75.

5.8K 1K 213
                                    

Kyline menatap dalam wanita yang sedang memejamkan matanya tepat di hadapannya, apa takdir sedang mempermainkannya? Di saat dirinya sudah memantapkan jiwanya untuk balas dendam lalu dengan tiba-tiba sesosok yang mirip dengan Ibundanya muncul di hadapannya. Seolah-olah takdir sedang menertawakannya saat ini.

Jika benar yang berada di hadapannya adalah Ibundanya, apa yang harus di lakukannya sekarang?

Memeluknya? Atau mungkin mencaci makinya karena baru muncul sekarang di saat dirinya sudah mendapatkan kebahagiaan yang baru?

Kyline menghela napas pelan, sekarang bukan saatnya memikirkan hal konyol seperti itu.

"Nah sekarang." Kyline bangun dari kursinya, lalu berjalan mendekat ke arah Clay yang sampai saat ini masih menundukan kepalanya.

Cara seperti apa yang harus ia lakukan untuk membuka topeng wanita di depannya ini?

"Butuh saranku sayang?"

Kyline memutar tubuhnya ketika mendengar suara yang sudah sangat di kenalnya.

"Bukankah kamu sibuk?" Kyline menatap Aistan dengan lekat.

Aistan hanya tersenyum tipis lalu berjalan mendekat ke arah Kyline, ia mengecup pipi Kyline dengan singkat. "Aku merindukanmu."

Kyline yang mendengar ucapan Aistan hanya menggeleng-gelengkan kepalanya pelan. "Berikan aku saran yang bagus Ais."

Kyline tidak ingin keras kepala dalam hal seperti ini, ia butuh saran dari seseorang seperti Aistan karena ia tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama untuk kedua kalinya, meskipun yang berada di hadapannya saat ini merupakan sosok yang sangat mirip dengan bundanya.

Aistan tersenyum tipis mendengar perkataan dari calon Ratunya. "Kalian berdua bisa pergi sekarang." Aistan menatap dua pilar kesayangannya yang masih setia berdiri di belakang Kyline.

Doren dan Chen yang mendengar perintah Aistan langsung menganggukan kepalanya dan menghilang dari aula itu.

Aistan menggerakan jarinya ke udara, dalam sekejap mucul sebuah barier tipis yang mengelilingi Aistan dan Kyline.

Aistan langsung duduk di kursi tunggal yang berada di aula itu, lalu ia menarik Kyline ke pangkuannya.

Sontak Kyline membulatkan matanya karena terkejut dengan perlakuan Aistan yang tiba-tiba.

"Kamu ingin saranku yang sebagai seorang Raja atau sebagai seorang Aistan?"

Kyline menatap dalam manik biru laut di depannya, ia hanya ingin meminta saran dari seorang Aistan yang di kenalnya ketika di academy, bukan sesosok Aistan yang sebagai Raja, karena Kyline tidak ingin Aistan mengaitkan masalah ini dengan hukum Kerajaan.

Aistan yang seakan mengerti arti tatapan dari Kyline langsung menyunggingkan senyum tipisnya. "Cara yang paling bijak bagi seorang Aistan untuk menghukum seseorang adalah dengan cara cari kelemahan mereka lalu siksa sepenuhnya, patahkan seluruh taring mereka dengan kekuatanmu, buat mereka ketakutan jika teringat tentangmu." Aistan berkata dengan nada sarkasnya.

Kyline membuka mulutnya begitu mendengar perkataan dari seorang Aistan. Ia baru menyadari jika Aistan adalah sesosok yang kejam, padahal saat bersama dengannya Aistan jarang sekali menunjukan sifat yang seperti itu. Kyline jadi ingin mengetahui sifat Aistan lebih banyak lagi, sifat yang belum ia ketahui sampai saat ini.

Aistan tertawa pelan melihat raut wajah Kyline yang antusias. "Sebenarnya apa saja isi dari otak kecilmu ini?" Aistan menyentil jidat Kyline karena menatapnya tanpa berkedip.

Kyline mengaduh lalu berdecak pelan. "Seharusnya aku yang bilang begitu Ais, aku selalu penasaran dengan isi kepalamu."

Aistan menaikan sebelah alisnya mendengar perkataan Kyline. "Isi kepalaku saat ini hanya sedang memikirkan bagaimana caranya untuk membahagiakan Ratuku."

Me And My GuardianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang