u

37K 3.5K 12
                                    

Pagi ini tanpa diduga-duga, mama mertua datang ke rumah kami. Entah angin apa yang membawanya kemari. Padahal sebelumnya beliau tidak pernah datang berkunjung, justru kamilah yang harus datang mengunjunginya.

Masih dengan raut wajah keheranan aku mempersilahkan mama mertuaku duduk di ruang tamu, sementara aku segera bergegas menghidangkan kudapan untuknya.

"Mama dengar Alice dan suaminya datang kemari beberapa hari yang lalu?"

Ah, jadi ini tentang Alice? Batinku. Mama dan Alice memang kombinasi yang sangat pas.

"Ya, mereka datang berkunjung. Sesuatu yang baru, sama seperti saat ini."

"Kamu menyindir saya, Yasmine?"

Ya. Ingin aku meneriakkan kata itu, tapi aku urungkan niat itu mengingat dia adalah orang tua yang harus kuhormati. Sebenarnya aku suka jika dia ataupun keluarga Hendrick yang lainnya tidak datang mengunjungi kami. Itu artinya kami tidak perlu berlakon sebagai pasangan sesungguhnya di hadapan mereka.

"Tidak.." Aku mengelak, "Yasmine nggak berani lah nyindir mama. Kecuali kalau mama merasa tersindir dengan kata-kata Yasmine, maka ceritanya akan berbeda."

Melihat wajah kesal mama aku tertawa di dalam hati.

"Kudengar Karina beberapa kali mendatangi kantor Hendrick. Kamu tahu itu?"

Aku bingung. Sebenarnya ke arah mana pembicaraan ini? Kupikir mama datang ke rumah kami karena Alice, ternyata karena alasan lain? Karena Karina?

"Ah, jadi wanita itu sudah bergerak sejauh itu?" Aku menggumam pelan. Namun melihat wajah mama yang mengernyitkan dahi aku sadar jika suara gumamanku tidak cukup pelan hingga bisa didengar oleh mama.

"Maksud kamu? Jadi kamu tahu jika Karina mendekati Hendrick dan kamu tidak melakukan apapun untuk mencegahnya?"

"Bagaimana aku harus mencegahnya ma? Aku hanya tahu mereka beberapa kali makan malam bersama. Lagipula bukannya sejak awal mama ingin Karina yang menjadi menantu mama menggantikan kakaknya? Jadi biarkan saja mereka. Yasmine tidak peduli."

Bohong. Bohong jika aku tidak peduli. Walaupun aku tidak menyukai Hendrick dan tidak merasakan apapun padanya selama pernikahan kami, tetapi aku sama sekali tidak bisa untuk tidak peduli jika itu menyangkut kecurangan dalam pernikahan. Atau sebut saja perselingkuhan. Bukan, bukan karena aku cemburu atau alasan sentimentil lainnya. Tapi lebih kepada egoku. Hey, siapa yang ingin diselingkuhi untuk kedua kalinya? Itu sama saja aku bagaikan keledai bodoh yang jatuh di lubang yang sama, kan?

"Benar jika saya ingin Karina yang menjadi menantu saya. Namun Hendrick sudah terlanjur menikahi kamu. Lagipula saya benci adanya perselingkuhan dalam keluarga saya."

Andai dia tahu bagaimana kelakuan putrinya yang dulunya menjadi selingkuhan. Aku rasa mama mertuaku ini akan terkena serangan jantung, mengingat Alice adalah putri kesayangan keluarga O'niell.

"Lalu mama ingin aku melakukan apa? Yasmine tahu jika mama ingin menyuruhku melakukan sesuatu. Itu sebabnya mama datang kan?"

"Sebagai seorang istri harusnya kamu tahu kan apa yang harus dilakukan saat seseorang masuk ke dalam pernikahanmu dan mengancam posisimu?"

Ah, jadi aku yang harus bertindak? Masalahnya adalah aku tidak tahu harus melakukan apa. Lagipula jika aku tahu apa yang harus dilakukan, mungkin saja dulu Alice tidak akan punya kesempatan merusak hubungan lamaku. Lha, kok jadi ingat masa lalu sih?

"Lakukan apapun sebelum masalah ini sampai ke keluarga besar."

Setelah mengatakan itu mama mertua berpamitan pulang. Aku mengantarnya ke depan gerbang hingga mobil yang membawanya menghilang dari pandangan. Mencegah perselingkuhan? Apa yang harus kulakukan dengan itu? God, kenapa mama mertuaku selalu memberi perintah? Jujur saja, ini menyebalkan.

***

Hey, MamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang