[Intermezzo] 01.35 a.m -Jaeren

3.4K 214 4
                                    

p.s: ini ngga ada kaitannya sama cerita utama dari B R O M A N C E

















In the morning I greet alone
I seemed to hear someone's voice
Not a single drop of tears was flowing
The days we spent also didn't leave any trace



Hubungan yang terjalin diantara kami bisa dikatakan sangat lah aneh dan cukup rumit. Bila dikatakan dekat tidak juga rasanya, namun jika dikatakan jauh juga rasanya aneh.

Kupikir kami sejak awal tak begitu dekat, hanya karena beberapa kejadian membuat kami berada ditempat yang sama. Dan tak sengaja terlibat dalam keadaan yang rumit.

Ya, kuyakin karena itu kami bisa berada disituasi yang seperti sekarang.

Sepanjang hal yang kuingat, kami hanya sebatas tetangga. Itu yang kuyakini selama beberapa tahun belakangan ini. Pergi kesekolah dan tak sengaja berpapasan dengan dirinya didepan gerbang serta menganggukan kepala untuk menyapa. Kami pun tak banyak terlibat pembicaraan. Hanya berakhir dengan sapaan basa-basi. Itu yang kuingat selama ini. Hanya hubungan formalitas antar tetangga.

Namun, entah kenapa dan bagaimana semua hubungan formalitas diawal itu berubah sejak kejadian malam itu. Sebuah ketidaksengajaan yang membuatku tertarik dalam persoalan yang rumit serta diluar kendaliku. Konyol nya aku tak bisa menolak dan berbuat banyak.

Dan jika dipikirkan kembali kenapa aku hanya berdiam diri saja mengikuti arus ini?

Kenapa aku mau direpotkan olehnya?






I close my eyes while thinking
I'm sure no matter how many times
It can't be done anymore, I'm sure
I suddenly thought of someone







"Tidakkah kita bisa tetap bersama, kumohon Winwin-ah" pria itu memohon dan sesekali berusaha memeluk gege. Namun, gege berusaha menampiknya. Kupikir itu penolakan yang menyakitkan.

"Sudah kukatakan, ini semua tidak mungkin Jae. Hubungan ini tidak akan ada masa depannya. Kumohon mengertilah" to the point seperti biasanya. Dan aku yakin itu sangat menyakitkan baginya. Ia tak akan ada harapan lagi, tidak akan ada kesempatan.

"Aku tidak bisa, sampai kapan pun aku tak sanggup tanpa dirimu, Winwin-ah" sungguh lelaki yang menyedihkan pikirku.

Paling tidak itu adalah penggalan pembicaraan yang tak sengaja aku dengar antara tetanggaku dengan gege tepat didepan gerbang rumah kami. Hari itu, aku pulang sangat terlambat karena kegiatan di kampusku. Dan saat akan menuju rumah, aku mendapati tetanggaku dengan gege sedang beradu argumen.

Sangat tidak sopan untuk mengintrupsi pembicaraan keduanya. Tapi juga tidak sopan menguping pembicaraan mereka. Posisi ini membuatku serba salah. Dan kuputuskan untuk diam dan memberikan keduanya waktu.

Aku tak mengetahui jika keduanya memiliki hubungan. Yang kuketahui mereka adalah teman dekat. Dan aku tak tahu jika "teman dekat" yang dimaksud seperti ini.

Aku tak tahu dia bisa menunjukan wajah seperti itu. Selama ini aku selalu melihatnya tersenyum dengan dimple yang indah menghiasi wajah rupawannya. Dan malam ini, aku melihat sisinya yang lain.












[✔️] B R O M A N C E | JaerenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang