57.

19.1K 2K 203
                                    

"Tidak ada yang tau pemikiran seorang Aistan sayang. Sejak kecil Aistan tidak pernah bertanya tentang Ayahnya, gimana kalo kamu tanya langsung ke Aistan."

Kyline menggelengkan kepalanya pelan. "Aistan selalu menghindar jika aku ingin bertanya tentang masa lalunya bun."

Ratu Elise tersenyum maklum lalu mengelus kepala Kyline dengan lembut. "Nanti sayang tidak harus sekarang. Bunda yakin akan ada saatnya Aistan terbuka sepenuhnya kepadamu."

Kyline tersenyum tipis menatap Ratu Elise. "Terima kasih bun."

Kyline memeluk erat Ratu Elise kedekapannya. Menyalurkan rasa rindunya terhadap bundanya yang telah tiada.

"Apapun untukmu sayang." Ratu Elise tersenyum manis ke arah Kyline lalu mengedikan dagunya ke arah belakang Kyline.

Sontak Kyline langsung menoleh ke belakangnya, seketika senyumnya bertambah lebar melihat salah satu Guardiannya ada di hadapannya.

"Hormat hamba, your majesty." Lilaps membungkukkan setengah tubuhnya ke arah Ratu Elise.

"Lilaps, senang melihatmu kembali di kerajaan ini." Ratu Elise tersenyum lembut menatap lelaki di hadapannya.

"Altair berada dimana Lila?" Kyline mengerutkan keningnya memandang Lilaps.

"Itu." Lilaps menunjuk ke arah belakangnya yang terlihat sesosok anak kecil sedang berlarian dari dalam istana.

"Sayang jangan lari-lari." Kyline berdiri dari kursinya lalu merentangkan kedua tanganya ke arah Altair.

"BUNDA!!" Altair masuk ke dalam dekapan Kyline dengan erat.

Kyline balas memeluk Altair dengan erat. Menyalurkan rasa rindunya karena jarang bertemu.

"Bunda Altair kangen." Altair menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Kyline, menghirup aroma Kyline yang membuat naluri vampirnya bergejolak.

Kyline tersenyum tipis mendengar desisan Altair di pelukannya. Ia paham Altair sudah bertambah dewasa dan sama seperti kaum vampire lainnya, jika mencium wangi yang memabukan akan tergiur.

"Lady." Lilaps memanggil Kyline dengan suara cemasnya.

"Iya, aku mengerti Lila." Kyline tersenyum manis menatap Lilaps untuk menenangkannya.

Altair melepaskan pelukannya lalu memandang Kyline dengan mata yang berkilat.

"Bunda Altair haus." Netra semerah darah Altair mengerjap pelan memandang Kyline.

"Sini sayang makan bersama Oma ya, Bunda Altair ada urusan sebentar." Ratu Elise mengangkat Altair ke dekapannya, lalu di ciumnya pipi gembul Altair.

Kyline mengalihkan pandangannya ke arah Ratu Elise, seketika ia tersenyum tipis.
"Makasih bun."

Ratu Elise menganggukan kepalanya pelan. Lantas berjalan menjauh bersama Altair di gendongannya.

"Insting vampire Altair udah mulai aktif Kyline." Lilaps memandang Kyline yang sedang melambaikan tangannya ke arah Altair.

"Aku tau, jangan biarkan Altair meminum darah manusia Lila. Biasakan dia untuk meminum darah hewan." Kyline mengalihkan pandanganya ke arah Lilaps.

Lilaps mengangguk mengerti, lalu mengedarkan pandanganya ke sekitar. "Kyline, dimana Aistan?"

"Hmm, ntahlah." Kyline mengedikan bahunya menatap sekitarnya.

"Sudah lama aku tidak berduaan denganmu." Lilaps mengedipkan sebelah matanya ke arah Kyline.

Kyline tertawa pelan melihat raut wajah Lilaps. "Astaga, kau terlihat seperti anak kecil yang sedang menggoda wanita dewasa."

Lilaps mendelik kesal ke arah Kyline. "Aku bukan anak kecil lagi Kyline, kau menyebalkan sekali."

Me And My GuardianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang