Chapter 24

1.4K 138 8
                                    

Jangan lupa vote and coment

Happy reading ^^

¡¡¡

"Kapan kita ketemu Jake?" Tanya Sunghoon.

"Nanti aja deh mikirin itu, sekarang lebih baik lo istirahat ya ga capek apa 12 jam jalan ke sini masih mau ke rumah sakit, iya si lo masih muda lah gue encok dek"

Sunghoon cemberut "tapi kan aku kangen Jake kak"

"U pikir kakak nggak hah, lagian lebih lama gue ga ketemu adek gue jangan lebay deh"

"Iya deh kak" ucap Sunghoon sambil menghentak hentakkan kakinya masuk kedalam kamar.

'Anjr ini ukenya adek w apa ya' batin Jeno.

¡¡¡

Keesokan harinya, apartemen Yeonjun didatangi oleh sang ibu dari 3 bersaudara itu.

Sunghoon yang baru keluar dari kamar dengan pakaian yang rapi langsung terkejut saat melihat wanita parubaya yang sedang memasak di dapur.

"Mama?" Ucap Sunghoon gugup.

"Eh pagi Hoon sini cicip masakan mama" tangannya mengisyaratkan Sunghoon untuk mendekat.

"Enak nggak?" Tanyanya dengan wajah penuh harap.

Sunghoon mengangguk sambil menahan air matanya, ia pikir ia bakal diusir karena datang diam diam.

"Mama nggak marah sama Sunghoon?" Langsung mendapat gelengan dari wanita itu.

"Kenapa marah ke kamu?"

"Kalo mama nggak marah, kenapa telepon Sunghoon ga pernah dijawab"

"Ah itu nomor ponsel mama udah berubah, jadi nggak inget nomormu juga"

"T-terus kak Yeonjun?"

"Ah dia, biar mama yang urus ya sayang" ucapnya sambil mengusap wajah Sunghoon.

"Ehkhm" dehaman Jeno membuat kedua orang yang sedang melepas rindu itu menoleh kepadanya.

"Calon mantu aja diinget, anak sendiri dibuang kit atilah Jeno"

Mama Sim hanya bisa tertawa melihat kelakuan putranya yang satu ini.

"Sudah nanti aja lepas rindunya, mama hari ini harus pergi ke suatu tempat Jeno kamu anterin makanan ini ya ke Jake. Dia nggak suka makanan rumah sakit."

"Ah oke ma"

"SUNGHOON IKUT"

"I-Iya ikut aja njir kok teriak, kasian tu kuping mama" ucap Jeno histeris.

"Jeno jaga mulut" ucap wanita itu sambil menatap tajam mata Jeno.

"eh maap ma, ga sengaja sumpah licin banget lagian nih mulut" sambil menampar bibirnya sendiri.

¡¡¡

Sesampainya di rumah sakit Jeno menyerahkan wadah makanan itu kepada Sunghoon dan segera berlari kearah toilet. Sedari tadi di perjalanan perut Jeno mules membuat mereka mengebut untuk sampai ke rumah sakit.

Sunghoon berjalan sendiri kearah tempat yang sudah diberitahukan mama sim. Ia terus berjalan menyusuri lorong lorong rumah sakit tidak tau arah sebab tidak mau bertanya. Namun hampir sampai di ujung lorong, ia melihat seseorang yang sangat dikenalnya.

"Jay" orang yang merasa terpanggil menoleh kebelakang dan terkejut dengan kehadirannya.

"SUNGHOON!?" Ucap Jay dengan mata yang membulat.

"Lo ngapain sampe bisa nyasar ke Aussie, nggak mungkin kan nyariin gue karena Jungwon?"

"Ya nggaklah, gue mau ketemu sama tunangan gue"

"Lah tunangan lo nyasar sampe Aussie gimana ceritanya dah"

"Adadeh, oh iya lo kan udah biasa disini lo tau nggak kamar nomor 215 dimana?"

"Tau, yok ikut gue"

Saat mereka sudah sampai di depan kamar yang dicari, Jay mendapatkan telepon tiba tiba yang membuatnya harus pergi dari sana.

Sunghoon ditinggal sendirian, entah mengapa tiba tiba jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya. Ia memberanikan diri untuk memegang gagang pintu ruangan tersebut.

Perlahan-lahan pintu terbuka menampilkan seseorang dengan sedang berdiri membelakanginya.

TBC

Hm kangen book ini nggak?

Btw walaupun blm sampe goals aku tapi chapter 1 udah hampir 100 vote jadi aku up wkwk.

Aku menahan diri untuk tidak membalas komen kalian kemarin 😉.

Apakah book ini akan end sebentar lagi? Atau masih berlanjut 🤔.

Tunggu aja minggu depan eh ga tau pokoknya sampe aku mood lagi ngelanjutin 😏.



See u 😘

Evanescent [Sungjake/jakehoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang