60.

15K 1.7K 148
                                    

HAPPY READING!

••••

"Meira." Kyline membuka pintu kamarnya dengan geram.

Meira mengerutkan keningnya menatap Kyline yang tidak biasa. "Ada apa Kyline?"

"Kau tau tua bangka itu berencana mendatangi kastil kita?" Kyline duduk di kasurnya memandang Meira.

Meira menutup bukunya lalu memandang Kyline dengan serius. "Apa rencanamu?"

Kyline memejamkan matanya lalu menghela napas pelan. "Biarkan saja, kosongkan kastil itu seolah-olah seperti kastil yang sudah lama tidak di tempati."

Meira menatap netra violet di hadapannya dengan heran. "Kau serius Kyline? Banyak barang berharga di kastil itu, kita bisa melawan mereka Kyline."

"Aku tidak ingin ada pertumpahan darah Meira, apalagi di antara kalian berlima ada yang terluka." Kyline berjalan ke arah jendela kamarnya.

"Itu memang tugas kita Lady, kita berlima sudah lebih dari cukup untuk melawan mereka, mau sampe kapan kau bersembunyi terus?"

Kyline memandangi langit dari jendela kamarnya, Kyline memejamkan matanya erat membiarkan angin berhembus menerpa wajahnya. Ia lelah harus menjadi buronan di tempat asalnya sendiri yang seharunya menjadi tempatnya untuk berlindung, ia ingin semua ini cepat berakhir.

Ini sudah cukup jauh dari rencana awalnya untuk balas dendam. Tapi apa dengan menghancurkan kerajaan Napela ia bisa tenang? Bagaimana dengan rakyat-rakyat yang tidak bersalah yang akan menerima getahnya dari perang yang akan ia munculkan nanti?

Bagaimana dengan keluarga dari prajurit yang ikut berperang? Bagaimana dengan anak-anak mereka? Apa kehidupan bisa kembali normal jika perang telah terjadi? Lalu siapa yang akan memimpin kerajaan Napela?

Kyline menunduk, setetes air mata keluar dari pelupuk matanya. Apa selama ini ia hanya di butakan oleh dendam?

Kyline mengepalkan kedua tangannya erat. Banyak pihak yang akan mengambil keuntungan dari perang itu.

Apa dirinya bisa mengatasi itu semua?

Apa dengan membunuh Ayahnya...ia bisa kembali hidup normal?

Kyline menatap langit yang perlahan berubah warna menjadi jingga.

Bunda, apa perbuatan Kyline ini sudah benar?

Ia sangat ingin hidup seperti murid-murid di academy ini. Belajar, bermain, memiliki teman. Kyline ingin itu semua. Tapi sudah terlalu terlambat untuk menyesal.

Meira menghela napas melihat Kyline seperti ini. Kyline pantas bahagia, sudah cukup selama ini penderitaan yang di hadapinya. Ia harus berbuat sesuatu.

"Ku harap kau akan mengambil keputusan yang tepat Kyline, Kita udah sejauh ini." Meira berdiri dari kursinya, lalu menghilang secepat kedipan mata.

"Kamu terlalu banyak pikiran sayang." Seseorang memeluk Kyline dari belakang lalu membenamkan wajahnya di lekukan leher Kyline.

"Ais." Kyline berbisik dengan nada lirih.

"Jangan terlalu mikirin sesuatu yang belum tentu terjadi." Aistan mencium tengkuk Kyline dengan sayang.

"Belum tentu terjadi? Apa maksudmu?" Kyline mendongak untuk menatap Aistan.

"Bukan apa-apa." Aistan mengelus rambut Kyline yang sangat lembut.

Me And My GuardianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang