrick hanya milik gue. Gue akan mendapatkan dia, dengan cara apapun. Bahkan jika harus melenyapkanmu, maka gue pastikan lo akan lenyap."

***

Hey, MamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang